Agar Bisa Bekerja Baik, Presiden SBY Dorong Peningkatan Remunerasi Jaksa

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 12 September 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 67.355 Kali

mobil_golfAgar para abdi negara khususnya para jaksa bisa bekerja dengan baik dan mengurangi kecenderungan penyimpangan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam satu-dua minggu terakhir terus mendorong agar penyelesaian untuk pemberian remunerasi dan tunjangan fungsional segara dirampungkan.

“Insya Allah bisa dan saya juga sudah berbicara dengan para menteri terkait,” kata Presiden SBY saat meresmikan Kawasan Adhyaksa Loka dan Rumah Sakit Umum Adhyaksa di Jalan Hankam Raya Nomor 60, Ceger, Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (12/9) pagi.

Presiden mengaku telah membicarakan hal ini kepada menteri-menteri terkait, seperti Menteri Sekretaris negara, Sekretaris kabinet, dan juga Menteri Keuangan. Ia berharap remunerasi ini bisa rampung secepatnya sehingga bisa mengikuti apa yang didapatkan oleh hakim dan juga lembaga lain.

Mengenai berapa besaran remunerasi yang bakal diterima para jaksa, menurut SBY, masih dihitung pemerintah. Namun diharapkan, bisa berharap setara dengan institusi lain yang sudah lebih dulu mendapat remunerasi.

“Jumlahnya berapa, inilah yang sedang kami bikin supaya lebih adil,” ungkap SBY.

Dengan kesejahteraan yang semakin meningkat, Presiden berharap penyimpangan-penyimpangan di lingkungan kejaksaan yang hingga kini masih sering ia terima laporannya akan semakin berkurang.  “Saya berharap perilaku menyimpang ke depannya bisa terus ditekan di semua sektor,” tegasnya.

Saat menyampaikan sambutan itu, Presiden SBY sempat melihat ke arah wakil ketua KPK Busyro Muqoddas yang tersenyum ketika disampaikan soal remunerasai Jaksa.

“Pak Busyro tersenyum di belakang karena kita ingin kalau kesejahteraannya meningkat dan tunjangannya baik, maka penyimpangannya jauh berkurang dan ini akan meringankan tugas KPK,” kata Presiden SBY yang disambut tepuk tangan jajaran kejaksaan yang hadir di acara tersebut.

Kinerjanya Meningkat                                                                                                               

Dalam kesempatan itu, Presiden SBY juga memberikan apresiasi atas peningkatan kinerja Kejaksaan Agung. Peningkatan kinerja ini bisa dilihat dari catatan perkara yang ditangani. Misalnya, aset negara yang berhasil diselamatkan dalam kurun waktu 2004-2014 adalah Rp 13,33 triliun dan 19,06 juta dollar AS.

“Ini tentu bukti nyata bahwa saudara di jajaran Kejaksaan, baik Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi seluruh Indonesia terus bekerja untuk melaksanakan tugas negara sambil melaksanakan reformasi dan peningkatan kinerja,” ujar SBY.

SBY berpesan, sejalan dengan transformasi yang dilakukan bangsa Indonesia, ada dua hal penting dalam kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat. Keduanya adalah demokrasi yang makin matang dan berkualitas, serta hukum dan keadilan yang semakin tegak. “Kebebasan, penghormatan kepada HAM dan nilai-nilai demokrasi yang lebih penting,” jelas Presiden.

Kalau negara hanya mengutamakan ketertiban, keamanan, dan pembuat aturan semata, lanjut Kepala Negara, maka negara bisa mengarah ke sesuatu yang otoritarian. Itu sesuatu yang ujungnya bisa menghasilkan tirani.

Presiden mengingatkan, tirani dan anarki adalah musuh kita semua. Oleh karena itu Presiden SBY mengajak semua pihak untuk mem bangun secara paralel demokrasi dan tegaknya hukum serta keadilan. “Meski berbeda-beda menyampaikan pandangannya, bebas mengkritik, tapi tidak boleh melawan hukum atau melanggar aturan yang berlaku,” tutur SBY.

Hadir dalam peresmian Kawasan Adhyaksa Loka dan Rumah Sakit Umum Adhyaksa antara lain Jaksa Agung Basrif Arief, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menkes Nafsiah Mboi, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, dan Gubernur DKI Joko Widodo.

Seusai peresmian, Presiden SBY didampingi Gubernur DKI Joko Widodo yang merupakan Presiden Terpilih RI 2014-2019, serta Jaksa Agung Basrief Arief meninjau kawasan Adhyaksa Loka dengan menggunakan mobil golf. (*/ES)

Berita Terbaru