Sambutan Presiden Joko Widodo Pada Peluncuran Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) dan Peresmian Pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (SILAKNAS) Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Di Istana Negara Kamis, 27 Juli 2017 Pukul 14:00 WIB

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 Juli 2017
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 6.779 Kali

Logo-Pidato2Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh, Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahi Robbil ‘alamin, washolatu wassalamu ‘ala asrofil ambiya’i wal mursalin sayyidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammadin wa ‘ala alihi wasohbihi ajma’in. Amma ba’du.

Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia,

Yang saya hormati Presiden Republik Indonesia ke-3,

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja, Gubernur Bank Indonesia, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK),

Yang saya hormati yang mulia para alim ulama, khususnya Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI),

Bapak/Ibu, hadirin dan undangan yang berbahagia,

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dan ini selalu saya sampaikan disetiap konferensi, disetiap summit, pada saat bertemu dengan kepala-kepala negara, kepala pemerintahan, di manapun di luar negeri, ini saya pakai sebagai pembuka, bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Saya pakai, karena ini adalah kekuatan dan potensi negara kita.

Sekali lagi, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia seharusnya memiliki industri keuangan syariah yang bisa tumbuh dengan pesat. Memang sudah semestinya seperti itu. Dan setelah melewati dua dekade, saat ini jumlah institusi keuangan syariah di negara kita, Indonesia, adalah terbanyak di dunia. Indonesia telah memiliki 34 Bank Syariah, 58 Operator Takaful atau asuransi syariah, 7 Modal Ventura Syariah atau rumah gadai syariah, dan lebih dari 5.000 Lembaga Keuangan Mikro Syariah, serta memiliki 23 juta pelanggan. Suatu jumlah yang besar, tetapi masih banyak sekali peluang yang masih bisa kita manfaatkan, karena pasarnya sangat besar.

Akan tetapi, pasar perbankan syariah pada tahun 2016 baru mencapai 5,3 persen, masih kecil sekali, baru 5,3 persen terhadap seluruh aset industri perbankan nasional kita. Inilah peluang besar yang harus kita manfaatkan, jangan sampai nantinya justru dimanfaatkan oleh negara lain peluang ini. Capaian ini masih berada jauh di bawah negara-negara lain, misalnya di Arab Saudi sudah mencapai 51,1 persen, sudah besar. Di Malaysia sudah mencapai 23,8 persen, sudah cukup besar. Di Uni Emirat Arab sudah mencapai 19,6 persen. Sekali lagi, di negara kita, Indonesia, dengan penduduk muslim terbesar di dunia, baru mencapai 5,3 persen, masih kecil sekali.

Sekali lagi, dengan modal kekuatan populasi umat Islam terbesar di dunia, sudah seharusnya dan sudah sepantasnya Indonesia menjadi terdepan, menjadi pemimpin, dan menjadi pusat keuangan syariah dunia. Harusnya seperti itu. Dan sudah sepantasnya seperti itu. Tapi ini belum kejadian.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Saya yakin, insya Allah saya optimis, jika industri keuangan syariah betul-betul kita dorong, betul-betul terus kita perkuat, betul-betul terus kita kembangkan, maka keuangan syariah akan dapat menjadi salah satu solusi utama dalam pembiayaan pembangunan di negara kita. Baik pembangunan ekonomi umat, baik itu pembangunan infrastruktur, baik itu untuk pembangunan jalan, untuk pembangunan jembatan, untuk pembangunan pelabuhan, untuk pembangunan pembangkit listrik, maupun dalam pembiayaan-pembiayaan program pengentasan kemiskinan dan mengurangi ketimpangan sosial. Bisa kita gunakan.

Untuk pembahasan kemiskinan dan menekan ketimpangan, kita harus bisa memanfaatkan dana-dana sosial keagamaan, seperti dana zakat yang juga potensinya masih sangat besar sekali. Selain itu juga negara kita juga memiliki tanah wakaf, Indonesia memiliki tanah wakaf dengan total luas yang sangat besar sekali. Data yang saya dapatkan 4,3 miliar persegi. Besar sekali, yang mayoritas belum dimanfaatkan untuk kegiatan produktif, karena umumnya memang dijadikan untuk masjid ataupun pemakaman umum. Selain itu, wakaf tunai yang terkumpul juga baru sekitar 22 miliar. Tentu saja wakaf tunai juga perlu didorong untuk lebih kita kembangkan lagi, sehingga hasil-hasil yang diperoleh dari wakaf-wakaf tersebut bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan produktif, seperti pembangunan ekonomi umat, pemberdayaan UMKM, sehingga dapat dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat yang membutuhkan.

Kemarin juga sudah kita lantik Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Ini juga sebuah potensi yang sangat besar. Ada kurang lebih 80 – 93 triliun, yang kalau dimanfaatkan dengan baik, ditaruh di tempat-tempat yang memberikan keuntungan yang besar, juga akan mempercepat pembangunan negara kita. Kemarin sudah saya sampaikan, bisa ditaruh di tempat-tempat yang aman, jangan yang berisiko, dana haji kita.

Saya sudah mengintip negara-negara lain dalam pemanfaatan dana haji ini. Taruh saja, misalnya di pembangunan jalan tol, aman enggak mungkin rugi, jalan tol enggak akan rugi, enggak akan hilang. Pembangunan pelabuhan, dari dana haji kenapa tidak, taruh di situ akan memberikan keuntungan yang besar sehingga nanti bisa menurunkan ongkos haji, bahkan kayak tabung haji di malaysia, itu ditaruh di perkebunan. Perkebunan itu masih ada risikonya, kebakar atau enggak keluar hasilnya, buahnya bisa (rugi, red).  Tapi kalau jalan tol, pelabuhan, airport, enggak akan, insya Allah enggak akan ada ruginya. Dan itu sudah saya sampaikan agar nanti dana haji kita berikan peluang untuk dananya ditaruh-taruh yang enak-enak saja, yang berisiko jangan. Karena ini dana umat, hati-hati.

Itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, kita terus dorong KNKS ini agar bisa meluncurkan nanti program-program yang bisa mendorong keuangan syariah kita, ekonomi syariah kita, sehingga betul-betul angka yang 5,3 persen nanti bisa meloncat ke angka yang lebih besar, yang lebih tinggi lagi.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Maka dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, saya nyatakan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) resmi diluncurkan, serta SILAKNAS Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Tahun 2017 secara resmi dibuka.

Terima kasih.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. 

 

Transkrip Pidato Terbaru