Indonesia Membutuhkan, Presiden Jokowi Ajak Anak Muda Hasilkan Terobosan Aplikasi Digital

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 30 Agustus 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 34.254 Kali
Presiden Jokowi meninjau pameran di IFFC, yang digelar di ICE, BSD, Tangerang, Banten, Selasa (30/8) pagi. (Foto: Humas/Jay)

Presiden Jokowi meninjau pameran di IFFC, yang digelar di ICE, BSD, Tangerang, Banten, Selasa (30/8) pagi. (Foto: Humas/Jay)

Presiden Jokowi mengemukakan, berkat perkembangan teknologi digital kita sekarang hidup di dunia yang terasa tanpa sekat dan tanpa batasan fisik. Banyak negara-negara yang wilayah-wilayahnya terpisah secara fisik, sekarang juga sudah bisa tersambung dalam satu dunia, yaitu dunia internet.

“Manfaat atau kemampuan teknologi digital tersebut perlu juga kita lihat sebagai sebuah kesempatan emas, terutama untuk menjangkau mereka yang selama ini belum terjangkau oleh jasa layanan keuangan formal,” kata Presiden Jokowi saat membuka Indonesia Fintech Festival and Conference (IFFC), yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten, Selasa (30/8) pagi.

Presiden menguraikan sejumlah fakta terkait sulitnya menjangkau seluruh warga yang tersebar di 17.000 pulau di tanah air. “Bahkan untuk jasa layanan keuangan yang sesederhana layanan penyimpanan uang di bank pun banyak dari masyarakat kita yang masih belum terlibat. Belum lagi untuk jasa keuangan yang lebih modern, seperti kredit usaha, kredit rumah, maupun pasar modal,” ungkap Presiden.

Karena keterasingan itu, menurut Presiden, akhirnya mereka sulit untuk memenuhi potensi maksimalnya. Mau berusaha sulit, mau punya rumah sulit, dan mau juga menabung sulit.

Oleh sebab itu, Presiden Jokowi  mengaku sangat menghargai ada beberapa bank yang sudah memiliki, misalnya BRI ada Teras Kapal BRI yang melayani dari pulau ke pulau. Kemudian juga beberapa bank juga yang sudah mau membuka di kabupaten-kabupaten terpencil. “Ini patut kita hargai,” ujarnya.

Pada kementerian terkait, Presiden mengaku juga sudah memerintahkan untuk melakukan langkah-langkah percepatan, langkah-langkah terobosan. Yang pertama, lanjut Presiden, perluasan jangkauan pelayanan perbankan dan lembaga keuangan formal dengan memperhatikan karakteristik geografis kita sebagai negara kepulauan.

Yang kedua, peningkatan kapasitas masyarakat, terutama yang tadinya dikategorikan tidak layak menjadi layak, dari yang unbankable menjadi bankable dalam memperoleh layanan keuangan oleh institusi formal.

Ketiga, lanjut Presiden, kebijakan atau peraturan yang mendukung keuangan inklusif, seperti peningkatan akses layanan jasa keuangan, terutama bagi UMKM. Dan yang keempat, perlindungan konsumen yang menjamin jaminan rasa aman.

Dorong Penciptaan Aplikasi Baru

Presiden Jokowi mengaku dirinya senang sekali mendengar bahwa beberapa anak-anak muda telah mengembangkan fintech, teknologi keuangan yang aplikasi-aplikasinya akan sangat bermanfaat bagi usaha-usaha mikro dan usaha-usaha kecil.

“Tadi misalnya saya diberikan cerita mengenai aplikasi untuk kasir. Biasanya usaha-usaha kecil, usaha-usaha mikro tidak mau mencatat karena terlalu ribet sekali, uang keluar, uang masuk, yang dibeli apa, sehingga tanpa catatan-catatan itu sulit mengakses permodalan ke bank,” tutur Presiden.

Kalau ada aplikasi untuk kasir, Presiden meyakini nanti ada aplikasi untuk akuntansi, untuk mungkin pembayaran pajak, dan lain-lain. “Saya kira ini akan memudahkan usaha-usaha kecil kita untuk bisa mengakses ke perbankan,” ujarnya.

Presiden juga membayangkan juga ada sebuah aplikasi yang bisa membantu nelayan dan petani untuk mendekatkan antara produsen dengan konsumen tanpa melalui mata rantai yang panjang, yang bisa 4, 5 ,6, 7 mata rantai yang harus dilalui, sehingga harga di produsen, petani, atau nelayan tidak menjadi semakin baik.

“Kalau itu bisa didekatkan dengan aplikasi-aplikasi teknologi yang cepat, ini saya kira akan sangat membantu usaha-usaha mikro, nelayan, dan petani,” tutur Presiden.

Presiden juga membayangkan kalau ada anak-anak muda yang bisa membangun sebuah koorporasi, dengan mengkoorporasikan nelayan dan petani sehingga mereka mempunyai skala ekonomi, sehingga mempunyai kekuatan untuk akses ke permodalan, akses ke pasar.

“Inilah saya kira hal-hal yang dulu tidak mungkin sekarang bisa dimungkinkan karena ada fintech ada teknologi informasi yang teknologi aplikasi-aplikasinya sudah kita lihat kecepatannya di negara kita sangat-sangat cepat sekali,” kata Presiden Jokowi.

Sementara untuk mempercepat peningkatan inklusi keuangan di Indonesia, Presiden Jokowi mengajak semua pihak untuk turut berpartispasi. “Kepada putra-putri Indonesia, anak-anak muda yang bergerak di fintech di bidang teknologi digital, teknologi keuangan, saya akan terus mengajak untuk berinovasi menghasilkan terobosan-terobosan seperti aplikasi digital yang tadi sudah saya sampaikan yang berguna untuk meningkatkan inklusi keuangan kita,” ujarnya.

Kepada masyarakat internasional yang miliki sumber daya dan solusi, Presiden Jokowi mengajak untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, dengan bersama-sama membangun sinergi.

Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad, dan Gubernur Banten Rano Karno. (JAY/FID/ES)

Berita Terbaru