50% Penduduk Berusia Produktif, Menkeu: Indonesia Berpotensi Jadi Pemain Kunci Sektor Syariah

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 2 Agustus 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 23.251 Kali
Menkeu Sri Mulyani (kiri) mendampingi Presiden Jokowi membuka World Islamic Economic Forum, di JCC, Jakarta, Selasa (2/8) pagi. (Foto: Rahmad/Humas)

Menkeu Sri Mulyani (kiri) mendampingi Presiden Jokowi membuka World Islamic Economic Forum, di JCC, Jakarta, Selasa (2/8) pagi. (Foto: Humas/Rahmat)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengemukakan, dengan populasi muslim terbesar di dunia, dihuni lebih dari 250 juta penduduk  dan 50% populasi masuk kedalam umur produktif, di bawah 30 tahun, Indonesia bisa menjadi penggerak utama pertumbuhan berkelanjutan (sustainable growth).

“Dengan kelas menengah yang besar dan pekerja yang terdidik, WIEF (World Islamic Economic Forum) sangat tepat menjadikan Indonesia sebagai pemain kunci yang potensial dalam sektor syariah, termasuk keuangan syariah, bisnis halal, serta fesyen, dan industri kreatif,” kata Sri Mulyani saat memberikan sambutan dalam World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (2/8).

Menkeu menilai dengan memilih tema “Decentralising Growth & Empowering Future Business” yang menggarisbawahi pentingnya peran dari UMKM dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi, ada 3 (tiga) langkah sangat penting yang dilakukan WIEF.

Pertama, menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah – swasta, yang artinya memberikan harapan yang tinggi kepada kerja sama pemimpin negara, pembuat kebijakan, dan pengusaha khususnya UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), pebisnis start up, dan penemu (inventor).

“Melalui ini, kita harapkan decentralising growth akan memberikan lebih banyak kesempatan kepada UMKM untuk menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi,” ujar Menkeu seraya menyebutkan, UMKM merupakan pemain penting pencipta lapangan kerja dan penyelamat di saat krisis ekonomi.

WIEF ke-12, lanjut Menkeu, diharapkan tidak hanya membawa kerja sama ini, tapi juga memasukkan pertukaran budaya, misalnya MOCAFest yang memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk memulai berbisnis.

Langkah kedua, menurut Menkeu, pemerintah dan swasta harus mendorong inovasi. Ia menyebutkan, saat ini, bisnis berbasis komunitas ditunjang pembangunan teknologi digital, meningkat pada ekonomi kita.

“Inovasi menciptakan nilai dan tentu saja mengurangi biaya. IdeaPad adalah contoh bagaimana kita bisa memfasilitasi idea-idea baru, yang ada di masyarakat menjadi sebuah konsep yang bernilai ekonomi, di mana pebisnis start up bertemu investor,” terang Sri Mulyani.

Langkah ketiga, lanjut Menkeu, adalah mentransformasi semuanya menjadi langkah konkrit. Menkeu menegaskan, kebijakan, strategi, dan diskusi hanya akan menguntungkan semua pihak jika selalu ditransformasikan ke usaha yang menguntungkan.

“Inilah tempat di mana jaringan bisnis datang untuk mendorong pelaku usaha untuk bertemu, bernegosiasi, dan menciptakan peluang serta berbagi pengalaman. Sehingga mereka (UMKM) bisa berkontribusi lebih banyak pada perekonomian,” papar Sri Mulyani. (FID/DID/ES)

 

 

Berita Terbaru