Dukung MEA 2015, Jokowi: Indonesia Tidak Akan Biarkan Jadi Pasar Semata

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 13 November 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 46.558 Kali

Pres Jokowi di ASEAN oleh AWPresiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kembali komitmen pemerintah Indonesia untuk memajukan kerjasama ASEAN, termasuk dalam mewujudkan masyarakat ASEAN 2015.

Berbicara pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-25 ASEAN di Nar Pyi Taw, Myanmar, Rabu (12/11), Presiden Jokowi mengemukakan, bagi Indonesia, ASEAN adalah wadah membangun kerjasama yang bermanfaat bagi rakyat kita, bagi pembangunan di negara-negara kita, bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan kita.

Terkait hal itu, menurut Jokowi,  Indonesia tetap berkoitmen untuk mewujudkan masyarakat ASEAN 2015. Namun Presiden mengingatkan, untuk mewujudkan masyarakat ekonomi ASEAN, diperlukan peningkatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN.

“Indonesia ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi 7% di tahun-tahun mendatang,” kata Jokowi.

Presiden menegaskan, Indonesia tidak akan membiarkan dirinya menjadi pasar semata. Indonesia harus juga menjadi bagian penting dari rantai produksi regional dan global (regional and global production chain).

Untuk itu, lanjut Presiden Jokowi, ASEAN harus bekerjasama mengatasi tiga hal utama. Pertama, mempercepat pembangunan infrastruktur dan konektivitas di negara-negara ASEAN, antar negara ASEAN, antara ASEAN dengan negara-negara mitra, melalui percepatan implementasi Masterplan on ASEAN Connectivity.

Kedua, meningkatkan kerjasama investasi, industri dan manufaktur yang lebih erat diantara negara-negara ASEAN. “Indonesia dibawah pemerintahan saya terbuka untuk bisnis., terbuka untuk bisnis. Namun, Indonesia, seperti negara berdaulat manapun, harus memastikan kepentingan nasionalnya tidak dirugikan,” kata Presiden Jokowi seraya mengingatkan, kita harus menjunjung tinggi prinsip resiprokal, saling menghormati, saling menguntungkan, dan persaingan secara adil, dalam bekerjasama.

Ketiga, meningkatkan perdagangan intra-ASEAN yang saat ini masih cukup rendah, yakni 24,2 persen. Dalam lima tahun ke depan, Presiden berharap nilai perdagangan intra-ASEAN setidaknya bisa mencapai 35-40 persen.

Presiden juga menyampaikan pentingnya meningkatkan PDB ASEAN dua kali lipat, dari 2,2 triliun dollar AS menjadi 4,4 triliun dollar AS pada tahun 2030, dan mengurangi separuh angka kemiskinan di kawasan pada tahun 2030 dari 18,6 % menjadi 9,3%.

Hormati Kedaulatan

Dalam acara yang dipimpin oleh Presiden Myanmar, U Thein Sein, selaku Ketua ASEAN itu, Presiden Jokowi mengemukakan, Masyarakat Politik dan Keamanan ASEAN hanya bisa diwujudkan apabila kita menghormati kedaulatan masing-masing, menyelesaikan masalah dengan cara-cara damai, dan bersatu dalam menjaga otonomi strategis kawasan.

“Indonesia berkeyakinan, kemakmuran dan perdamaian di kawasan akan ditentukan oleh bagaimana kita bekerjasama dalam mengelola samudera,” tegas Presiden.

Indonesia, lanjut Presiden Jokowi,  berharap agar sumber-sumber konflik di laut –seperti pencurian ikan, pelanggaran wilayah, penyelundupan dan sengketa wilayah– dapat diatasi melalui kerjasama yang sungguh-sungguh.

“Kita harus memastikan bahwa laut menyatukan, bukan memisahkan kita. Kerjasama membangun konektivitas dan infrastruktur maritime harus menjadi fokus kita ke depan,” tutur Kepala Negara.

Presiden Jokowi juga mengingatkan, sebagai aktor internasional, ASEAN juga memiliki kewajiban global. Oleh karena itu, menurut Presiden Jokowi, ASEAN harus memastikan lingkungan strategisnya di Asia Timur, yang menjadi pusat gravitasi dunia, tetap damai dan stabil, sehingga kondusif bagi kemakmuran bersama.

Menghadapi sejumlah persoalan itu, menurut Presiden Jokowi, ASEAN perlu memperkuat kapasitasnya, membangun kredibilitasnya, dan mempererat persatuannya.  “Tanpa kapasitas, kredibilitas dan persatuan, mustahil ASEAN mempertahankan sentralitasnya,” kata Jokowi seraya menambahkan, ketiga elemen itu hendaknya menjadi dasar bagi langkah kita dalam membawa ASEAN ke era pasca 2015. (*/ANT/ES)

 

Berita Terbaru