Sambutan Presiden Joko Widodo pada Peresmian Pengisian Bendungan Raknamo serta Peresmian PLBN Wini dan PLBN Motamasin, 9 Januari 2018, di Bendungam Raknamo, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 9 Januari 2018
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 3.850 Kali

Logo-Pidato2Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom,
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur beserta Ibu, dan seluruh Bupati, dan Wali Kota yang hadir, Pangdam, Kapolda,
Hadirin dan undangan yang berbahagia.

Saya ingat tiga tahun yang lalu, bulan Desember 2014, 2 bulan setelah pelantikan saya, saya ke sini untuk pencanangan dimulainya konstruksi Bendungan Raknamo ini. Perkiraan saya waktu itu, memang dari Pak Menteri PU perkiraannya 5 tahun, kemudian saya tawar 4 tahun. Jadi harusnya masih setahun lagi bendungan ini selesai. Dan karena dikerjakan siang dan malam, hanya dalam waktu 3 tahun bendungan ini bisa selesai.

Dan hari ini kita semuanya, masyarakat Kupang, masyarakat NTT, pasti bersuka cita, berbahagia sekali karena Bendungan Raknamo ini yang kita nanti-nantikan sejak lama sudah akan segera dimulai proses pengisian airnya. Alhamdulillah, puji syukur, pembangunan Bendungan Raknamo berjalan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Sekali lagi, ini tentu hasil kerja keras siang-malam dari Kementerian PU, kerja keras dari Pak Gubernur dan seluruh Bupati dan Wali Kota yang ada di sekitar bendungan ini. Dan saya sudah ke sini tiga kali untuk memastikan bahwa proses-proses pengerjaan itu betul-betul selesai sesuai yang kita inginkan.

Setiap saya ke NTT, saya selalu melihat problem utama di provinsi ini sebenarnya hanya satu kalau kita bisa selesaikan: air. Air. Di sudut manapun di NTT ini kalau bisa menyelesaikan ini, kesejahteraan, kemakmuran ekonomi pasti akan naik. Keluhan utamanya juga sama kalau kita ke bawah, selalu keluhannya adalah air. Oleh sebab itu, pada saat saya sampaikan bahwa di seluruh tanah air Indonesia akan dibangun 49 waduk atau bendungan. Pak Gubernur NTT, Pak Frans menyampaikan ke saya, telepon bolak-balik setiap malam, pertama diberi 3, minta tambah 2, sudah diberi 5, minta tambah lagi 2, jadi 7 di NTT ini. Provinsi yang lain paling 1, paling 1, ada yang 2, tapi kalau 7 hanya di NTT ini. Itupun masih telepan-telepon lagi minta tambah 2 lagi. Sudah 7, saya sampaikan, jangan tambah lagi, stop. Nanti tambahnya yang embung-embung saja lah. Embung boleh. Karena apa? Waduk besar seperti ini, bendungan besar seperti ini memerlukan uang yang tidak sedikit, memerlukan anggaran yang tidak kecil.

Tetapi, sekali lagi, karena memang kondisi alam, kondisi geografis NTT, dan juga rentang musim hujan yang sangat singkat daripada musim panas, kuncinya sekali lagi di sini adalah air. Oleh sebab itu, waduk ini harus dibangun.

Biasanya di sini juga sama, kelimpahan air justru terjadi pada musim hujan. Dan kita juga memiliki sungai yang seharusnya bisa ditahan air itu sebelum mengalir ke laut, dan sayangnya potensi itu tidak dimaksimalkan dengan menyediakan bendungan/waduk dan embung untuk mengatasi krisis air di NTT. Inilah yang sedang kita kerjakan.

Dan tadi sudah saya sampaikan, sudah saya perintahkan 7 (tujuh) waduk di NTT segera diselesaikan. Pertama waduk ini, waduk Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang; kemudian Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu; kemudian Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka; Bendungan Temef di Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS); Bendungan Mbay di Kabupaten Nagekeo di Flores; Bendungan Kolhua di Kota Kupang; dan Bendungan Manikin di Kabupaten Kupang. Selain itu di kabupaten-kabupaten yang lain kita bangun embung-embung. Seperti yang tadi pagi, juga saya cek di Rote Ndao, di Pulau Rote itu juga sangat bagus sekali, sangat bermanfaat sekali bagi masyarakat di sana.

