Amanat Presiden Joko Widodo pada Upacara Peringatan Hari  Lahir Pancasila, 1 Juni 2017, di Halaman Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 1 Juni 2017
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 10.616 Kali

Logo-Pidato2-10

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Salam kebajikan,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya.

 

Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia, Ketua dan Wakil Ketua Lembaga-Lembaga Negara,
Yang saya hormati Bapak Try Sutrisno dan Bapak Boediono,
Yang saya hormati keluarga para pejuang perumus Pancasila, Keluarga Sukarno, Keluarga Mohammad  Hatta, Keluarga Radjiman Wedyodiningrat, Keluarga Mohammad Yamin, serta Keluarga  Soepomo,
Yang saya hormati para pemuka agama dan tokoh masyarakat, pimpinan perguruan tinggi, dan pimpinan redaksi,
Yang saya hormati perwakilan organisasi pemuda, organisasi mahasiswa dan pelajar, serta seluruh peserta upacara yang saya banggakan.

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa pada pagi hari ini kita dapat berkumpul menyelenggarakan Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila  untuk yang pertama kalinya. Upacara ini meneguhkan komitmen  kita agar kita lebih mendalami, lebih menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat, sebagai dasar berbangsa dan bernegara.

Pancasila merupakan hasil dari sebuah rangkaian proses, yaitu rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan oleh lr.  Sukarno, Piagam Jakarta tanggal  22 Juni 1945, dan rumusan final Pancasila tanggal 18 Agustus 1945.

Adalah jiwa besar para founding fathers kita, para  ulama, para tokoh agama, dan para pejuang  kemerdekaan dari seluruh Nusantara sehingga kita bisa membangun kesepakatan yang mempersatukan kita.

Harus diingat bahwa kodrat bangsa lndonesia adalah kodrat keberagaman. Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah  keberagaman. Dari Miangas sampai  Rote adalah keberagaman.  Berbagai etnis, berbagai bahasa lokal, berbagai adat istiadat, berbagai agama, kepercayaan, serta golongan bersatu padu  membentuk lndonesia. ltulah  bhinneka tunggal ika kita, Indonesia.

Namun, kehidupan berbangsa dan bernegara kita selalu mengalami  tantangan. Kebinekaan kita selalu  diuji. Ada pandangan dan tindakan yang selalu mengancamnya. Ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi lain selain Pancasila. Dan semua itu diperparah oleh penyalahgunaan media sosial, oleh berita bohong, oleh ujaran kebencian yang tidak sesuai dengan budaya bangsa kita.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
Kita harus belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui  oleh radikalisme dan konflik sosial,  yang dihantui oleh terorisme dan perang saudara.  Dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal lka, kita bisa terhindar dari  masalah-masalah tersebut. Kita bisa hidup  rukun dan bergotong royong untuk  memajukan negeri ini. Dengan Pancasila, lndonesia adalah rujukan masyarakat internasional untuk membangun kehidupan yang damai, yang adil, yang makmur di tengah kemajemukan dunia.

Oleh karena itu, saya mengajak peran aktif para ulama, para ustaz, para pendeta, para pastor, para biksu, para pedanda, para pendidik, para budayawan dan pelaku  seni, para pelaku media, dan jajaran pemerintahan, TNI dan Polri, serta seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menjaga Pancasila. Pemahaman dan pengamalan Pancasila harus terus ditingkatkan.  Ceramah keagamaan dan materi pendidikan, fokus pemberitaan dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan Pancasila.

Komitmen pemerintah tidak perlu diragukan lagi. Banyak upaya telah dan terus dilakukan. Pengembangan pendidikan etika dan moral, serta berbagai program lainnya menjadi bagian integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila. Dalam rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila ini, saya telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden untuk pembinaan ideologi Pancasila. Lembaga baru ini adalah kepanjangan tangan saya yang bersama seluruh komponen bangsa memperkuat pengamalan Pancasila yang menjadi bagian integral dari pembangunan ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus bahu membahu menggapai  cita-cita bangsa sesuai Pancasila. Tidak ada pilihan lain kecuali seluruh anak bangsa harus menyatukan hati dan pikiran, mengerahkan waktu dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan kita. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus kembali ke jati diri kita sebagai bangsa yang santun yang berjiwa gotong royong dan  toleran. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus menjadikan lndonesia bangsa yang adil, bangsa yang makmur, dan bermartabat di mata internasional.

Kita harus waspada terhadap segala bentuk  pemahaman dan gerakan yang tidak sesuai dengan Pancasila.  Pemerintah pasti bertindak tegas terhadap organisasi  dan gerakan yang Anti-Pancasila, yang Anti-UUD 1945, yang Anti-NKRl, dan yang Anti-Bhinneka Tunggal Ika. Pemerintah pasti bertindak tegas terhadap paham dan gerakan komunisme yang jelas-jelas dilarang di bumi lndonesia.

Sekali lagi, mari kita jaga perdamaian, kita jaga persatuan, dan kita jaga persaudaraan. Mari kita bersikap santun dan saling  menghormati, mari kita saling toleran dan saling bahu membahu, mari kita bergotong  royong demi kemajuan lndonesia.

Selamat Hari Lahir Pancasila.
Kita lndonesia, Kita Pancasila.
Semua Anda lndonesia, semua Anda Pancasila.
Saya lndonesia, saya Pancasila.

Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatuIIahi  wabarakatuh,
Om shanti shanti shanti om, Namo buddhaya.

 

 

 

Transkrip Pidato Terbaru