Kunjungi Pos Batas Pulau Sebatik, Utusan Khusus Presiden PBM RI-Malaysia ‘Dicurhati’ Bupati Nunukan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 13 Juni 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 17.981 Kali
image

UKP PBM Eddy Pratomo dan Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid saat peninjauan Pos Batas di Pulau Sebatik, Nunukan, Kaltara, Selasa (13/6) siang. (Foto: Humas/Dinda)

Setelah menempuh perjalan selama hampir 3 jam dengan menumpang speedboat milik Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara), Utusan Khusus Presiden (UKP) bidang Penetapan Batas Maritim (PBM) RI-Malaysia, Eddy Pratomo, tiba di di Pos Angkatan Laut, Sei Pancang, Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kaltara, Selasa (13/6) siang.

Kedatangan Eddy disambut langsung oleh Danlanal Nunukan Letkol Laut (P) Ary Aryono dan Staf Ahli Bupati Nunukan Petrus Kanisius. Tidak berapa lama kemudian, Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid tiba dan bersama-sama meninjau Pos Batas di Sei Pancang.

Dalam pertemuan yang digelar di Pos Angkatan Laut, Sei Pancang, Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid menyempatkan diri ‘curhat’ atas sejumlah permasalahan yang sering terjadi di Pulau Sebatik, khususnya wilayah batas RI-Malaysia.

“Yang menjadi PR (pekerjaan rumah) kita bersama sampai detik ini juga kurang lebih persoalan batas wilayah ini masih belum ada kejelasan. Ini yang dijadikan isu-isu masyarakat kita seolah-olah mereka merasa tidak diperhatikan oleh negara dan bangsa sendiri. Padahal (batas wilayah) ini urusan dua negara yang mungkin belum disepakati bersama,” kata Asmin Laura Hafid.

Menurut Bupati, pemerintah daerah tidak henti-hentinya memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tetap konsisten dengan komitmen dan prinsip, yaitu NKRI harga mati.

Sampai saat ini, lanjut Bupati, masyarakat Nunukan juga sangat memegang teguh komitmen itu. Tapi diingatkannya, tidak bisa dilupakan begitu saja bahwa memang masih banyak PR yang harus diselesaikan agar kegalauan-kegalauan di tengah masyarakat ini tidak terus terjadi.

“Mungkin di sisi kita (pemerintah) aman-aman saja tetapi mungkin ada yang selalu datang dan sebagainya membawa provokasi dan sebagainya,” ungkap Asmin.

Menurut Bupati Nunukan itu, selain di Sebatik sebenarnya ada wilayah-wilayah perbatasan di Kabupaten Nunukan yang lebih memprihatinkan.

“Sebatik sudah lumayan maju, ada yang lebih memprihatinkan lagi dan itu berbatasan langsung dengan negara tetangga kita seperti wilayah Krayan dan Lumbis Ogong,” kata Asmin seraya berharap kedatangan Utusan Khusus Presiden bidang PBM RI-Malaysia bisa segera menyelesaikan batas wilayah kedua negara.

Mudah-mudahan Disepakati
Menanggapi keluhan Bupati Nunukan itu, Utusan Khusus Presiden bidang PBM RI-Malaysia Eddy Pratomo mengemukakan, pemerintah RI sudah 6 kali berunding dengan pemerintah Malaysia.

Menurut Eddy, pihaknya sudah mulai membuat garis-garis batas dengan Malaysia, dan ada beberapa segmen yang mulai dipahami kedua negara.

“Kita sedang merancang suatu garis laut teritorial antara Tawau dan Sebatik ini. Kalau garis itu nanti disepakati, mudah-mudahan tahun depan, syukur-syukur tahun ini, karena tahun ini ada pertemuan antara Presiden (RI) dengan PM Malaysia,” kata Eddy.

Utusan Khusus Presiden bidang PBM RI-Malaysia itu berjanji akan menjadikan permasalahan-permasalahan yang disampaikan Bupati Nunukan sebagai bahan perundingan lebih lanjut dengan pemerintah Malaysia.

“Batas laut teritorial sangat penting, kalau bisa diputuskan pada tahun ini sehingga aspek pengamanan illegal fishing, soal pelanggaran wilayah, itu akan segera tertangani. Ada kepastian hukum,” tutur Eddy.

Dalam kunjungan ke Pulau Sebatik itu, UKP PBM RI-Malaysia itu didampingi oleh Tim Ahli Damos Dumoli Agusman dan Prof. Sobar Sutisna, Asisten UKP PBM RI-Malaysia Purnomo Chandra dan Eddy Soetjipto. (UN/DND/ES)

Berita Terbaru