Dan 7 (tujuh) bendungan itu merupakan jawaban atas kerinduan panjang masyarakat NTT pada sumber air. Karena nanti bendungan ini selain untuk pengairan sawah, juga untuk air baku, kepentingan air minum kita, dan juga untuk pembangkit tenaga listrik yang juga masih dibutuhkan di sini.

Bendungan Raknamo ini mempunyai daya tampung 14 juta meter kubik, coba bayangkan. Punya daya tampung 14 juta meter kubik ini kalau penuh nantinya. Yang saat, nantinya kalau sudah berfungsi, ada fungsi yang pertama menyediakan air baku 0,1 meter kubik per detik. Yang kedua, untuk irigasi 1.250 hektar. Saya titip untuk yang satu ini, untuk irigasi, kalau bendungannya sudah jadi agar dipastikan sambungan irigasinya itu juga ada dan sambung sampai ke sawah. Karena saya lihat, saya pernah lihat tidak 1, 2, 3 bendungan, saya sendiri lihat di Aceh Barat, saya lihat bendungannya ada, airnya ada, irigasinya enggak ada. Lah untuk apa? Ini jangan sampai terjadi di NTT. Tanggung jawab Gubernur ada, tanggung jawab Bupati, Wali Kota ada. Siapa bagian yang mana. Sehingga masyarakat betul-betul, nantinya, mendapatkan manfaat dari jaringan irigasi yang ada. Dan air itu mengalir dan bisa dimanfaatkan oleh petani untuk meningkatkan produktivitasnya di sawah-sawah mereka. Ketiga, bendungan ini bisa menyediakan listrik sebesar 0,22 megawatt, sehingga nantinya juga akan menambah lagi kelistrikan yang ada di sekitar bendungan ini.

Hari ini kita juga meresmikan 2 pos lintas batas, yaitu Pos Lintas Batas Wini dan Pos Lintas Batas Motamasin.

Selalu ini saya sampaikan, bahwa pada saat saya mengecek pertama di Pos Lintas Batas tiga tahun yang lalu di Mota’ain, saat itu saya lihat kantornya kayak kantor kelurahan. Dibandingkan dengan yang ada di Timor Leste, kita kalah. Katanya Pak Bupati Belu, orang-orang kita sering pergi ke sana untuk selfie. Tapi sekarang, setelah dibangun di Mota’ain, kebalik, orang-orang di sana sekarang selfie di tempat kita. Masak kita ke sana hanya untuk selfie. Sekarang gantian kita selfie di tempat kita sendiri, mereka selfie di tempat kita, gitu. Yang bener seperti itu. Dan ini yang kita bangun tidak hanya di NTT, di Entikong, di Aruk, di Nanga Badau, di Skouw, di Papua. Karena memang ini adalah wajah kita, wajah terdepan kita.

Saya dengar ini tetangga kita juga, karena kita melihat gedung kita sekarang lebih baik dari mereka. Dulunya kita lebih jelek sekarang lebih baik, dua kali lebih baik. Mereka juga merencanakan untuk lebih baik dari kita. Sudah, nanti sebelum dia selesai, kita juga bangun lebih baik dari dia, gitu. Jangan dia membangun lebih baik kita diam saja, lama-lama keok kita. Kalah.

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan.

Terakhir, saya titip kepada Pak Gubernur, Pak Bupati, Pak Wali Kota, juga masyarakat di sekitar waduk, di sekitar pos-pos perbatasan kita, marilah kita ikut bersama-sama menjaga, merawat infrastruktur ini dengan baik. Selain itu juga, identifikasi potensi perdagangan dan aktivitas ekonomi yang bisa kita gerakkan bersama di wilayah perbatasan kita. Saya sudah perintahkan setahun yang lalu untuk ditambah dibangun pasar-pasar modern di situ, sehingga rakyat  kita bisa mengekspor produk-produk dari Indonesia ke luar. Saya yakin banyak potensi yang dimiliki di NTT yang dibutuhkan negara tetangga kita dan ini harus kita respon, harus kita tangkap peluang-peluang ini dengan baik, sehingga ekspor kita akan naik.

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada sore hari ini. Dan dengan mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim, dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya resmikan pengisian air Bendungan Raknamo dan saya resmikan Pos Lintas Batas Wini dan Motamasin di NTT.

Terima kasih.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Shalom.

Transkrip Pidato Terbaru