Pengantar Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas mengenai Penataan DAS Citarum, 16 Januari 2018, di Grha Wiksa Praniti, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, KemenPU-PR, Bandung, Jawa Barat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 16 Januari 2018
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 3.820 Kali

Logo-Pidato2Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian,
Assalaamualaikum warrahmatullaahi wabarakatuh,
Selamat malam,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Pada saat kunjungan kerja saya ke Bandung bulan yang lalu, saya telah berjanji untuk kembali lagi ke Jawa Barat, utamanya ke Bandung untuk membahas langkah-langkah konkret, langkah-langkah yang nyata dalam rangka revitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Karena selain memiliki nilai sejarah, nilai ekonomi, dan juga nilai sosial yang penting bukan hanya bagi masyarakat Jawa Barat tapi juga manfaatnya yang besar sekali bagi warga di ibu kota DKI Jakarta.

Sungai Citarum juga merupakan sumber air minum bagi 27,5 juta penduduk baik yang ada di Jawa Barat maupun yang ada di DKI Jakarta. Dan 80 persen air minum masyarakat Jakarta, penduduk Jakarta itu bersumber dari Sungai Citarum. Ini supaya kita ketahui.

Di samping itu juga 420.000 hektare lahan pertanian airnya juga bersumber dari Sungai Citarum. Serta, ada 3 (tiga) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), yakni Saguling, Cirata, dan Jatiluhur yang dibangun di aliran sungai ini. Ketiganya mampu menghasilkan 1.400 megawatt pasokan listrik.

Oleh karenanya, dalam Rapat Terbatas sore hari ini, saya ingin penataan Sungai Citarum harus segera dilakukan dan jangan ditunda-tunda lagi! Dan ini nantinya akan kita pakai untuk contoh bagi DAS-DAS yang lain, yang menyangkut hajat hidup masyarakat banyak. Akan kita mulai penanganannya mulai dari hulu, tengah, sampai hilir. Di hulu isinya catchment area, harus dikerjakan. Yang di tengah, ada pabrik-pabrik yang kita tahu semuanya air limbahnya masuk ke Citarum, dan yang paling hilir tentu saja ini juga harus kita kerjakan. Dan kuncinya ada di integrasi semua kementerian, semua lembaga, pemerintah pusat, daerah, provinsi, kabupaten, maupun kota. Harus semuanya, kuncinya hanya di sini, terintegrasi! Enggak ada yang lain! Kalau ini bisa kita integrasikan, perkiraan saya 7 (tujuh) tahun ini bisa kita selesaikan dengan baik, hulu sampai hilir. Hulu, tengah, hilir.

Oleh sebab itu, ini sudah merupakan, bukan rapat yang pertama, ini sudah rapat yang ke-14. Bolak-balik rapat. Hanya saya ini yang pertama saya, tapi sebelumnya sudah dilakukan oleh Pak Menko Maritim. Dan kita harapkan integrasi antara kementerian/lembaga pusat dan daerah betul-betul nyata dan bisa kita kerjakan di lapangan. Saya kira ini menyangkut generasi kita ke depan.

Saya mendengar pencemaran di aliran Sungai Citarum sudah pada posisi kuning. Lampu kuning. Sehingga kenapa kita cepat-cepat mengejar? Agar di hulu, tata ruang wilayah ditata, konservasi, rehabilitasi lingkungan harus betul-betul kita kerjakan, tidak boleh rusak, begitu juga dengan pengelolaan DAS-nya.

Sekali lagi, saya tidak mau Sungai Citarum menjadi tempat pembuangan limbah raksasa dari pabrik-pabrik yang ada di kanan-kiri Sungai Citarum ini. Harus ada pendekatan-pendekatan sehingga ada solusi kepada pabrik-pabrik yang ada. Tetapi kalau memang sulit mengikuti, penegakan hukum yang tegas harus kita lakukan supaya ini tidak keterusan. Pendangkalan, penyempitan, ini juga kita harus kerjakan.

Dan saya melihat sebetulnya anggaran-anggaran yang ada ini sudah nempel semua di kementerian. Sebetulnya juga ada kegiatan-kegiatan, tetapi karena tidak terintegrasi, antar kementerian/lembaga dan juga pusat dan daerah kerjanya parsial semuanya, sudah bertahun-tahun sehingga enggak kelihatan wujudnya.

Saya kira itu sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi agar integrasi, kuncinya ada di situ. Itu betul-betul kita kerjakan secara baik, baik terutama di lapangan maupun di dalam menyiapkan konsep yang ada.

Terima kasih.
Wassalaamualaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

Transkrip Pidato Terbaru