Beri Waktu 3 Tahun, Presiden Jokowi Berharap Sulteng Ekspor ‘Stainless Stell’

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 29 Mei 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 37.764 Kali
Presiden Jokowi berkunjung ke Parigi Moutong, Sulteng, Jumat (29/5) siang, untuk membagikan KIS, KIP, dan KKS kepada masyarakat

Presiden Jokowi berkunjung ke Parigi Moutong, Sulteng, Jumat (29/5) siang, untuk membagikan KIS, KIP, dan KKS kepada masyarakat

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut gembira pembangunan smelter industri pengolahan nikel, yang dibangun PT Sulawesi Mining Investment (SMI), di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), yang diresmikannya Jumat (29/5) siang. Presiden berharap, Sulteng tidak lagi mengekspor raw material atau barang mentah tetapi minimal sudah menjadi barang setengah jadi.

“Saya berikan target minimal 3 (tiga) tahun harus bisa memproduksi barang jadi, bukan raw material tetapi nantinya harus susah stainless stell,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan seusai membagikan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tegah, Jumat (29/5) sore.

Presiden menyebutkan, jika diekspor dalam bentuk raw material nikel Sulteng hanya dihargai 30 dollar AS per metric ton. Sementara kalau sudah diolah menjadi setengah jadi harganya naik drastis jadi 1300 dollar AS per metrik ton, dan kalau diekspor dalam bentuk stainless stell dihargai 2600 dollar AS/metrik ton.

Presiden Jokowi menjawab wartawan soal pembangunan smelter, saat berkunjung ke Kab. Parigi Moutong, Sulteng, Jumat (29/5) sore

Presiden Jokowi menjawab wartawan soal pembangunan smelter, saat berkunjung ke Kab. Parigi Moutong, Sulteng, Jumat (29/5) sore

“Ini akan memberi nilai tambah, akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Morowali. Bisa tanya ke gubernur berapa pertumbuhan ekonomi Morowali, 17 persen. Karena apa? Karena  adanya investasi,” tutur Jokowi.

Presiden mengingatkan daerah-daerah lain agar memikirkan hal yang sama, jangan sampai mengekspor barang tambang dalam bentuk barang mentah. Namun harus diolah sehingga ada nilai tambah bagi negara kita.

Soal kemungkinan memberikan insentif bagi investor yang mau membangun smelter, Presiden Jokowi mengatakan, kalau memang memberikan nilai tambah semua akan dikalkulasika. “Menteri Keuangan yang memberika tax holiaday, tapi pengajuannya ada hitung-hitungannya,” tutur Jokowi.

Geser Ke Luar Jawa

Diakui oleh Presiden Jokowi jika hilirisasi bahan mentah di luar Jawa itu akan mempersempit pergerakan bahan mentah antar wilayah Barat dan Timur, dan juga dari luar Jawa ke Jawa. Menurut Presiden, hal ini sejalan dengan rencana pemerintah mulai menggeser industrialisasi ke luar Jawa.

Menurut Presiden Jokowi, selama ini industri terlalu difokuskan pada kawasan Barat Indonesia saja. Namun kini tidak lagi. Dia yakin pengembangan kawasan industri ke kawasan Timur akan mampu meratakan pembangunan

“Kebijakan kita sekarang menyebarkan industri tidak hanya di Jawa tapi juga di luar Jawa tetapi di Indonesia bagian Timur,” kata Jokowi seraya menunjuk contoh pembangunan smelter nikel di Morowali itu.

Terkait beberapa kekurangan seperti airport dan pelabuhan laut, Presiden Jokowi menekankan, bahwa itu adalah tugas pemerintah untuk menyediakannya.

Presiden Jokowi berada di Parigi Moutong untuk membagikan KIS, KIP, dan KKS. Mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan ini antara lain Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Kesehatan Nina F. Moeloek, dan Menter PUPR Basuki Hadimuljono. (Humas Setkab/ES)

 

 

Berita Terbaru