Sekretariat Kabinet Gelar Rakor Sinkronisasi Rancangan Arsitektur dan Informasi Kinerja

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 5 November 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 41.866 Kali

Rapat_Karo_Renkeu3Sekretariat Kabinet menyelenggarakan Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Rancangan Arsitektur dan Informasi Kinerja Sekretariat Kabinet pada Rabu (5/11)  di Kompleks Perkantoran Kantor Kepresidenan Republik Indonesia, Jakarta.

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan selaku Ketua Tim Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja Sekretariat Kabinet. M. Amperawan mengatakan, rakor ini dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan sistem penganggaran berbasis kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome). “Hal ini, sesuai amanat  Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,” tuturnya.

Amperawan  mengatakan bahwa Kementerian Keuangan  saat melakukan  evaluasi atas RKA-KL secara nasional menemukan  beberapa hal penting penting, antara lain:

* Jumlah output K/L terlalu banyak, pada tahun 2012 tercatat sejumlah 11.702 output K/L;

* Banyak ouput K/L bersifat administratif,dan bukan substantive;

* Banyak output K/L yang berkarateristik input, dan

* Target Output K/L tidak jelas.

Atas dasar temuan tersebut, Amperawan menilai dibutuhkan transformasi menuju RKA-KL yang lebih berkualitas dengan pendekatan fungsi yang berorientasi pada outcome.

Penataan arsitektur dan informasi kinerja menurut Amperawan, dilakukan atas dasar lemahnya  existing kuantitas output/outcome. Melalui rakor, Amperawan berharap  kondisi expected  kuantitas output/outcome yang selektif, fokus, dan strategis, jelas, relevan dan terukur.

Menurut Amperawan, selama ini arsitektur dan informasi kinerja berdasarkan struktur organisasi, dimana program dan outcome dikelola dan dihasilkan oleh eselon I. Sedangkan kegiatan dan output dikelola dan dihasilkan oleh eselon II.

“Pada masa mendatang, arsitektur dan informasi kinerja berdasarkan fungsi dan outcome diterapkan pada setiap level organisasi, mulai dari tingkat nasional, kementerian/lembaga, satuan organisasi/ eselon I sampai dengan unit kerja/ eselon II,” paparnya.

Informasi kinerja tersebut, lanjut Amperawan, bersifat baku, yang terdiri dari input, aktivitas, output, dan outcome. “Keadaan yang demikian akan mengantarkan kita pada penjelasan hirarki informasi kinerja dari level makro strategis sampai dengan level mikro teknis dan aspek akuntabilitas organisasi di masing-masing level,” ungkapnya.

Tim Arsitektur dan Informasi Kinerja telah merumuskan draf Rancangan Arsitektur dan Informasi Kinerja Sekretariat Kabinet dengan rumusan outcome Terwujudnya Kelancaran Tugas Presiden Selaku Kepala Pemerintahan melalui dukungan administrasi, teknis dan pemikiran, dengan indikator sebagai berikut:

1. Persentase penyelesaian R Perpres, R Keppres, dan R Inppres yang ditindaklanjuti ;

2. Persentase rekomendasi kebijakan yang ditindaklanjuti;

3. Persentase peyebarluasan hasil sidang kabinet/rapat tepat waktu, dan

4. Persentase penyelesaian Keppres tentang pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan pemerintahan serta kepangkatan, pemberhentian dan pensiun PNS golongan IV/c ke atas yang ditanda tangani oleh Presiden

Hadir pada acara ini seluruh pejabat eselon II Sekretariat Kabinet. (WID/ES)

Berita Terbaru