Seskab: Setop Sebarkan “Hoax” dari Diri Sendiri, Hati-Hati dengan Sampah Digital

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 18 Februari 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 26.060 Kali
Suasana kekeluargaan dalam sesi dialog dengan Seskab dalam rangkaian acara Rapat Kerja Sekretariat Kabinet di Istana Kepresidenan Cipanas, Jawa Barat, Sabtu (18/2) sore. (Foto: Humas/Deni)

Suasana kekeluargaan dalam sesi dialog dengan Seskab dalam rangkaian acara Rapat Kerja Sekretariat Kabinet di Istana Kepresidenan Cipanas, Jawa Barat, Sabtu (18/2) sore. (Foto: Humas/Deni)

Banyak cara yang bisa dilakukan seseorang, menurut Sekretaris Kabinet (Seskab), untuk mempromosikan diri dengan media sosial sekarang ini.

“Saya membuat di WA grup, saya posting ini di WA saya yang anonim, yang tidak dimiliki oleh orang lain, kemudian saya masukkan kembali di WA grup yang saya miliki. Misalnya tentang reshuffle, ini pasti saudara-saudara menerima itu, ini diganti itu, ini diganti itu. Walaupun semua tahu itu hoax,” tutur Seskab, Pramono Anung dalam sesi dialog pada acara Raker Sekretariat Kabinet di Istana Kepresidenan Cipanas, Jawa Barat (18/2).

Berita hoax yang sering beredar di masyarakat, lanjut Seskab, juga terkadang ditanyakan oleh orang yang diyakini tidak mungkin akan percaya berita tersebut.
“Inilah yang terjadi dan ini yang kemudian membuat beberapa negara sekarang ini, di Eropa Barat, mengalami yang sekarang ini disebut dengan kejenuhan memakai sosial media,” tambah Seskab.
Bangsa barat, menurut Seskab, mulai mengurangi penggunaan sosal media. Namun, lanjut Seskab, di Indonesia, sedang gandrung dengan sosial media dan sering kali banyak masyarakat menerima berita tanpa membaca dengan teliti kemudian meneruskan, menyebarkan kepada siapapun.
“Pelan-pelan Saudara harus mulai belajar untuk tidak melakukan itu. Lakukan dengan cara sederhana, minimal kepada diri sendiri, tidak menyebarkan berita hoax, minimal,” tutur Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung memberikan tips.
Kalau ini bisa ditularkan kepada keluarga, lanjut Seskab, akan menjadi lebih baik. Namun sekali lagi, Seskab menyampaikan serbuan hoax ini akan mengalami kejenuhan.
“Mungkin menurut saya, 2 tahun lagi. Sekarang ini sampai dengan tahun 2018, mungkin sampai puncaknya di 2019, ketika pemilu, hoax ini pasti akan mendominasi,” Seskab memberikan prediksi.
Hal lain yang perlu diperhatikan, menurut Seskab, yakni berkaitan dengan sampah digital media.
“Siapapun yang mau running menjadi pejabat publik, sekarang ini sangat gampang yang namanya sampah digital itu kita ambil kembali, kita tampilkan ke ruang publik,” Seskab mengingatkan.
Apa yang terjadi misalnya dengan diri pribadi, Seskab mencontohkan, bahwa Ia ada di ruang publik hampir 19-20 tahun. “Tentunya ada sampah media yang ada pada saya, apa lagi dengan media yang mengutip sangat cepat tanpa ada kedalaman, sering kali berita itu bisa salah, sering kali bisa salah,” pungkas Seskab saat berikan arahan.
Acara Rapat Kerja (raker) kali ini yang berlangsung dua hari, 18-19 Februari 2017, dilakukan dengan menghadirkan para pemangku kebijakan di Sekretariat Kabinet. Sesi acara raker, terkait arahan Seskab kepada para pimpinan dan pegawai di Sekretariat Kabinet tentang tugas dan fungsi serta arah kebijakan ke depan. (FID/EN)
Berita Terbaru