Presiden Jokowi Minta Pegawai Negeri Tinggalkan Mentalitas ‘Ndoro’

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 2 Desember 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 27.481 Kali

Korpri-1Setelah pada Senin (1/12) kemarin hadir dalam upacara Peringatan HUT Ke-43 Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku dirinya teringat pada tahun 1980-an saat betapa bangganya orang bila memakai baju Korpri.

“Saat ini saya melihat kebanggaan itu masih ada. Kebanggaan itu adalah kebanggaan yang positif,” tulis Jokowi dalam fanpage facebooknya yang diunggahnya beberapa saat lalu.

Presiden mengingatkan, para para Pegawai Negeri menggeser mentalitasnya, dari mentalitas kaum ‘Ndoro’ menjadi mentalitas melayani.

Menurut Presiden, Pegawai Negeri di Indonesia sejarahnya tak lepas dari bagaimana kekuasaan kolonial mengatur masyarakat, di masa Hindia Belanda saat itu pegawai negeri disebut sebagai “Ambtenaren” . Presiden menyebut, mentalitas ambtenaren adalah mentalitas penguasa.

Ketika kita merdeka, lanjut Jokowi, mentalitas itu tak serta merta hilang. Kultur feodal tetap menjadi nyawa dari birokrasi kita, rakyat dipandang sebagai objek dari penguasa, bukan sebagai “mereka yang seharusnya dilayani”.

“Mentalitas feodal itulah yang harus diubah, budaya birokrasi kita harus dibentuk menjadi budaya birokrasi egaliter, pejabat-pejabat birokrasi harus tenggelam dalam irama kehidupan rakyat bukannya malah membangun kesenjangan,” tutur Jokowi seraya menyebutkan, ketika pejabat tenggelam dalam kehidupan rakyat, karakter yang dibangun pertama kali adalah “hidup sederhana”.

Presiden Jokowi menilai, tidak sepantasnya jika kemudian pejabat menjadi contoh bagaimana kehidupan serba glamour, pejabat seperti raja-raja kecil, memamerkan kemewahan ditengah rakyat yang seharusnya dilayani.

“Eksistensi pegawai negeri haruslah diukur dari prestasi kerjanya dalam melayani rakyat, bukan dari seberapa banyak tamu diundang dalam pesta pernikahan anaknya,” kata Jokowi.

Ditegaskan Kepala Negara, ukuran kebanggaan pegawai negeri adalah bagaimana melihat rakyat hidup lebih baik, bukan membanggakan “gendut-nya rekening” dari sabetan pendapatan ilegal proyek-proyek.

Hidup yang sederhana dengan rejeki yang halal, mengabdi sepenuhnya pada bangsa dan negara, melayani rakyat dengan kesungguhan hati, kata Jokowi, itulah kebanggaan sejati Pegawai Negeri. “Itulah sesungguh-sungguhnya kehormatan kemanusiaan dari Pegawai Negeri Republik Indonesia,” pungkasnya. (ES)

 

Berita Terbaru