Baru Tersalurkan Rp 4 Triliun, Pemerintah Cari Cara Permudah Penyalurkan KUR Rp 30 Triliun

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 5 Oktober 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 42.550 Kali
Menko Perekonomian Darmin Nasution

Menko Perekonomian Darmin Nasution

Hingga 30 September lalu, dari alokasi anggaran yang tersedia Rp 30 triliun, Kredit Usaha Rakyat (KUR) baru bisa tersalurkan Rp 4,024 triliun. Untuk itu, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pemerintah tengah mencari cara untuk bisa memudahkan penyaluran KUR itu.

“Dengan beberapa usulan kalau memang ingin ada percepatan lebih jauh lagi yang sebetulnya sudah ada percepatan sebelumnya, usulan tersebut pada dasarnya adalah agar sektor usaha yang dapat dibiayai itu tidak usah terlalu dirinci sektornya, yang penting kegiatannya produktif,” kata Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution kepada wartawan seusai rapat terbatas membahas masalah KUR, di kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/10) petang.

Menko Perekonomian mengemukakan, target penyaluran KUR Rp 30 triliun yang ditetapkan pertengahan Agustus lalu itu sangat besar. Apalagi waktunya hanya tinggal 4,5 bulan karena pada tahun-tahun sebelumnya juga KUR tidak sebesar itu, meskipun bunganya cukup rendah yaitu 12% per tahun.

Dengan pengalaman yang coba didorong dengan seluruh kemampuan yang ada sampai saat ini, Darmin memperkirakan, jika tidak ada terobosan lain maka sampai akhir tahun realisasi penyaluran KUR hanya akan mencapai Rp 19,24 triliun, sehingga  ada tersisa hampir Rp 11 triliun.

Menurut Darmin, salah satu penyebab rendahnya realisasi penyaluran KUR adalah KUR untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Hal ini karena adanya kendala aturan, seperti di Hongkong, yang tidak memberikan keleluasaan bagi para TKI untuk membuka rekening perbankan di sana.

Untuk itu, lanjut Darmin, bisa dilakukan pada waktu ada pelatihan di tanah air, para TKI sudah melakukan proses membuka rekening, dan sudah dibuat untuk memenuhi prudential. “Mungkin ada sedikit penyederhanaan, itu dia bisa menjadi nasabah BNI cabang Hongkong dan dia bisa komunikasi pakai sms banking,” terang Darmin.

Intinya, lanjut Darmin, sebetulnya bagaimana memfasilitasi TKI untuk bisa pada waktu berangkat ada kredit karena faktanya mereka pinjam kredit bank asing dengan tingkat bunga yang relatif besar dari KUR. Atau barangkali pada saat dia pulang daripada dia harus balik lagi jadi TKI, mungkin dia meminjam sedikit  tambahan untuk melakukan kegiatan lain. (SLN/RAH/ES)

Berita Terbaru