Menteri PUPR Pastikan Kondisi Waduk Kedung Ombo Masih Aman

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 12 Agustus 2015
Kategori: Nusantara
Dibaca: 18.733 Kali

KedungomboKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), memastikan stok air di sejumlah waduk dalam kondisi aman. Dari 91 waduk, hanya 15 waduk yang defisit atau ketinggian airnya kurang dari yang direncanakan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mencontohkan kondisi Kedung Ombo yang ketinggian airnya mencapai 86,6 m. Ini lebih tinggi dari perencanaan 83 m.

Stok air Kedung Ombo saat ini sekitar 600 juta m3. cukup untuk musim tanam (MT) 1, bulan September – Oktober. Sementara kondisi kritis Kedungombo pernah terjadi di tahun 2003 dengan ketinggian air 73 m,” kata Basuki saat mengkunjungi Waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah, Selasa (11/8).

Menurut Menteri PUPR itu, Waduk Kedung Ombo dibangun untuk mengairi sekitar 61.000 hektar sawah di daerah Purwodadi dan sekitarnya. Saat ini, irigasi yang masuk dalam system Kedung Ombo, misalnya Bendung Klambu yang mengairi sekitrar 37.451 hektar sawah masih beroperasi normal.

“Masalah yang muncul adalah bagi lahan yang di luar sistem Kedung Ombo, yaitu bending Dumpil yang menampung air dari sungai Lusi,” jelas Basusi seraya menyebutkan, perlunya dibangun reservoir yaitu nembung Coyo dan embung Tirto di daerah sungai Lusi.

Disamping itu, juga perlu membangun long storage di sekitar bending Dumpil dengan kapasitas sekitar 500.000 m3. Menteri PUPR berharap tahun ini sudah di sosialisasikan kepada warga tentang pembangunan embung-embung itu dan pada tahun 2016 mulai dilakukan pembebasan lahan. “Tanpa reservoir tersebut tidak bisa melakukan apa –apa untuk mengatasi kekeringan,” ujar Basuki.

Meski tidak khawatir dengan persediaan air di sebagian besar waduk, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono tetap mengingatkan agar masyarakat pandai memanfaatkan air. Ia mengingatkan, pola tanam harus disesuaikan dengan kondisi air, sementara di musim kering, pola tanam dipilih yang hemat air.

Untuk antisipasi kekeringan di masa depan, menurut Basuki, selain membangun infrastruktur waduk, Kementerian PUPR juga menekankan pentingnya edukasi ke pengguna air. Misal dengan pengaturan pola tanam, hemat pemakaian air dan pengairan secara bergilir, menekan kebocoran.

“Di musim kering seperti ini adalah saat kita melakukan perbaikan irigasi, melakukan pengerukan lumpur di saluran-saluran irigasi,” jelas Basuki.

Terkait usulan dilakukannya hujan buatan, Menteri PUPR menyarankan agar jika hal itu dilakukan sebaiknya diarahkan dekat waduk, supaya airnya bisa ditampung di waduk. “Indonesia punya dua musim. Kalo hujan, air berlimpah. di musim kemarau, kering air. Nah kita harus pandai menampung air di musim penghujan,” tuturnya.

Ke depan, kata Basuki, Kementerian PUPR telah menyiapkan pembangunan 65 waduk, 13 diantaranya mulai di bangun di 2015. Selain itu pemerintah juga mendorong pembangunan embung untuk menampung air.

Selain mengunjungi Kedung Ombo, dalam kunjungan ke Jawa Tengah ini, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyempatkan meninjau Waduk Logung di Kudus. Ini adalah salah satu dari 13 waduk yang dibangun di tahun 2015 ini.

Waduk Logung dirancang untuk pengairan daerah utara Jawa. “Saat ini baru 5% progresnya. diharapkan tahun 2018 sudah berfungsi,” jelas Basuki. (Biro Komunikasi PUPR/ES)

 

Nusantara Terbaru