Sambutan Presiden Joko Widodo pada Penyerahan Sertifikat Tanah untuk Rakyat, 6 Juni 2018, di Gedung Komplek Waterboom Bintang Fantasi, Pamanukan, Kabupaten Subang, Jawa Barat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 6 Juni 2018
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 2.676 Kali

Logo-Pidato2-8Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati Pak Menteri Agraria Tata Ruang/Kepala BPN beserta Ibu,
Yang saya hormati Pak Agum Gumelar, Wantimpres,
Yang saya hormati Gubernur Jawa Barat,
Yang saya hormati Pak Teten Masduki, beserta Pangdam, Kapolda,
Bapak/Ibu Bupati Subang, Bupati Purwakarta, Bupati Karawang yang hadir pada sore hari ini,
Serta Ibu dan Bapak sekalian seluruh penerima sertifikat.

Sampurasun!
Kumaha damang?
Sae?
Alhamdulillah.

Saya mendapatkan angka tadi yang diberikan pada hari ini 5.000 sertifikat, yang dihadirkan di sini 3.250. Sertifikatnya tolong diangkat semuanya. Kenapa harus diangkat? Supaya tahu bahwa sertifikat ini sudah diserahkan semuanya pada Bapak-Ibu sekalian. Bukan hanya yang di depan ini saja, yang tadi saya serahkan.

Jangan diturunkan dulu, mau saya hitung. Saya hitung dulu. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,…, 5.000. Betul. Sudah, berarti benar 5.000. Karena target yang saya berikan kepada Pak Menteri, tahun yang lalu 5 juta sertifikat harus keluar dari kantor BPN, sebelumnya hanya 500 ribu per tahun. Tahun kemarin 5 juta per tahun di seluruh Indonesia. Tahun ini 7 juta sertifikat harus keluar, tahun depan 9 juta sertifikat harus keluar. Berarti kantor BPN enggak tidur. Semuanya harus kerja, Minggu, Sabtu kerja, karena memang itulah cara melayani masyarakat yang cepat. Benar ndak? Senang enggak dilayani cepat?

Di Jawa Barat sendiri tahun ini targetnya 1.200.000. Ini besar sekali, hampir juga 10 kali lipat dibanding biasanya. Tahun depan targetnya 1,5 juta harus keluar, 4 tahun lagi di seluruh Jawa Barat target kita sudah semuanya memegang yang namanya tanda bukti hak hukum atas tanah, yaitu sertifikat.

Kenapa ini harus diberikan dan harus dikerjakan cepat? Setiap saya pergi ke daerah, pergi ke desa, ke kampung, selalu yang ada di kuping saya itu masyarakat, “Pak, sengketa lahan, sengketa tanah.” Ada sengketa tanah rakyat dengan rakyat ada, rakyat dengan tetangganya ada, rakyat dengan pemerintah ada, rakyat dengan perusahaan ada, rakyat dengan BUMN ada. Di mana-mana di semua provinsi ada semuanya, enggak di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Papua, Maluku, NTT, NTB, semuanya ada. Oleh sebab itu, saya perintahkan ini harus dipercepat, sertifikat ini harus dipercepat.

Dan alhamdulillah sekarang produksi sertifikat cepat sekali. Dan saya pada kesempatan yang baik ini mengucapkan terima kasih Pak Menteri beserta seluruh kantor BPN yang kerja keras, Sabtu-Minggu, pagi sampai malam karena saya beri target. Kerja sekarang memang harus ada targetnya.

Kemudian yang kedua, kalau sudah pegang sertifikat tolong diberi plastik seperti ini. Difotokopi, jangan lupa juga, yang kedua, difotokopi, disimpan yang baik. Tapi kalau sudah ada plastik gini kalau gentingnya bocor, ya kan, berarti enggak rusak sertifikatnya. Kenapa harus difotokopi? Kalau aslinya hilang, fotokopinya masih, mengurusnya lebih mudah ke kantor BPN. Jadi tolong nanti kalau sudah sampai di rumah ini difotokopi, diberi plastik seperti ini. Satu di simpan di lemari di sini yang asli, yang satu fotocopi simpan di lemari yang lain.

Yang kedua, biasanya kalau sudah pegang sertifikat seperti ini inginnya di sekolahkan. Benar ndak? Mengaku saja, benar kan? Nah, silakan tidak apa-apa sertifikat ini mau dipakai untuk agunan, silakan. Mau dipakai untuk jaminan ke bank, silakan. Tapi tolong dilihat banknya yang bagus yang mana, dilihat lagi juga bunganya berapa. Dikalkulasi, dihitung bisa mengangsur setiap bulannya tidak, bisa mengembalikan mencicil setiap bulannya tidak. Kalau kalkulasi hitungannya kira-kira sulit dan enggak masuk, jangan dipaksakan. Ini sertifikat bisa hilang. Sudah jadi kayak gini, hilang disita bank gara-gara enggak bisa mengangsur, enggak bisa mencicil bunga maupun pokoknya.

Kemudian yang kedua, kalau dapat pinjaman dari bank, ini masukkan, tanahnya gede masukkan, dapat Rp300 juta, saya titip jangan sampai yang Rp150 juta untuk beli mobil. Ini yang banyak kita seperti itu, dapat Rp300 juta, Rp150 juta untuk beli mobil. Disetir, mutar-mutar kampung, gagah. Gagahnya 6 bulan, setelah 6 bulan ditarik lagi ke dealer karena enggak bisa mengangsur. Ininya juga diambil sama bank karena tidak bisa mencicil setiap bulannya. Nah hilang dua-duanya, mobilnya hilang, sertifikat juga hilang. Hati-hati.

