Sambutan Presiden Joko Widodo, pada Peresmian SMA Negeri Taruna Nala Jawa Timur, 3 Juni 2017,  di SMA Negeri Taruna Nala Jawa Timur, Kota Malang, Jawa Timur

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 3 Juni 2017
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 4.869 Kali

Logo-Pidato2-8Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semua.

Yang saya hormati Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Yang saya hormati Gubernur Jawa Timur beserta Wali Kota Malang,
Yang saya hormati seluruh pejabat TNI dan Polri, khususnya TNI Angkatan Laut,
Yang saya hormati Kepala Sekolah beserta Bapak/Ibu Guru, serta Siswa/Siswi SMA Negeri Taruna Nala Malang, Jawa Timur.

Negara kita, Indonesia, nantinya di tahun 2030 kesana, akan mendapatkan yang namanya bonus demografi. Ada usia-usia produktif di atas 60 persen, yang ini akan sangat bagus sekali bagi negara kita Indonesia, dibandingkan negara-negara yang lain yang tidak memiliki keuntungan seperti itu. Ada usia-usia produktif yang sangat banyak. Tetapi kalau usia-usia produktif itu tidak disiapkan dari sekarang justru akan menjadi kontraproduktif dan menjadi sebuah masalah, menjadi sebuah beban negara karena kesalahan kita tidak mempersiapkan anak-anak kita dalam rangka kompetisi, dalam rangka bersaing dengan negara-negara yang lain. Inilah yang perlu saya ingatkan kepada kita semuanya bahwa sumberdaya manusia, bahwa SDM ke depan itu memegang peranan yang sangat penting bagi negara kita.

Saya sangat bangga sekali bahwa di Jawa Timur, dimotori oleh Pak Gubernur yang bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut, diberikan dukungan dari daerah, dari Malang, pada pagi hari ini bisa kita lihat SMA Negeri Taruna Nala, yang kita harapkan nantinya bisa mengeluarkan, bisa memproduksi SDM-SDM yang mempunyai keunggulan-keunggulan dalam berkompetisi dengan SDM-SDM lain dari negara-negara lain.

Perubahan dunia sekarang ini semakin hari semakin cepat. Setiap detik berubah, setiap menit berubah, setiap jam berubah, setiap hari, setiap minggu, setiap bulan berubahnya cepat sekali. Kita bisa lihat ada internet, baru kita belajar satu-dua, satu-dua, baru belajar, sudah muncul mobile internet. Mobile internet kita baru lihat apa ini, barang apa ini, muncul lagi artificial intelligence, mesin-mesin cerdas. Perubahan-perubahan seperti inilah yang harus terus kita antisipasi dengan mempersiapkan SDM-SDM kita.

Coba kita lihat negara lain, sudah berbicara SpaceX, bagaimana mengelola ruang angkasa. Sudah berbicara Tesla, mempersiapkan mobil fantastik masa depan. Sudah menyiapkan Hyperloop, bagaimana memindahkan orang dari satu tempat ke tempat lain dengan supercepat, dengan cepatnya. Inilah yang harus kita kejar.

Negara lain kalau dulu ada paypal, sekarang sudah ada alipay. Pembayaran itu bukan dengan uang cash, bukan, bukan dengan credit card, bukan, tetapi membayar sesuatu kalau kita belanja di mana-mana dengan smartphone yang kita punyai.

Inilah perubahan-perubahan yang kita harus sadar bahwa kita harus mengejar dimana kita tertinggal. Kita harus mengejar, kita harus memperbaiki, kita harus berbenah dimana kita tertinggal.

Jangan sampai kita justru terjebak kepada persoalan-persoalan yang sekarang ini kita lihat. Saling menjelekkan, saling menghujat, ini terutama di medsos, saling menyalahkan, saling memfitnah, membuat berita-berita hoax di media sosial. Ini adalah hal-hal yang tidak produktif. Hal-hal yang tidak memiliki kontribusi terhadap negara ini.

Kita ingin semua energi bangsa ini kita arahkan pada optimisme, kepada energi positif, kepada hal-hal yang positif, pikiran-pikiran positif (positive thinking). Bukan kepada hal-hal yang justru memecah kita, membuat kita saling menyalahkan satu dengan yang lain. Sehingga lupa bahwa kedepan kita harus menyiapkan SDM-SDM. Sehingga lupa bahwa ke depan kita harus berkompetisi, bersaing dengan negara-negara yang lain.

Saya ingin mengingatkan saat saya pergi ke Korea Selatan. Saya masuk ke perusahaan yang ada di sana. Di kita ada yang namanya PT PAL, semua tahu ini membuat kapal. Dibangun tahun ’72, didirikan tahun ’72. Di Korea juga ada PT PAL, seperti PT PAL. Dibangun tahun ’73. Sama-sama dimulai, tetapi di sana saat ini sudah bisa membuat kapal selam, kita belum. Kita pesan di sana, kita beli di sana.

Kenapa mulainya pada tahun yang lebih awal kita, satu tahun lebih awal, tetapi mereka bisa dan kita belum? Ini pasti ada sesuatu yang harus kita perbaiki.

Hal-hal seperti inilah yang perlu kita ingatkan. Karena sekali lagi, energi kita sering habis untuk hal-hal yang tidak perlu.

Oleh sebab itu, pada kesempatan yang baik ini saya mengajak kepada kita semuanya, saya ingin berpesan kepada para pendidik, para tenaga pendidik, agar betul-betul siswa-siswa kita benar-benar dibina, benar-benar ditempa agar menjadi putra-putri yang produktif, putra-putri yang menjadi kebanggaan bangsa kita. Bukan hanya diisi otaknya tetapi juga diisi jiwanya, tetapi juga diisi kegigihan semangatnya. Dan ini saya lihat di SMA Negeri Taruna Nala ini akan muncul siswa-siswa unggul seperti itu. Betul-betul siapkan mereka dari awal untuk menghadapi dunia nyata setelah sekolah, dunia yang penuh kompetisi, dunia yang penuh persaingan. Dan siapkan mereka untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi di berbagai universitas terkemuka di seluruh tanah air. Yang paling penting, siapkan mereka dari awal agar memiliki cita-cita untuk ikut membangun negara ini, untuk ikut membangun negeri ini saat mereka nanti sudah dewasa.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim saya resmikan SMA Negeri Taruna Nala Malang, Jawa Timur.

Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Transkrip Pidato Terbaru