Kunjungi Korban Longsor Banjarnegara, Presiden dan Ibu Negara Sudah Mendarat di Cilacap

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 14 Desember 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 23.296 Kali
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana mendarat di Cilacap, untuk mengunjungi korban longsor di Banjarnegara, Jateng, Minggu (14/12)

Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana mendarat di Cilacap, untuk mengunjungi korban longsor di Banjarnegara, Jateng, Minggu (14/12)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Widodo memenuhi janjinya untuk mengunjungi korban longsor di Kecamatan Karangkobar, Kabupate Banjarnegara, Jawa Tengah.

Minggu (14/12) sekitar pukul  07.05 WIB, Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Andi Wijayanto telah bertolak menuju Cilacap, Jawa Tengah dengan menggunakan pesawat CN-235.

Saat ini, pesawat yang ditumpangi Presiden sudah mendarat di Bandar Udara Tunggul Wulung, Cilacap. Presiden kemudian menumpang mobil menuju ke lokasi bencana longsor di Banjarnegara.

Sekretaris Kabinet Andi Wijayanto mengatakan, kunjungan Presiden ke lokasi Banjarnegara dimaksudkan untuk melihat langsung lokasi bencana yang merenggut korban puluhan jiwa.

“Presiden akan memberikan araha tentang mobilisasi sumber daya untuk aksi tanggap cepat  bencana, untuk menata kembali ekosistem di wilayah-wilayah rawan longsor,” kata Andi.

Seskab menyebutkan, sebelumnya Mentero Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sejak Sabtu (13/13) sudah di lokasi bencana untuk melakukan aksi tanggap darurat penanganan bencana.

Presiden Jokowi sendiri saat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, menjelang keberangkatannya ke Banjarnegara mengatakan, longsor yang terjadi di Banjarnegara Jumat lalu mengingatkan semua pihak untuk selalu waspada. Ia juga mengatakan bahwa letak geografis Indonesia membuat negara ini rawan bencana.

Menurut Presiden Jokowi,  banyak daerah di Indonesia yang berisiko tinggi terjadinya bencana tersebut. “Tidak cuma 1, 2, 3, 4, atau 5 titik, tapi ratusan titik di tanah air yang rawan longsor,” katanya.

Presiden Jokowi mengingatkan, risiko tanah longsor terbesar ada di pulau Jawa, apalagi ditunjang dengan pertambahan penduduk di pulau itu yang terus meningkat.

Kemudian juga banyak lahan serapan air yang telah beralih fungsi menjadi lahan pemukiman. “Rawan longsor terutama di pulau Jawa. Semuanya kita harus waspadai,” kata Jokowi

Sebelumnya melalui fan page facebooknya, Presiden Jokowi telah menyampaikan dukacita kepada para korban longsor di Banjarnegara.

“Saya turut berduka cita atas musibah tanah longsor yang menimpa di dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah. Kepada Gubernur Jawa Tengah, Bapak Ganjar Pranowo segeralah membereskan akibat-akibat yang terjadi dalam musibah ini termasuk proses evakuasi,” kata Jokowi di laman facebooknya.

Presiden Jokowi berharap, musibah tanah longsor di Banjarnegara tersebut bisa dijadikan pelajaran bagi semua pihak, bahwa pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan hidup.

20 Tewas               

Berdasarkan data terakhir dari BNPB hingga Minggu (14/12) pukul 06.00, jumlah korban longsor yang terjadi di Dusun Jemblung,Desa Sampang,Kecamatan Karangkobar,Kabupaten Banjarnegara mencapai 20 orang tewas, 11 luka berat, 4 luka ringan dan 88 orang masih dalam pencarian.

“Dari 20 orang tewas, 16 sudah teridentifikasi dan 4 orang belum dapat diidentifikasi. Korban tewas tidak semuanya warga Kecamatan Karangkobar, tetapi juga ada 5 orang warga Kecamatan Pejawaran,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Minggu (14/12) pagi.

Adapun jumlah pengungsi ada 577 jiwa yang tersebar di 10 titik. Pengungsi ini berasal dari warga Dusun Jemblung (200 jiwa) dan warga dari dusun/desa di sekitarnya (377 jiwa).

“Pengungsi memerlukan bantuan permakanan, selimut, sanitasi, obat-obatan, pakaian, dan pakaian anak-anak,” kata Sutopo

Ia menyebutkan, hari ini pencarian korban akan mulai dilakukan dengan alat berat. Kementerian PU telah mengerahkan 10 alat berat, dimana sejak kemarin beberapa material longsor yang menutup jalan.

Sekitar 1.250 personil tim gabungan dari Tim Reaksi Cepat BNPB, BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, NGO, relawan dan masyarakat membantu melakukan pencarian korban.

(WID/ES)

Berita Terbaru