Luncurkan Rute Ro-Ro Davao-Bitung, Presiden Jokowi: Pelayaran Dari 5 Minggu Jadi 2,5 Hari

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 30 April 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 31.135 Kali
Presiden Jokowi dan Presiden Duterte saat resmikan Kapal Ro-ro Davao-Bitung, di Filipina, Minggu (30/4). (Foto: BPMI)

Presiden Jokowi dan Presiden Duterte saat resmikan Kapal Ro-ro Davao-General Santos-Bitung, di Filipina, Minggu (30/4). (Foto: BPMI)

Peluncuran layanan transportasi laut Roll-on/Roll-Off atau Ro-Ro antara Davao – General Santos – Bitung merupakan tonggak penting dalam sejarah hubungan antara Indonesia dan Filipina.

Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika memberikan sambutan pada Peresmian Pelayaran Ro-Ro dengan rute Davao – General Santos – Bitung di Kudos Port, Davao, Filipina, Minggu (30/4).
“Pelayaran ini akan mengurangi waktu tempuh pengangkutan barang dan orang antar dua wilayah tersebut, dari lima minggu menjadi dua setengah hari,” kata Presiden Jokowi.

Dalam pandangan Presiden Jokowi, momen peresmian pelayaran Ro-Ro ini sangat tepat karena tahun lalu nilai perdagangan antara kedua negara meningkat lebih dari 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Dengan kehadiran layanan Ro-Ro antara Davao – General Santos – Bitung diharapkan dapat memberikan peluang dan bisnis baru bagi masyarakat di kedua wilayah tersebut.

Pada kesempatan ini, Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi kepada Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte atas peresmian layanan Ro-Ro ini.

“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Presiden Duterte atas komitmen luar biasa dalam mewujudkan rute pelayaran ini,” ucap Presiden.

Apresasi juga disampaikan Presiden Jokowi kepada semua pihak baik dari Indonesia maupun dari Filipina yang telah bekerja sangat keras untuk mewujudkan rute ini.

“Semoga layanan transportasi laut ini, rute pengiriman ini menjadi simbol persahabatan dan kemitraan antara kedua bangsa kita,” ucap Presiden.

Dibukanya rute Davos – Bitung menunjukkan bahwa Presiden Duterte peduli dengan wilayah-wilayah yang berada jauh dari Ibu Kota Filipina, Manila.

“Saya tahu bahwa Presiden Duterte sangat peduli dengan wilayah-wilayah yang jauh dari Manila, ibu kota yang kaya,” ucap Presiden.

Presiden Jokowi menerangkan bahwa saat dirinya baru menjabat sebagai Presiden pada dua setengah tahun yang lalu ia melakukan hal yang sama. “Saya memutuskan untuk mengatasi ketimpangan yang terjadi di Indonesia,” ujarnya.

Selama ini sebagian besar pembangunan di Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa. “Saat ini, sebagian besar program pengembangan infrastruktur kami difokuskan pada wilayah luar Indonesia. Kami menyebutnya, membangun dari pinggiran Indonesia,” ucap Presiden.

Menurut Presiden Jokowi, dirinya dan Presiden Duterte percaya dan yakin bahwa masyarakat yang tinggal di daerah terluar memiliki kecerdasan, kekuatan, dan keahlian yang sama dengan mereka yang tinggal di ibu kota.

“Mereka hanya membutuhkan satu hal. Satu hal saja! Dan itu adalah memberikan mereka kesempatan,” teas Presiden Jokowi.

Di awal sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan rasa syukurnya dapat mengunjungi Davao, kota yang memiliki keindahan.

Davao bukanlah kota yang asing bagi Presiden Duterte karena pernah menjabat sebagai Wali Kota Davao.

“Seperti Presiden Duterte, saya pernah menjadi wali kota dari kota yang indah seperti Davao. Jadi saya dapat membayangkan betapa kota ini sangat berarti bagi Presiden Duterte. Dan saya juga bisa membayangkan betapa berartinya seorang Presiden Duterte bagi masyarakat Davao,” ucap Presiden Jokowi.

Seteleh memberikan sambutan, Presiden Jokowi bersama Presiden Duterte memukul gong yang menandakan diresmikannya rute pelayaran Ro-Ro Davao-Bitung.

Turut hadir mendampingi Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam acara tersebut di antaranya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Duta Besar Indonesia untuk Filipina Johny J. Lumintang. (UN/RAH/ES)

Berita Terbaru