Pidato Presiden Joko Widodo Pada Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalencana Kebaktian Sosial Bagi Pendonor Darah Sukarela 100 Kali, di Istana Bogor, Jabar, 18 Desember 2015
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua
Yang saya hormati Wakil Presiden beserta ibu;
Yang saya hormati para Menteri kabinet kerja;
Yang saya hormati Ketua PMI, Pak Jusuf Kalla lagi;
Yang saya hormati para kepala lembaga pemerintahan non kementerian, para duta besar, para tamu undangan,para pimpinan dunia usaha , tokoh masyarakat, dan yang saya hormati para pendonor-pendonor sukarela, pahlawan kemanusiaan yang saya banggakan.
Saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada para pendonor yang telah secara sukarela, telah 100kali menyumbangkan darahnya. Tidak terhitung berapa orang yang sudah mendapatkan bantuan bapak- ibu dan saudara-saudara dengan melakukan donor sukarela sebanyak 100 kali. Artinya, sebanyak 25 sampai dengan 30 liter sudah diberikan darah itu ke orang lain selama kurang lebih 25 sampai 30 tahun. Tapi tadi saya lihat, yang pendonor itu kok yang laki-laki gemuk-gemuk, kok makmur-makmur gitu. Yang ibu-ibunya langsing ya. Saya mikir, Kenapa?
Tindakan kemanusiaan seperti ini tidak ternilai harganya sehingga pantaslah bapak-ibu dan saudara-saudara disebut sebagai pejuang kemanusiaan. Kehadiran saudara disini menegaskan kembali bahwa kita semua, kepada kita semua arti pentingnya persaudaraan, makna solidaritas dan kepedulian terhadap sesama serta meneguhkan kembali arti kesetiakawanan sosial.
Saya mengajak kepada seluruh warga bngsa untuk mengikuti teladan para pendonor darah sukarela tadi. Dengan tetesan darah yang kita miliki, kita dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi kehidupan saudara-saudara kita yang membutuhkan.
Pemerintah menyadari bahwa untuk bisa memberikan pelayanan penyediaan darah yang aman dan berkualitas membutuhkan dukungan yang lebih besar lagi dari masyarakat. Untuk itu saya berharap gerakan nasional donor darah yang telah dicetuskan pada acara peringataan Hari Kesetiakawanan Nasional tahun 2007 di Kota Medan harus terus-menerus digulirkan, dikampanyekan kepada masyarakat luas, sehingga mendorong munculnya aksi-aksi kemanusiaan yang bergerak mulai dari desa-desa sampai ke kota-kota.
Bapak ibu sekalian yang saya hormati,
Pada kesempatan ini, saya ingin menekankan arti penting reaktualisasi nilai-nilai solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Saya mengamati aksi solidaritas terhadap sesama selalu muncul sangat kuat pada momen-momen bencana seperti, mulai dari tsunami, gunung meletus, banjir, dll. Ini sebuah hal yang sangat positif , perlu diteruskan, perlu kita perluas agar tidak hanya muncul dalam bencana tapi keseharian. Salah satunya melalui program donor darah. Dengan program donor darah, masyarakat diajak untuk berempati, rasa tenggang rasa sesama, yang mana ini merupakan bagian dari nilai-nilai kesetiakawanan nasional.
Saya memberikan apresiasi dan penghargaan kepada keterlibatan Palang Merah Indonesia dalam berbagai kegiatan aksi kemanusiaan. Mulai dari kegiatan pencarian dan penyampaian berita keluarga, pelayanan sosial kesehatan masyarakat, transfusi darah, hingga pembinaan remaja dan relawan.
TNI juga bersikap proaktif dalam aksi penanggulangan bencana, dan semuanya kegiatan-kegiatan yanh amat positif dalam kegiatan masyarakat kita Indonesia.
Saya meminta PMI secara khusus untuk memperkuat edukasi tentang kepalangmerahan, pendidikan tentang nilai-nilai kemanusiaan pada generasi muda, utamanya kalangan remaja.
Sekali lagi saya ucapkan terimakasih kepada para pendonor darah yang sukarela telah 100 kali untuk menyelamatkan sesama manusia.
Terimakasih,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(Humas Setkab)