Sambutan Presiden Joko Widodo pada Tasyakuran Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ke-43 dan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Menara MUI, 26 Juli 2018, di Menara MUI, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 Juli 2018
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 6.703 Kali

Logo-Pidato2Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirrabbilalamin,
wassalatu was salamu ‘ala ashrifil anbiya i wal-mursalin,
Sayidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammaddin,
wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in amma ba’du.

Yang saya hormati Yang Mulia Ketua Umum MUI Pusat Bapak Prof Kyai Haji Ma’ruf Amin beserta seluruh jajaran pengurus MUI,
Yang saya hormati Bapak Try Sutrisno, Wakil Presiden Ke-6 Republik Indonesia,
Yang saya hormati Menteri Agama, Kepala Staf Kepresidenan, Wantimpres yang hadir pada siang hari ini,
Yang saya hormati Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat Bapak Profesor Din Syamsudin,
Khairu ummah yang hadir,
Bapak-Ibu hadirin-hadirat yang berbahagia.

Tadi di depan sudah disampaikan kepada saya gambaran-gambaran dan rencana-rencana mengenai pembangunan Menara MUI di atas tanah 18 hektare, yang menaranya sendiri nanti tingginya akan 17 lantai. Ini rencana, rencananya 17 lantai tapi saya meyakini dengan rida Allah, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim akan kita dorong bersama-sama agar secepat-cepatnya Menara MUI ini bisa segera kita selesaikan dengan konsep dana wakaf. Meskipun saya juga bukan orang kaya saya nanti sedikit-dikit Pak Kyai. Memberi semangat saja, tidak banyak tapi memberikan semangat agar Menara MUI ini benar-benar bisa diselesaikan dan MUI memiliki sendiri kantor besar yaitu yang berada di lokasi ini.

Yang kedua Bapak-Ibu sekalian para ulama yang mulia,
Saya ingin mengingatkan kepada kita semuanya bahwa aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, adalah kerukunan, adalah persaudaraan. Oleh sebab itu, pada kesempatan yang berbahagia ini marilah saya mengajak kepada kita semuanya untuk terus membangun ukhuwah islamiyah kita, terus menjaga ukhuwah wathaniyah kita karena, sekali lagi, aset terbesar kita adalah persatuan, persaudaraan, dan kerukunan.

Karena anugerah Allah yang diberikan kepada bangsa kita Indonesia kita ini memang berbeda-beda, berbeda-beda suku, berbeda-beda agama, berbeda-beda adat, berbeda-beda tradisi. Yang itu sangat kelihatan kalau kita berjalan dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, betapa perbedaan-perbedaan itu begitu sangat beragamnya, sangat bermacam-macam, dan sangat berbeda-beda. Akan kelihatan pakaian, tradisi, adat, dalam mengucapkan setelah salam berbeda-beda. Inilah sekali lagi anugerah yang diberikan Allah kepada kita bangsa Indonesia dan marilah kita jaga bersama-sama.

Jangan sampai persatuan, kerukunan, persaudaraan kita retak gara-gara masalah pesta demokrasi, masalah pilkada, pilihan bupati, masalah pilihan wali kota, masalah pemilihan gubernur, masalah pemilihan presiden. Karena yang namanya pilkada/pemilu itu setiap 5 tahun akan ada terus. Ini adalah pesta demokrasi yang ada di negara kita. Akan sangat besar ongkos sosialnya apabila persaudaraan kita, kerukunan kita, ukhuwah  kita retak gara-gara urusan pemilihan bupati, wali kota, gubernur, maupun pemilihan presiden.

Dan marilah kita bersama-sama selalu berprasangka yang baik, berpikiran positif, mengembangkan pikiran-pikiran yang penuh kecintaan. Pak Kyai Ma’ruf pernah menyampaikan, kita ini mbok ya khusnul tafahum jangan su’ud tafahum. Kalau su’ud tafahum itu gampang curiga, gampang berprasangka buruk, gampang mengembangkan pikiran-pikiran yang negatif. Inilah pesan Pak Kyai yang diberikan kepada saya, untuk menyampaikan ini kepada rakyat, kepada masyarakat, kepada umat. Sehingga, sekali lagi, ukhuwah kita tetap terjaga, kerukunan kita terjaga, persatuan kita terus tetap terjaga.

Saya rasa itu sedikit yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, saya akan ikut mendorong, memantau, agar dana wakafnya segera terkumpul secepat-cepatnya. Karena tadi yang naik panggung baru 5, Pak Chairul Tanjung belum naik ke panggung. Beliau ini kan baru saja, saya membaca tadi pagi, masuk dalam 5 besar orang terkaya di Indonesia, jadi tolong Pak Kyai nanti dilaporkan Pak Chairul Tanjung ini nyumbangnya berapa, wakafnya berapa, dana wakafnya berapa, harus jelas. Belum yang lain-lain, nanti akan saya tegur satu persatu.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, selamat milad yang ke-43 MUI, mohon tausiyah, mohon uswahnya, dan kutbahnya demi MUI demi kejayaan Indonesia dan kesejahteraan umat kita yang kita cintai.

Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Transkrip Pidato Terbaru