Sambutan Presiden Joko Widodo pada Penyerahan Sertipikat Hak Atas Tanah Program Strategi Nasional se-Jabodetabek, di Lapangan Park & Ride, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, 20 Agustus 2017

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 20 Agustus 2017
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 3.035 Kali

Logo-Pidato2-8Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirrabbilalamin,
wassalatu was salamu ‘ala ashrifil anbiya i wal-mursalin,
Sayidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammaddin,
wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in amma ba’du,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om swastiastu namo buddhaya salam kebajikan.

Yang saya hormati Pimpinan dan Anggota Komisi II DPR RI,
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja,
Yang saya hormati Panglima TNI beserta seluruh jajaran TNI dan Polri,
Yang saya hormati Bapak Gubernur BI yang hadir,
Gubernur DKI Jakarta beserta seluruh Bupati dan Wali Kota yang hadir,
Bapak/Ibu seluruh penerima sertifikat.

Saya yang pertama ingin menyampaikan bahwa di seluruh tanah air Indonesia, harusnya, harusnya, ada 126 juta bidang tanah yang harus sudah diberikan kepada masyarakat. Tetapi sampai akhir 2016 kemarin baru 46 juta yang bisa diberikan. 126 juta, yang diberikan baru 46 juta, artinya masih ada 80 juta sertifikat yang harus diberikan pemerintah kepada masyarakat. Masih banyak sekali, 80 juta bidang tanah yang harus disertifikatkan.

Oleh sebab itu, pemerintah mulai tahun ini saya sudah perintahkan ke Pak Menteri ATR/Kepala BPN, biasanya 1 tahun 400 atau 500 sertifikat, ndak saya ndak mau. Tahun ini harus diselesaikan 5 juta sertifikat di seluruh Indonesia, tahun depan 7 juta sertifikat harus keluar, tahun depannya lagi 9 juta sertifikat harus keluar.

Untuk apa? Untuk apa? Saya kira Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara tahu, tidak hanya di DKI, tapi yang paling banyak di DKI, di provinsi-provinsi yang lain juga sama, sengketa tanah ada di mana-mana. Antara masyarakat dengan masyarakat, antara masyarakat dengan perusahaan, antara masyarakat dengan pemerintah, semuanya. Setiap saya ke daerah, keluhannya selalu itu. Kenapa terjadi? Karena masih 80 juta sertifikat yang belum bisa kita selesaikan, sudah berpuluh-puluh tahun. Oleh sebab itu, saya minta seluruh Kanwil Kantor BPN pelayanan sertifikat sekarang harus dipercepat, dipermudah. Tidak boleh sekarang ngurus sertifikat tanah sampai bertahun-tahun, itu masa lalu. Kedepan tidak boleh urusan-urusan dipersulit, diperlama, bertahun-tahun. Benar ndak? Itu problem yang harus kita selesaikan.

Saya sudah minta ke Pak Menteri ATR/Kepala BPN, menyampaikan kepada saya bahwa masih banyak kurang juru ukur. Sudah, tidak usah juru ukur pakai PNS, tambahannya pakai outsourcing dari luar yang diberikan sertifikasi, sudah. Untuk mempercepat segala cara kita tempuh agar rakyat pegang yang namanya hak atas tanah, yang namanya sertifikat ini.

Saya tadi lupa, coba semuanya Jakarta dan Jabodetabek yang sudah pegang sertifikat pada pagi hari ini angkat semuanya. Jangan diturunkan dulu, mau saya hitung. Jangan turun dulu sebelum hitungan saya rampung. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,… 7.486 betul, sudah turun. Kalau enggak dihitung nanti jangan-jangan bukan 7.486, hanya diserahkan 20 biji, siapa tahu. Sekarang angkat, mesti gitu. Iya kan? Benar ndak? Jangan-jangan nanti simbolis yang di depan tadi yang dibagi, ndak saya ndak mau sekarang, ndak ada simbolis-simbolis. Angkat, gitu. Kalau sudah diangkat, ini baru kelihatan semuanya pegang sertifikat. Benar ndak? Memang harus seperti itu.

