Presiden Jokowi: Jangan Takut Melawan Tindakan Intoleransi Atas Nama Apapun

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 18 April 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 59.811 Kali
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada acara Keberagaman Indonesia dalam rangka Peringatan KAA Tahun 2017, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/4) siang. (Foto: JAY/Humas)

Presiden Jokowi memberikan sambutan pada acara Keberagaman Indonesia dalam rangka Peringatan KAA Tahun 2017, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/4) siang. (Foto: JAY/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan,  kunjungannya ke beberapa negara di Eropa, di Amerika, di Asia, di Timur Tengah, membuat dirinya semakin menyadari bahwa banyak negara di dunia, termasuk negara-negara maju, sekarang sedang gelisah.

“Perasaan aman yang terganggu, toleransi mereka yang terkoyak, dihantui terorisme, dihantui ekstremisme, dihantui radikalisme. Dan mereka sedang mencari referensi nilai-nilai dalam mengelola keberagaman,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Keberagaman Indonesia dalam rangka Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) Tahun 2017, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/4) siang.

Presiden bersyukur, karena kodrat kebangsaan Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika. Kodrat Indonesia adalah mengelola keberagaman, mengelola kemajemukan, mengelola kebhinekaan. Ia menyebutkan, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mempunyai 1.340 suku, beragam ras, dan bermacam agama. Namun demikian, Indonesia tetap harmonis dan damai.

“Indonesia tetap bisa membangun dengan pertumbuhan ekonomi yang baik. Dan di antara negara-negara anggota G-20, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 di Triwulan II berada pada peringkat tiga besar di bawah Tiongkok dan India. Karena itu, kita, Indonesia menjadi referensi,” papar Presiden Jokowi.

Kalau dulu Indonesia menjadi salah satu inisiator solidaritas Asia Afrika, menjadi inspirator negara-negara terjajah untuk merdeka, lanjut Presiden, sekarang Indonesia menjadi rujukan dalam mengelola keberagaman suku, mengelola keberagaman agama, mengelola keberagaman ras, dan mengelola keberagaman antar golongan. Selain itu, politik luar negeri Indonesia secara konsisten juga terus menyuarakan perdamaian dunia.

Untuk menghormati keberagaman itu, Presiden Jokowi mengajak seluruh pemimpin dunia untuk terus menyuarakan penghormatan terhadap kemajemukan. “Pesan ini juga akan saya sampaikan langsung kepada para pemimpin Asia dan Afrika,” ujar Presiden seraya menyampaikan harapannya, agar semangat Bhinneka Tunggal Ika juga menjadi semangat Asia Afrika.

Kepada seluruh Rakyat Indonesia, Presiden Jokowi berpesan, jangan mudah tergoda oleh isu-isu SARA yang memperlemah bangsa dan negara “Jangan takut melawan tindakan-tindakan intoleransi, dan kekerasan atas nama apapun. Mari terus perkuat komitmen bersama kita dalam menjaga dan merawat kodrat kebangsaan Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika,” tegas Presiden.

Acara Keberagaman Indonesia dalam rangka Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) Tahun 2017 itu dihadiri oleh Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam Wiranto, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Menlu Retno Marsudi, Menhub Budi K Sumadi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan para duta besar negara-negara Asia Afrika.

Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi dan para menteri kabinet kerja menggunakan busana daerah, sehingga menjadikan acara tersebut lebih semarak. (DND/JAY/ES)

Berita Terbaru