Inflasi Juli Terendah, Presiden Jokowi: Jaga dan Tingkatkan Momentum Membaiknya Ekonomi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 3 Agustus 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 28.390 Kali
Presiden Jokowi didampingi Wapres Jusuf Kalla saat memimpin Sidang Kabinet PAripurna di Kantor Presiden, Jakarta (3/8). (Foto: Humas/Jay)

Presiden didampingi Wapres saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta (3/8). (Foto: Humas/Jay)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan, agar momentum kondisi perekonomian sekarang ini yang sudah mulai keliatan cukup baik di tahun 2016 tetap harus dijaga dan tetap harus ditingkatkan.

“Pertumbuhan ekonomi nantinya di kuartal kedua, ketiga, dan keempat, kita ingin lebih baik, sejalan dengan percepatan pembangunan infrastruktur, perbaikan iklim investasi, dan dampak dari tax amnesty,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (3/8) sore.

Dalam rapat membahas draf Nota Keuangan dan Postur Anggaran tahun 2017 itu, Presiden Jokowi yang didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar jajaran kementerian Kabinet Kerja menjaga dan terus mengendalikan inflasi, sehingga bisa berdampak menekan kemiskinan.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Presiden Jokowi mengatakan, inflasi pada bulan Juli 2016 sebesar 0,69%, yang merupakan inflasi terendah jika dibandingkan dalam 5 tahun terakhir sejak 2012.

“Ini harus kita jaga terus terutama yang berkaitan dengan bahan-bahan makanan agar dilihat setiap jam, setiap hari, dipantau terus sehingga inflasi betul-betul bisa kita kendalikan,” pinta Presiden.

Sementara terkait asumsi-asumsi dasar ekonomi makro serta pokok-pokok besaran awal RAPBN 2017, Presiden menegaskan, harus dipastikan sesuai dengan kondisi perekonomian dan memperhatikan juga situasi serta kondisi perekonomian global, karena Pemerintah harus mengkalkulasi potensi pengaruh global dalam ekonomi domestik.

“Lemahnya aktivitas ekonomi di Tiongkok misalnya, lemahnya harga komoditas, serta juga adanya risiko-risiko penyesuaian suku bunga The Fed ini harus kita pantau terus,” kata Presiden memberi contoh.

Presiden juga meminta agar momentum amnesty pajak, harus digunakan momentum ini sebaik-baiknya. “Kita pergunakan sebaik-baiknya dengan amnesty pajak ini kita ingin memperluas sekaligus memperbaiki basis data yang valid yang terintegrasi yang komprehensif sehingga akhirnya kita bisa meningkatkan tax ratio kita,” ujarnya.

Sidang Kabinet Paripurna itu antara lain dihadiri oleh Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Mendagri Tjahjo Kumolo, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. (FID/AGG/ES)

Berita Terbaru