Kurangi Bau Tidak Sedap, Pemerintah Tebar Mikroorganisme di Kali Sentiong

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 11 Agustus 2018
Kategori: Nusantara
Dibaca: 4.855 Kali
Saat menebar mikroorganisme di Kali Sentiong

Saat menebar mikroorganisme di Kali Sentiong

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan penebaran mikroorganisme yang merupakan bagian dari teknologi Bioremediasi sebagai upaya untuk mengurangi aroma tidak sedap Kali Sentiong yang lokasinya tidak jauh dari Wisma Atlet Kemayoran.

Hal ini menjadi salah satu dukungan Kementerian PUPR dalam mensukseskan Asian Games ke-18 yang akan dibuka pada 18 Agustus 2018.

Mikroorganisme yang disebar memiliki tiga bentuk yakni padat, serbuk dan cair yang penebarannya dilakukan di tiga lokasi berbeda.

Penebaran dihadiri oleh Widyaiswara Utama Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane Bambang Hidayah dan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembang Air Sumber Daya Air, Balitbang Eko Winar Irianto di Jembatan Tanah Tinggi Barat pada Rabu malam hari (8/08) pukul 22.00 WIB sampai Kamis dini hari pukul 01.00 WIB (9/08).

Teknologi Bioremediasi merupakan pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemaran. Salah satu sumber bau tidak sedap Kali Sentiong berasal dari limbah domestik yang mengandung senyawa organik.

Kepala BBWSCC Bambang Hidayah mengatakan penggunaan mikroorganisme dalam Bioremediasi bertujuan untuk mengurai polutan dalam air yang akan bekerja perlahan mematikan bakteri-bakteri dalam air penyebab bau.

Penebaran dilakukan secara bertahap. Penebaran pertama adalah mikroorganisme bentuk padat atau bio block dengan berat 2,5 kg sebanyak 500-600 buah di hulu Kali Sentiong yang jaraknya sekitar 2,4 km dari Wisma Atlet Kemayoran. Kelebihannya bakteri lama terurai sehingga masa tinggal bakteri bisa lebih panjang hingga 3 bulan. Namun bakteri memerlukan masa adaptasi untuk bereaksi aktif hingga 8 jam. “Kerja mikroorganisme dalam bentuk padat, diperkirakan setelah 8 jam baru aktif untuk memakan bakteri-bakteri air,” kata Bambang.

Penebaran kedua dalam bentuk serbuk sebanyak puluhan karung dilokasi yang berjarak sekitar 1-1,5 km dari Wisma Atlet. Kelebihannya adalah bakteri lebih cepat bereaksi dibandingkan bentuk padat dengan masa tinggal bakteri hingga 1 bulan dan akan bereaksi 4 jam setelah penerapan.

Penebaran terakhir di lokasi dekat jaring, sekitar 300 meter dari Wisma Atlet. “Kita menebarkan dalam bentuk cair sebanyak 10.290 liter. Mikroorganisme ini akan bekerja aktif sekitar 1 jam setelah penerapan yang akan mengurangi bau tidak sedap Kali Sentiong, namun masa tinggal bakteri lebih singkat” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Puslitbang Sumber Daya Air Eko Winar Irianto mengatakan Penggunaan Bioremediasi merupakan salah satu pilihan teknologi ramah lingkungan yang bersih, alami, dan mudah diaplikasikan untuk perbaikan kualitas air.

“Mudah-mudahan nanti bisa menjadi bagian dari operasi dan pemeliharaan badan-badan air, termasuk sungai, embung, waduk dan danau lainnya,” ungkapnya. (Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR/EN)

 

Nusantara Terbaru