Seskab: Presiden Sudah Mematok Harga Daging Harus Di bawah Rp 80 Ribu

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 30 Mei 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 54.350 Kali
Seskab Pramono Anung menjawab wartawan usai rapat terbatas, di kantor kepresidenan, Jakarta, Senin (30/5) sore. (Foto: JAY/Humas)

Seskab Pramono Anung menjawab wartawan usai Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (30/5) sore. (Foto: Humas/Jay)

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menegaskan, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara serius dan sungguh-sungguh ingin membalikkan image bahwa kalau mau puasa dan lebaran selalu harga-harga itu naik. Ia menyebutkan, sekarang ini memang ada upaya dari pasar yang tentunya dengan tangan-tangan yang kuat ingin mempermainkan harga tersebut.

“Maka, Presiden sudah berulang kali memberikan instruksi, baik kepada Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, Menteri BUMN, untuk beberapa komoditas utama itu harus bisa turun, bukan lagi harga stabil, karena harganya sudah tinggi, tetapi harga harus diturunkan,” kata Pramono kepada wartawan usai mengikuti Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (30/5) sore.

Seskab menunjuk contoh, misalnya hari ini harga daging di pasaran sudah Rp120.000/kg, bahkan sudah ada Rp130.000. “Presiden mematok bahwa harus bisa di bawah Rp80.000/kg, demikian juga dengan harga gula yang sudah di beberapa daerah bahkan sudah Rp15.000. Itu harus bisa turun seperti apa yang menjadi instruksi Presiden,” tegasnya.

Dengan demikian, tegas Seskab, komoditas utama yang diperlukan pada saat puasa dan lebaran saat ini, seperti beras, gula, bawang merah, bawang putih, daging, daging ayam maupun daging sapi atau ini itu harus turun.

Itu sebabnya Mentan tadi akan mengimpor 10.000 ton daging? “Ya apapun, karena tidak memungkinkan kalau kemudian ini masih dikuasai oleh orang yang menguasai pasar pada saat ini. Pasti harganya akan Rp120.000-130.000 seperti pada tahun lalu. Padahal Presiden menginginkan harga itu Rp80.000,” jelas Pramono.

Soal bagaimana caranya, menurut Seskab, ya impor dibuka. Ia mengingatkan, kita sudah mempunyai hubungan koneksi secara langsung baik dengan Australia, dengan New Zealand, dengan India, dengan beberapa negara lainnya untuk bisa mendatangkan daging dengan harga sampai dengan konsumen bisa Rp80.000/kg.

Seskab meyakini, upaya mengimpor daging sapi itu tidak akan mengganggu fiskal dalam negeri, karena ini tidak menggunakan APBN. Selain itu juga mengikuti mekanisme pasar, sehingga BUMN atau siapapun yang akan melakukan impor pasti akan mendapatkan keuntungan.

Ia menyebutkan, harga impor memang murah, seperti di Australia hanya sekitar Rp58.000/kg, sementara di Malaysia atau Singapura bisa dijual Rp70.000-Rp75.000/kg. Karena itu, Seskab meyakini impor daging ini tidak akan mengganggu mekanisme pasar. (FID/ES)

 

Berita Terbaru