Kalau dapat pinjaman Rp300 juta misalnya, gunakan semuanya untuk modal kerja, gunakan semuanya untuk modal investasi, gunakan semuanya untuk modal usaha. Jangan dipakai yang lain-lain dulu Dapat berapa pun, dapat Rp30 juta gunakan semuanya untuk modal kerja, modal usaha, modal investasi. Jangan dipakai untuk hal-hal yang lain-lainnya. Saya titip. Kalau ada untung Rp5 juta ditabung silakan, ada untung Rp10 juta ditabung silakan. Kalau sudah terkumpul, mau beli mobil, mau beli truk, mau beli sepeda motor, silakan tapi dari keuntungan, bukan dari uang yang pinjaman tadi. Saya titip ini. Karena banyak yang waktu dapat uangnya, uang pinjaman itu waktu dapat senang banget. Benar ndak? Lupa, untuk beli ini, beli ini, beli ini, beli ini. Nah begitu enggak bisa mengangsur, begitu enggak bisa mencicil baru bingung, muter-muter bingung. Itu titipan saya. Silakan dipakai untuk agunan atau jaminan ke bank tapi kalkulasi, hitung.

Yang terakhir Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian, saya ingin mengingatkan kepada kita semuanya bahwa negara ini adalah negara besar. Negara kita adalah negara besar dengan penduduk sekarang ini sudah 263 juta penduduk kita yang tersebar di 17.000 pulau yang kita miliki. Jadi negara kita ini negara yang sangat besar.

Indonesia diberi anugerah oleh Allah SWT majemuk, berbeda-beda, beragam. Kita memiliki 714 suku dengan bahasa daerah yang berbeda-beda, ada 1.100 lebih bahasa daerah. Agamanya berbeda-beda, sukunya berbeda-beda, tradisi berbeda-beda, adat berbeda-beda. Ini adalah anugerah yang diberikan Allah pada kita bangsa Indonesia. Marilah kita jaga dan kita rawat bersama-sama keragaman ini, kemajemukan ini. Jangan perbedaan itu menjadikan kita terpecah-pecah. Perbedaan-perbedaan yang ada harus memperkuat bangsa ini.

Karena 714 suku itu adalah jumlah yang besar. Di Singapura saja jumlah sukunya hanya ada 4. Singapura 4, Indonesia 714, bayangkan. Afghanistan, saya baru pulang dari Afghanistan, Afghanistan itu 7, sukunya hanya 7, Indonesia 714. Bayangkan. Afghanistan itu perang gara-gara perang suku, kemudian perang besar, 40 tahun tidak selesai.

Inilah yang harus kita jaga bersama-sama, kita jaga persatuan kita, kita jaga persaudaraan kita, kita jaga ukhuwah islamiyah kita, kita jaga ukhuwah wathaniyah kita. Sekali lagi, kita adalah bangsa besar tetapi berbeda-beda suku, agama, tradisi, adat, bahasa daerah.

Jangan sampai gara-gara pilihan bupati, jangan sampai karena pilihan wali kota, jangan sampai karena pilihan gubernur, jangan sampaikan karena pilihan presiden kita tidak saling sapa dengan tetangga, tidak saling sapa dengan teman, tidak saling sapa dengan kampung yang berbeda pilihan, jangan sampai. Rugi besar bangsa ini. Karena modal kekuatan bangsa Indonesia adalah persatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sekali lagi, marilah kita jaga.

Silakan kalau ada pilihan bupati atau pilihan wali kota atau pilihan gubernur atau pilihan presiden, sudah, pilih yang Bapak-Ibu semuanya anggap paling baik pilih, dicoblos, rukun kembali dengan tetangga, dengan antar kampung, dengan teman. Jangan sampai gara-gara pilihan bupati, pilihan gubernur, pilihan presiden menjadikan kita ini kayak bermusuhan gitu. Rugi besar kita. Itu hanya pesta demokrasi, pesta demokrasi setiap 5 tahun sekali, dan itu akan ada terus. Apa kita mau enggak saling bicara antar kampung, antar tetangga? Kan enggak kan? Benar ndak? Setuju ndak?

Silakan, ada pilihan bupati silakan coblos yang Bapak-Ibu anggap paling baik. Di Jawa Barat juga ada pilihan gubernur, coblos yang Bapak-Ibu anggap paling baik. Nanti ada pilihan presiden juga coblos yang Bapak-Ibu anggap paling baik, siapapun. Jangan sampai gara-gara pesta demokrasi kita menjadi tidak bersatu dan tidak bersaudara.

Karena bentangan negara kita ini sangat luas dan sangat panjang. 17.000 pulau, bayangkan. Saya pernah terbang dari Banda Aceh di paling barat menuju ke timur, bukan di Jayapura, ke Wamena, di Papua, di tanah Papua. Berapa jam coba? 9 jam 15 menit naik pesawat. Kalau jalan kaki berapa tahun? Naik pesawat saja 9 jam 15 menit. Itu kalau terbang dari London di Inggris itu ke timur sampai di Istanbul di Turki itu melewati 1, 2, 3, 4, 5, 6, mungkin 7 negara. Berarti negara kita ini negara besar sekali. Semuanya berbeda-beda kita ini.

Baiklah Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati,
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada sore hari ini. Sekali lagi, sertifikat yang sudah kita serahkan agar digunakan sebaik-baiknya untuk peningkatan ekonomi, peningkatan kesejahteraan keluarga kita.

Saya tutup,
Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Transkrip Pidato Terbaru