Pengantar Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas mengenai Pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia, 18 Januari 2018, di Istana Merdeka, Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 18 Januari 2018
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 4.085 Kali

Logo-Pidato2Bismillaahirrahmaanirrahim,
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Sudah lebih dari setahun saya menandatangani Perpres, Peraturan Presiden, mengenai pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia. Pada sore hari ini, saya ingin mendapatkan laporan terkait dengan progresnya, perkembangannya seperti apa, kendala yang dihadapi apa. Perlu saya ingatkan lagi, mengapa Universitas Islam Internasional Indonesia ini kita dirikan, padahal kita sudah memiliki banyak UIN (Universitas Islam Negeri).

Universitas Islam Internasional ini kita bentuk bukan hanya untuk menjawab kebutuhan domestik. Jadi ini bukan untuk menjawab kebutuhan domestik, tetapi dibentuk terutama untuk menjawab kebutuhan masyarakat Internasional, untuk memperkokoh kepemimpinan Indonesia di dunia internasional, terutama umat Islam internasional.

Saat pertemuan OKI di Jakarta, beberapa pemimpin Timur Tengah menyarankan kepada saya, Sekjen OKI, saat itu juga Presiden Mahmoud Abbas, generasi muda Indonesia yang dikirim ke Timur Tengah, yang sekolah ke Timur Tengah, menurut beliau-beliau itu sebaiknya belajar ekonomi, perdagangan, atau perminyakan. Beliau menyampaikan itu. Tapi sebaliknya, generasi muda Timur Tengah yang ingin belajar ke Indonesia itu sebaiknya belajar mengenai Islam. Karena menurut beliau-beliau, Islam yang dari Indonesia ini adalah, dalam praktik keseharian, adalah Islam yang betul, ramah, yang santun, yang moderat, yang toleran, dan ini merupakan tempat terbaik untuk belajar menurut beliau-beliau, ini bukan menurut saya.

Jadi Universitas Islam Internasional ini kita bentuk untuk mengembangkan dan menyebarluaskan ajaran dan praktik Islam yang moderat, yang toleran, yang demokratis, dan berilmu pengetahuan modern, ke masyarakat internasional dan untuk memperkokoh, menyebarluaskan Islam Indonesia. Kalau bahasa NU, Islam Nusantara, kalau bahasa Muhammadiyah, Islam yang berkemajuan. Kira-kira itu

Jadi mandat dari Universitas Islam Internasional ini berbeda dengan mandat dari UIN. Mandat dari Universitas Islam Internasional itu mandat diplomasi dengan target untuk masyarakat internasional.

Oleh karena itu, mainnya bukan hanya di hulu, bukan hanya memproduksi ilmu pengetahuan, tapi juga utamanya diseminasi ajaran Islam Indonesia. Sekali lagi untuk berbagi ajaran dan pengalaman Islam moderat Indonesia ke masyarakat internasional.

Dan bagaimana cara menyebarluaskannya, pertama melalui lulusan-lulusan Universitas Islam Internasional yang berasal dari berbagai negara. Lulusan tersebut akan menjadi duta Indonesia, duta kita. Yang kedua,  melalui karya-karya Universitas Islam Internasional, yang harus didistribusikan dan tersebarluaskan ke negara-negara lain. Baik dalam bentuk buku, artikel ilmiah, berupa media seni, film drama, games, dan lain-lain. Dan juga bisa dalam bentuk model bisnis dan industri perbankan syariah, industri halal, fashion muslim, dan yang lain-lainnya.

Jadi sekali lagi,  Universitas Islam Internasional itu berbeda dengan UIN, mandatnya berbeda dan pasti fakultas dan bidang studinya juga berbeda.

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini sebagai pengantar.

Terima kasih,
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Transkrip Pidato Terbaru