Ancam Cabut Izin, Presiden Jokowi: Rumah Sakit Swasta Akan ‘Dipaksa’ Terima Pasien KIS

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 4 Mei 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 33.299 Kali
Presiden Jokowi dan warga Desa Temuwangi, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, Jateng, Senin (4/5).

Presiden Jokowi dan warga Desa Temuwangi, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, Jateng, Senin (4/5).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana mengawali kunjungan kerjanya pada Senin (3/5) pagi ini, dengan menyerahkan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada warga Desa Temuwangi, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng).

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi meminta masyarakat agar menggunakan KIS apabila sakit. Namun Presiden mengingatkan, dalam penggunaan KIS dilakukan secara berjenjang ada urut-urutannya, yaitu dari Puskesmas terlebih dahulu sampai ke Rumah Sakit sesuai dengan skala berat penyakit.

Kepada rumah sakit pun, Presiden Jokowi meminta agar melayani pasien yang membawa KIS dengan baik, karena kartu sehat bukan berarti gratis, tetapi dibayarkan oleh pemerintah. “Apabila ada pemegang kartu yang merasa tidak dilayani oleh Rumah Sakit dengan baik, harap dilaporkan,” pinta Presiden.

Diakui Presiden Jokowi, belum semua rumah sakit menerima pemegang KIS, khususnya rumah sakit swasta. Namun ke depan, lanjut Presiden, rumah sakit swasta akan dipaksa untuk menerima pasien pemegang KIS. “Apabila tidak mau menerima maka akan dicabut izinnya,” tegas Presiden.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyerahkan KIP kepada perwakilan anak SD, SMP, dan SMA. Pemegang KIP itu mendapatkan bantuan biaya pendidikan masing-masing sebesar Rp 400 ribu/tahun (SD), untuk SMP sebesar Rp 750 ribu/tahun, dan untuk siswa SMA sebesar Rp 1 juta/tahun.

Presiden Jokowi juga menyempatkan diri melakukan dialog dengan perwakilan anak SMA untuk memotivasi minat belajr mereka. Namun terdapat kejadian lucu saat  Presiden memotivasi salah satu pelajar untuk menambah jam belajarnya, dijawab siswa tersebut dengan kalimat, “Stres kalau belajar terus”.

Presiden Jokowi mengingatkan, bahwa KKS, KIP, dan KKS menggunakan anggaran dari pemerintah. Karena itu, ia meminta masyarakat yang menerimanya agar menggunakan dengan sebaik-baiknya.

Kepada para guru dan orang tua, Presiden Jokowi berpesan agar mengawasi anak-anak penerima KIP.  “Anak-anak belajar harus dipantau, jangan hanya dibiarkan agar anak-anak dapat menjadi orang yang berguna,” tutur Kepala Negara.

Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Mendikbud Anies Baswedan, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Dirut PT BPJS Kesehatan Fahmi Idris, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (GMD/Humas Setkab/ES)

 

 

 

Berita Terbaru