Buka Forum Demokrasi Bali IX, Presiden Jokowi: Indonesia Adalah Rumah Bagi Kemajemukan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 8 Desember 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 24.246 Kali
Presiden Jokowi berfoto bersama dengan para peserta Bali Democracy Forum, Kamis (8/12). (Foto: Humas/Rahmat)

Presiden Jokowi berfoto bersama dengan para peserta Bali Democracy Forum, Kamis (8/12). (Foto: Humas/Rahmat)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, Indonesia memiliki keberuntungan karena memiliki sejarah kemajemukan yang sangat panjang. “Indonesia adalah rumah bagi kemajemukan,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya saat membuka Bali Democracy Forum (BDF) IX, yang berlangsung di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Kamis (8/12) pagi.

Sekitar 85 persen dari lebih 250 juta penduduk Indonesia, menurut Presiden, adalah muslim. Ia menyebutkan, Islam masuk ke Indonesia pada sekitar abad ketujuh, dan sejarah Indonesia mengajarkan bahwa ajaran Islam masuk ke Indonesia dengan cara damai.

“Nilai mengenai perdamaian inilah yang sampai saat ini terus dipegang oleh umat Islam di Indonesia,” kata Presiden seraya menambahkan, selain Islam, Indonesia adalah rumah bagi umat Kristiani, Katolik, Hindu, Budha, dan Khonghucu.

Presiden menegaskan, bahwa nilai-nilai perdamaian juga dipegang teguh oleh semua umat di Indonesia. Untuk itu, Presiden Jokowi mengapresiasi rencana peserta Bali Democracy Forum berkunjung ke Pondok Pesantren Bali Bina Insani di Kabupaten Tabanan, Jumat (9/12) besok.

“Anda semuanya dapat membayangkan, tanpa nilai toleransi yang tinggi, bagaimana mungkin sebuah pondok pesantren dapat hidup dengan aman dan nyaman di tengah masyarakat yang mayoritasnya penduduknya adalah penganut agama lain. Ini semuanya telah mendorong sinergi alami antara agama, toleransi, dan demokrasi di Indonesia,” tutur Presiden.

Perjuangkan Demokrasi
Terkait dengan demokrasi, Presiden Joko Widodo mengemukakan, dalam sejarahnya rakyat Indonesia dengan gigih terus memperjuangkan demokrasi, karena dengan demokrasi setiap orang memiliki hak dan kewajiban yang sama, check and balance akan bekerja, dan every single voice matters.

“Rakyat Indonesia berkeyakinan bahwa melalui demokrasi maka Indonesia akan menjadi lebih baik,” ungkap Presiden Jokowi.

Presiden menegaskan, bahwa demokrasi juga merupakan proses yang artinya semua pihak terus belajar dari proses yang dijalani dalam demokrasi. Ia juga mengingatkan para peserta forum tentang perlunya belajar dari pengalaman negara lain dalam berdemokrasi.

Oleh karena itu, Presiden menegaskan bahwa Indonesia memiliki komitmen yang tinggi untuk menjadikan Forum Demokrasi Bali sebagai suatu forum yang nyaman bagi setiap negara untuk berbagi mengenai pengalaman dan tantangan dalam berdemokrasi, serta menggemakan kerja sama untuk saling bantu membantu dalam berdemokrasi.

“Forum ini bukan forum untuk finger pointing exercise. Justru forum ini harus digunakan untuk saling memperkuat satu sama lain,” kata Presiden seraya menambahkan, melalui Institut Demokrasi dan Perdamaian, Indonesia siap mengembangkan kerja sama konkret di bidang demokrasi dan perdamaian.

Pembukaan Bali Democracy Forum itu dihadiri oleh mantan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kofi Annan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Bali Democracy Forum IX itu diikuti oleh dihadiri tokoh dunia, pemenang Nobel Perdamaian, para Menteri Luar Negeri, dan delegasi dari 94 negara dan organisasi-organisasi internasional. (UN/ES)

Lihat juga:
Video Rangkaian Kunjungan Kerja Presiden Joko Widodo ke Bali, 8 Desember 2016

Berita Terbaru