Presiden Jokowi: Akhir 2018, Tol Jakarta Tembus Sampai Surabaya, Probolinggo

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 25 September 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 26.611 Kali
Presiden saat mencoba Jalan Tol Semarang - Solo Seksi III : Bawen - Salatiga, di Gerbang Tol Salatiga, Kelurahan Tingkir Tengah, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Senin (25/9) sore. (Foto: Humas/Jay)

Presiden saat mencoba Jalan Tol Semarang – Solo Seksi III : Bawen – Salatiga, di Gerbang Tol Salatiga, Kelurahan Tingkir Tengah, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Senin (25/9) sore. (Foto: Humas/Jay)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan jalan tol Trans Jawa yang sudah bertahun-tahun di sini jalan, di sini berhenti, pada akhir 2018 dari Jakarta sudah akan tembus sampai Surabaya, sampai Probolinggo.

“Nanti dari ujung barat Banten sampai ke Banyuwangi,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada peresmian Jalan Tol Semarang – Solo Seksi III : Bawen – Salatiga, di Gerbang Tol Salatiga, Kelurahan Tingkir Tengah, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Senin (25/9) sore.

Menurut Presiden, dirinya sudah bertanya kepada Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pastinya kapan jalan tol trans Jawa itu akan nyambung dari Banten sampai Banyuwangi, dan sudah ditegaskan 2019.

“Yang janji bukan saya, tapi 2 Menteri. Nagihnya ke saya bisa, tapi nanti saya nagih ke Menteri PUPR, Menteri BUMN. Kapan? Saya kejar-kejar terus setiap hari,” ucap Presiden Jokowi.

Target 5 Tahun

Sebelumnya Presiden Jokowi mengemukakan, tiga tahun lalu dirinya sudah bertanya kepada Menteri PUPR mengenai panjang keseluruhan jalan tol di tanah air. Saat itu, dijawab Menteri PUPR ada 780 KM.

Padahal, lanjut Presiden, yang namanya Tiongkok, Cina itu satu tahun bisa 4.000 sampai 5.000 km, per tahun. Bahkan, dulu, saat Jalan Tol Jagorawi dipunyai, kira-kira tahun 1977, semua orang datang melihat Tol Jagorawi. Mereka meniru manajemennya, konstruksinya, semuanya meniru. Sekarang, negara-negara di sekitar, tapi mereka sudah punya beribu-ribu kilometer, sementara di Indonesia masih 780 KM.

“Terus saya lihat, kenapa ini hanya 780 km. Saya lihat. Berhenti, berhenti, berhenti semuanya yang banyak karena masalah pembebasan lahan,” ungkap Presiden Jokowi.

Sekarang, lanjut Presiden, kunci itu sudah sudah ketemu. Kalau konstruksi Indonesia dengan negara lain juga enggak kalah. Asal tanahnya sudah bebas. “Yang namanya konstruksi, mau minta berapa kilo, sama saja, pengerjaan itu sama saja. Yang namanya ngecor ya ngecor, yang ngaspal juga ngaspal. Cepet-cepetan juga bisa,” ujarnya.

Tiga tahun lalu, jelas Presiden Jokowi, dirinya sudah menyampaikan kepada Menteri PUPR, terkait Menteri BUMN, bahwa hitung-hitungannya 5 tahun target kita sementara 1.200 km.

“Tadi saya tanya bisik-bisik lagi, pak menteri perkiraan 2019 ada pertambahan berapa kilo kita? Tadi dihitung ini, ini, ini, tambah-tambah, dapatnya kurang lebih nanti 1800 KM,” kata Presiden Jokowi yang disambut para undangan yang hadir di acara peresiuan itu.

Artinya, lanjut Presiden sepertinya  kerja mengebut itu juga bisa. Presiden mengaku berkali-kali sudah menyampaikan agar mengerjakan seperti tol Bawen-Salatiga.

“Ini dikerjakan oleh konsorsium BUMN, ada, Jasa Marga, kemudian swasta yang ada, Astra Infra ada? kemudian provinsi Jawa Tengah juga ada. Sarana prasarana Jawa Tengah,” terang Presiden.

Gabungan konsorsium itu lanjut Presiden, mengerjakan bersama-sama, gabungan pemerintah daerah, pemerintah pusat, BUMN, swasta, semuanya gabung. Presiden meyakini, kalau bekerja sama di semua lokasi tol seperti itu akan cepat, pembiayaannya juga cepat, pekerjaan konstruksinya cepat, bayar pembebasannya juga cepat.

“Jangan kalah dengan negara-negara lain, kalau tetangga kita bisa kita juga lebih dari bisa harusnya. Kita ini negara besar,” tegas Presiden Jokowi.

Tampak hadir dalam acara peresmian itu antara lain Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, Seskab Pramono Anung, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wali Kota Salatiga, dan Para Bupati serta lurah. (DNA/OJI/ES)

 

Berita Terbaru