Ingin Segera Bangun Trans Sumatera dan Tol Kalimantan, Jokowi: Duitnya, Urusan Presiden

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 10 Desember 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 22.472 Kali

Rektor UGMPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keinginannya untuk segera merealisir sejumlah proyek infrastruktur, seperti tol Trans Sumatera, kereta api Trans Sumatera, tol di Kalimantan, trans kereta api di Kalimantan. Presiden bahkan ingin cepat-cepatan, tahun depan sudah dimulai.

“Saya kemarin waktu di Lampung, Menteri-Menteri saya kumpulkan, Menteri Perhubungan, Menteri PU, Menteri BUMN, sudah menunjuk lokasi dan langsung kita putuskan, maksimal Februari sudah harus dimulai,” kata Jokowi saat menyampaikan kuliah umum di hadapan civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa (8/12) kemarin.

Presiden mengaku sejumlah menteri sempat bertanya kepadanya, duitnya dari mana untuk merealisir proyek-proyek tersebut.  Namun Jokowi menegaskan, bahwa soal duit itu adalah urusan Presiden.

“Saya berani perintah kan mesti tahu kantongan kita ada duit berapa begitu loh. Masa berani perintah, tidak ada duitnya bagaimana. Pasti ada yang orang belum tahu, Menteri juga belum tahu duitnya dari mana tapi saya sudah tahu. Itu bedanya Menteri dengan Presiden di situ,” lanjut Jokowi.

Kepala Negara menuturkan, salah satu problem utama kita adalah di distribusi logistik. Banyak produksi di dekat hutan, di daerah terpencil tidak bisa terbawa ke daerah kota karena tidak ada angkutan, problem kita ada di situ.

“Infrastruktur, connectivity antar kota antar pulau ini kunci, kunci kita. Cina bisa melompat juga karena mereka cepat membangun infrastrukturnya,” papar Jokowi.

Oleh sebab itu, kata Presiden Jokowi,  kita akan bangun 24 pelabuhan. Ia ingin, semua menteri segera memulainya. Soal duit, Jokowi mengaku ia punya namun tidak akan dibocorkan sekarang. “Nanti kalau dibocorkan, Menteri-Menteri langsung mengajukan anggaran semuanya padahal saya mau konsentrasi ke anggaran yang kita tuju. Tanjung Priok nanti 2017 sudah bisa 15 juta TEUs per tahun terus,” terangnya.

Harus Dimulai

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi juga menyampaikan keinginannya untuk membangun jalur trans kereta api di Papua. Namun, karena masih belum ada studinya. Ia minta agar dalam 6 bulan ini studi tersebut bisa diselesaikan.

Presiden mengingatkan, pembangunan infrastruktur itu semakin diundur semakin mahal. Ia mengaku punya bukti, seperti yang di Jakarta, mahal dan pusing. “Sudah bayarnya mahal menggusurnya juga pusing. Ada yang tidak mau, gugat. Ada yang tidak mau, gugat,” ujarnya.

Ada Rp 1400 Triliun

Sebelumnya dalam awal ceramahnya, Presiden Jokowi menyinggung besaran anggaran yang bisa dihemat dari pengalihan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM). Ia menyebutkan, untuk tahun anggaran 2015, dari anggaran Rp 2039 triliun ada anggaran subsidi Rp 433 triliun, di antaranya Rp 280 triliun untuk subsidi BBM. Dengan demikian, jika tidak dialihkan maka besarnya subsidi BBM selama masa tugasnya 5 (lima) tahun mendatang adalah Rp 1400 triliun.

Subsidi BBM itu, lanjut Jokowi,  kalau dipakai dari yang konsumsi untuk konsumsi dipakai untuk yang produktif dijadikan rel kereta api setahun jadi seluruh tanah air, 280 tambah dikit sudah, karena habisnya hanya Rp 360 triliun. “Kita nggak sadar seperti itu, padahal manajemen distribusi logistik itu di sebuah negara sangat penting sekali,” terang Jokowi.

Oleh sebab itulah, menurut Presiden Jokowi, ia tidak mau seperti itu.  Subsidi BBM dibalik untuk usaha-usaha produktif, dari konsumsi menjadi penggunaan-penggunaan yang produktif. “Sehingga begitu dilantik, tidak ada satu bulan sudah saya sampaikan subsidi, ada pengalihan subsidi bukan kenaikan BBM,” terang Jokowi.

Ia menegaskan, pengalihan subsidi beda dengan kenaikan BBM. “Jadi, judulnya pengalihan subsidi. Jadi kalau ada demo kenaikan BBM, keliru,” kata Jokowi.

Kuliah umum di hadapan civitas akademika UGM itu antara lain dihadiri oleh  Mendikbud Anies Baswedan, Mensesneg Pratikno, Seskab Andi Wijayanto, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Rektor UGM Prof Dwi Korita. (WID/Humas Setkab/ES)

 

 

Berita Terbaru