Kemensos: Masalah Kesejahteraan Sosial Bukan Hanya ‘Charity”

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 September 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 22.977 Kali

imageKementerian Sosial menegaskan, bahwa tantangan untuk menyejahterakan bangsa Indonesia adalah tugas bersama dan lintas sektoral bukan hanya tugas Kementerian Sosial (Kemensos). Untuk itu, semua pihak terkait harus bekerja bersama-sama bahu membahu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun demikian, menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Sosial (Kemensos) Harry Z. Soeratin, pihaknya ingin agar aksi menangani masalah kesejahteraan sosial bukan sekedar charity, namun lebih jauh dari itu. “Kemensos saat ini ingin menggeser bahwa masalah kesejahteraan bukan hanya charity namun lebih jauh dari itu,” kata Toto pada Forum Tematik Badan Koordinasi Hubungan Kemasyarakatan (Bakohumas) di Hotel Santika, TMII, Jakarta, Selasa (27/9) pagi.

Dirjen Penanganan Fakir Miskin (PFM) Kemensos Andi Z.A. Dulung yang hadir dalam kesempatan itu menambahkan, bahwa pekerjaan rumah terbesar adalah kalangan tidak mampu bisa naik sedangkan kalangan atas tidak terlalu naik dengan cepat.

“Sasaran KIS (Kartu Indonesia Sehat) 92,4 juta penduduk Indonesia yang dibantu iuran. Selain itu, 16 juta keluarga yang jadi sasaran beras sejahtera (rastra),” lanjut Andi.

Program lain, tambah Andi, yakni PKH (Program Kelauraga Harapan) merupakan bantuan tunai bersyarat dan didampingi oleh 1 orang pendamping serta disasar untuk 11% penduduk. “Selain bantuan bersyarat tersebut, sebelum disetop, diberikan bantuan KUBE (Kredit Usaha Bersama) dan juga perbaikan rumah,” tambah Andi.

Non Tunai
Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kemensos Andi Z.A. Dulung mengemukakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada 26 April 2016 lalu, maka kini setiap bantuan sosial dan subsidi disalurkan secara non tunai, dan menggunakan sistem perbankan untuk kemudahan mengontrol, memantau, dan mengurangi penyimpanan.

“Semua program penanganan kemiskinan perlu disinergikan agar outcome-nya memberikan dampak luas, efisien, dan efektif,” ujar Andi mengutip pernyataan Menteri Sosial.

Prinsip dasar bantuan pangan, menurut Dirjen PFM, melalui electronic voucher. Ia melanjutkan bahwa konsep e-warong adalah agen bank dalam menyalurkan bansos non tunai.

“Jadi jelas bahwa aplikasi e-warong ini tidak dapat melayani secara tunai dan saat ini sudah bekerja sama dengan dua bank yakni BNI dan BRI,” pungkas Dirjen PFM.

Tampak hadir pada acara forum Bakohumas kali itu antara lain Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Rosalita Niken, Kepala Biro Umum Kemensos, Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Protokol Setkab, serta perwakilan dari Humas kementerian/lembaga. (EN/ES)

Berita Terbaru