Hadap Presiden Jokowi, Menlu Norwegia Ingin Perkuat Kerjasama Bidang Energi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 31 Mei 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 30.403 Kali
Presiden Jokowi berbincang dengan Menlu Norwegia Berge Brende, yang melakukan kunjungan kehormatan ke Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (31/5) siang. (Foto: Deni/Humas)

Presiden Jokowi berbincang dengan Menlu Norwegia Berge Brende, yang melakukan kunjungan kehormatan ke Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (31/5) siang. (Foto: Humas/Deni)

Menteri Luar Negeri (Menlu) Norwegia Berge Brende melakukan kunjungan kehormatan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (31/5) siang. Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi mendesak dilakukannya percepatan kerja sama dalam bidang lingkungan yang dinamakan REDD+. Sementara Menlu Norwegia menyampaikan keinginan memperkuat kerja sama di bidang energi.

Menlu RI Retno L.P. Marsudi yang mendampingi Presiden Jokowi saat menerima Menlu Norwegia kepada wartawan mengatakan, kunjungan ini adalah kunjungan pertama Berge Brende sebagai Menlu, karena sebelumnya beliau sudah berkali-kali berkunjung ke Indonesia.

Sebelum melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Jokowi, menurut Retno, dirinya dan Menlu Norwegia juga sudah melakukan pertemuan Joint Comission for Bilateral Cooperation (JCBC).

“JCBC ini adalah JCBC yang kedua yang kita lakukan dengan Norwegia, karena tahun lalu kita melakukan JCBC yang pertama. Sebelum JCBC kita juga melakukan pembukaan dialog Hak Asasi Manusia antara Indonesia-Norwegia. Dialog ini merupakan dialog yang ke-12 yang kita lakukan dengan Norwegia, karena kita dengan Norwegia telah memiliki dialog human right sejak tahun 2002,” ungkap Retno kepada wartawan seusai pertemuan Presiden Jokowi dengan Menlu Norwegia.

Saat menerima Menlu Berge Brende itu, menurut Menlu, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa hubungan Indonesia-Norwegia dalam kondisi yang baik, dan Norwegia merupakan salah satu mitra utama Indonesia.

Menurut Menlu, Presiden juga menyampaikan ada dua prioritas penting dalam kerja sama Indonesia-Norwegia. Pertama adalah di bidang lingkungan hidup dan kehutanan, khususnya kerja sama yang dinamakan REDD+ yang sudah dilakukan sejak 2010.

Di dalam kerja sama REDD+ itu, lanjut Retno, ada tiga fase, fase pertama adalah fase persiapan, fase kedua adalah fase transformasi, dan ketiga adalah fase implementasi atau kontribusinya. “Saat ini kita sedang berada di dalam fase peralihan antara fase pertama dan fase kedua. Presiden tadi memberikan arahan kiranya kerja sama ini dipercepat implementasinya, dan diminta kerja samanya yang lebih erat dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, juga dengan Badan Restorasi Gambut,” papar Retno.

Adapun prioritas yang kedua, menurut Menlu, adalah kerja sama di bidang perikanan. Ia menyebutkan, beberapa bulan lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti baru saja melakukan kunjungan ke Norwegia, dan selama kunjungan Menlu Norwegia juga diadakan pertemuan terpisah dengan Ibu Susi.  “Beberapa prioritas kerja sama di bidang perikanan antara lain adalah pemberantasan IUU Fishing, perikanan budidaya, dan pengelolaan ikan secara bertanggungjawab dan berkelanjutan,” ujar Retno seraya menambahkan, dua prioritas itulah, yang disampaikan kepada Presiden yang diinginkan oleh Indonesia untuk terus diperkuat dengan Norwegia.

Sementara dari pihak Norwegia, mereka menyampaikan bahwa hubungan perdagangan dan investasi terus meningkat karena Norwegia memiliki apa yang dinamakan Pension Fund, termasuk yang paling besar yang dimiliki di dunia, dan telah menginvestasikan dari uang Pension Fund itu sebesar 1,2 miliar dolar AS di Indonesia.

Selain itu, kerja sama yang memiliki potensi yang sangat tinggi untuk diperkuat adalah kerja sama di bidang energi terutama di energi air (hydropower). “Menlu Norwegia tadi menceritakan, hampir 100% energi yang digunakan di Norwegia menggunakan energi air ini (hydropower) dan sudah mulai ada beberapa investasi Norwegia di bidang hydropower,” kata Retno

Ditambahkan Menlu, tentunya Menlu Norwegia menilai Indonesia sebagai negara dengan situasi politik yang stabil, kemudian catatan khusus tentunya selalu disampaikan pihak asing Indonesia sebagai negara muslim yang terbesar yang demokratis, yang toleran, dan ini sangat perlu untuk disebarluaskan nilai-nilai yang dapat dijaga oleh Indonesia ke dunia yang lebih luas, dan Indonesia juga dinilai sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. (DND/ES)

Berita Terbaru