Mau Kunjungi Myanmar, Menlu AS Mendadak Temui Menlu Retno Marsudi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 14 November 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 11.944 Kali
Menlu Retno bertemu Menlu AS, di Manila, Filipina, Selasa (14/11)

Menlu Retno bertemu Menlu AS, di Manila, Filipina, Selasa (14/11)

Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Rex W. Tillerson secara mendadak menemui Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (RI) Retno Marsudi di Hotel Sofitel, Manila, Filipina, di sela-sela kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang digelar di Philippines International Convention Center (PICC), Selasa (14/11) siang.

“Beliau akan segera berkunjung ke Nay Pyi Taw, Myanmar, besok. Jadi ke sini untuk bertukar informasi mengenai kondisi sekarang ini di Myanmar,” kata Menlu kepada wartawan, di lobi Hotel Sofitel, Manila, Selasa (14/11) siang.

Pertemuannya dengan Menlu AS, menurut Menlu Retno, membahas isu mengenai situasi krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar, kemajuannya apa, dan apa yang bisa didorong dalam menyelesaikan masalah tersebut.

AS, lanjut Menlu, juga ingin membantu penyelesaian krisis kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar, secara konstruktif, karena jika krisis tersebut tidak dapat diselesaikan selain akan mengganggu stabilitas dan keamanan kawasan, juga ada kekhawatiran ancaman radikalisme dan terorisme juga akan meningkat.

Kunjungan ke Myanmar itu, menurut Menlu Retno, akan dibahas upaya yang bisa dilakukan Amerika Serikat dalam membantu menyelesaikan krisis di Rakhine State.

Sementara itu, Menlu AS Rex W. Tillerson menilai, peran dari kawasan dalam hal ini ASEAN sangat penting. Ia juga mengapresiasi peran Indonesia, dan AS juga masih mengharapkan peran Indonesia dapat terus meningkat dalam upaya menyelesaikan krisis tersebut.

“Intinya itu pembicaraan dalam pertemuan tadi. Kita janji akan berkomunikasi kembali setelah Rex kembali dari Nay Pyi Taw,” jelas Menlu seraya menekankan, bahwa AS ingin membantu penyelesaian krisis di Rakhine State tetapi juga harus ada progress.

Senada dengan Menlu Retno, Rex menilai bahwa semakin lama krisis di Rakhine State tidak diselesaikan, dampaknya akan mengganggu stabilitas dan keamanan di kawasan. (SM/ES)

Berita Terbaru