Coba kita lihat, kita cerita di Jakarta saja. Di Jakarta yang namanya sertifikat, 1 bidang ada yang punya sertifikat 3-4. Akhirnya apa? Sengketa. Benar ndak? Pemerintah DKI saja, eks Wali Kota Jakarta Barat,kalah coba, bayangkan. Pemerintah saja kalah. Coba bayangkan, waktu saya jadi Gubernur DKI Jakarta,ngurus yang namanya sertifikat BMW untuk stadion enggak rampung-rampung. Sampai saya enggak jadi Gubernur belum rampung coba. Apalagi rakyat? Benar ndak? Hati-hati, sekarang saya pantau, saya awasi terus urusan sertifikat. Jangan ada yang bermain-main urusan ini. Saya peringatkan semuanya, semuanya harus cepat, semuanya harus dilayani. Bahwa juru ukurnya kurang akan kita tambahi terus. Setuju ndak? Masa pemerintah saja bisa ngurus sertifikat saja sulit. Tapi alhamdulillah ini tadi baru saja kita serahkan sertifikat BMW yang di Jakarta Utara kepada Pak Gubernur. Diangkat Pak Gub. Nah ini sertifikatnya sudah diserahkan. Masa pemerintah saja kesulitan ngurus sertifikat. Pemerintah DKI, bayangkan. Saya membayangkan apalagi rakyat. Benar ndak? Tapi Bapak/Ibu semuanya senang pegang sertifikat?

Tapi hati-hati, kalau sudah pegang sertifikat hati-hati. Tolong dimasukkan ke plastik, difotokopi, kalau hilang mengurusnya biar mudah. Semuanya dimasukkan plastik, difotokopi agar mengurusnya mudah. Yang pertama ini.

Yang kedua, kalau ada yang ingin ini sertifikat ini yang ingin dipakai untuk agunan/kolateral atau jaminan ke bank silakan. Ini sudah bisa dipakai untuk jaminan. Tapi hati-hati kalau pinjam bank. Kalau pinjam duit ke bank itu hati-hati, jangan terima enaknya saja. Waktu terima wah sertifikat dimasukkan jleb gitu kan, dapat uang Rp300 juta. Waduh senang,Rp150 juta untuk beli mobil, biasanya kan gitu. Benar ndak? Begitu tidak bisa mengangsur, tidak bisa mencicil mobilnya ketarik sertifikatnya hilang. Hati-hati.Silakan sertifikat ini dipakai untuk agunan ke bank. Enggak apa-apa silakan, tetapi dihitung dulu, masuk ndak, dikalkulasi dulu bisa mencicil per bulannya ndak, mengangsur setiap bulannya bisa ndak. Harus betul-betul dikalkulasi dan dihitung seperti itu. Jangan sampai sertifikatnya sudah jadi, ditaruh di bank, dapat duit, kemudian sertifikatnya enam bulan hilang karena tidak bisa mencicil atau mengangsur, hati-hati. Saya titip. Jadi kalau mau beli mobil, ini sertifikat sudah dimasukkan ke bank, mau beli mobil itu dari keuntungan. Wah keuntungannya sudah banyak ini, sudah bisa ngangsur baik, keuntungannya masih sisa, itu belikan mobil enggak apa-apa. Saya titip itu saja. Karena kalau ndak kadang-kadang kita itu terlalu semangat, dapat Rp300 juta pinjaman bank, Rp150 dibelikan mobil biar gagah gitu ya, wah sekarang naik mobil gagah, begitu enam bulan mobilnya hilang sertifikatnya hilang.

(Dialog Presiden RI dengan hadirin)

Saya kira itu Ibu dan Bapak sekalian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, saya mengucapkan selamat atas sertifikat Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara semuanya yang telah selesai.

Saya tutup,
Terima kasih,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Transkrip Pidato Terbaru