Silaturahmi Presiden Joko Widodo dengan Teladan Nasional dan Para Pendukung Acara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia, 18 Agustus 2017, di Istana Negara, Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 Desember 2017
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 5.556 Kali

Logo-Pidato2-8Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om swastiastu namo buddhaya salam kebajikan.

Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak H. Jusuf Kalla,
Yang saya hormati para Menko, para Menteri yang hadir,
Yang saya hormati Panglima TNI, Kapolri, beserta seluruh Kepala Staf Angkatan (Darat, Laut, dan Udara) yang juga hadir pada sore hari ini,
Seluruh anggota pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) serta para teladan nasional yang tadi sudah disebutkan oleh Menteri Sekretaris Negara,
Hadirin sekalian yang saya hormati.

Kemarin kita sudah melihat bersama acara Peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan yang ke-72 telah kita laksanakan bersama. Semuanya berjalan baik dan yang paling penting pesan yang ingin kita sampaikan pada perayaan 17 Agustus kemarin adalah keberagaman. Dan pesan itu saya ingin betul-betul sampai di masyarakat untuk mengingatkan kepada kita semuanya bahwa kita ini memang majemuk, kita ini memang beragam, kita ini memang bermacam-macam suku, agama, bahasa daerah, bermacam-macam. Pesan itu yang ingin kita sampaikan. Dan kalau melihat media kemarin maupun media hari ini saya kira pesan itu moga-moga sampai.

Kemarin ada waktu paskibraka mulai dari keluar crak, crak, crak, crak, kemudian stop naik ke saya itu yang pagi. Turun crak, crak, crak, crak balik lagi, rampung. Tapi ada tidak tahu, sorenya crak, crak, crak, crak, crak menurunin bendera, terus menyerahkan ke saya. Saya kan tidak pakai gladi, saya hanya ngingetin saja, saya ingetin. Tapi yang saya melihat gladinya itu yang pagi proses pagi, proses sorenya tidak inget. Jadi waktu sampai di depan kemudian pembawa bendera naik, Ruth dari Sumut naik ke atas, saya bisik-bisik ke Ruth saat tapi tidak ada yang dengar kan? Ada yang dengar enggak? Enggak ada. “Ruth ini ngambilnya bendera apa dengan bakinya?” Saya ingat-ingat, ini kelihatannya dengan baki kuningnya. Sudah saya ambil, Ruth bisik-bisik ke saya, “Bapak hanya benderanya saja.” Ya saya ganti sudah.

Tapi enggak ada yang tahu kan? Enggak ada yang tahu? Kalau ada yang tahu silakan maju. Ada yang tahu? Enggak apa-apa kalau ada yang tahu atau dengar. “Pak, saya dengar Pak.” Enggak ada yang tahu? Pak Wapres tahu? Enggak tahu. Pak Wapres yang dekat saja tidak tahu apalagi yang lain ngomong tahu. Ya itulah perlunya gladi. Secara latihan, ini latihannya berapa? Satu bulan kan. Latihan satu bulan kemudian diulang-ulang sehingga betul-betul kemarin saya lihat alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik. Saya yang tidak digladi. Saya yang tidak digladi. Kan sudah setahun yang lalu kan juga lupa kan. Tapi untungnya tidak ada yang tahu, Pak Wapres yang didekat saya saja tidak tahu.

Yang kedua, saya ingin titip pesan kepada anak-anakku semuanya anggota paskibraka. Semuanya kan dipilih dari jenjang ya, seleksi di kabupaten/kota, naik ke provinsi, dipilih lagi. Artinya, 1 provinsi dikirim berapa? Dua, dua. Coba hitung dari berapa orang yang diseleksi sehingga hanya muncul dua. Ada mungkin yang dari, bisa 60 ya kan? Kayak Jawa Tengah itu kabupatennya banyak, 70-an misalnya. Yang punya kabupaten banyak kan berarti kan kompetisinya kan semakin bersaingnya semakin ketat. Tetapi itulah dunia. Memang harus bersaing dan harus berkompetisi. Siapa yang muncul terbaik itulah yang dipilih.

Sama, negara ini juga sama. Negara ini juga berkompetisi dengan negara lain. Kita harus ingat itu. Jangan dipikir negara kita ini tidak bersaing dengan negara lain, bersaing. Dan yang bisa bekerja dengan cepat, bisa memiliki reputasi yang baik, bisa memiliki prestasi yang baik ya itulah yang mendapatkan kepercayaan dari internasional. Pasti seperti itu.

Oleh sebab itu, enggak usah takut bersaing, jangan takut bersaing. Bersaing dalam semua hal. Misalnya, kayak kemudahan berusaha, ease doing business, bersaing kita dari mungkin 180-an negara, rangking kita masih di angka 91. Ya tidak jelek-jelek amat tapi buat saya masih kurang. Masih jauh kalau 91 rangkingnya. Kemudahan berusaha. Kemudian rangking apalagi? Nah ini kalau yang terakhir bagus, rangking untuk kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya, ini kita wajib tepuk tangan. Kan belum saya sampaikan, kok sudah ditepuktangani? Jadi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya kita ini sekarang, ini surveinya Gallup World Poll, oleh OECD, rangking kita di rangking 1. Biasanya yang pegang nomor 1 itu Swiss, negara-negara Eropa, Swiss, ini nomor 1 Indonesia, 2 Swiss, 3 India, Luxembourg, kemudian ke bawah-ke bawah. Kemudian rangking untuk investasi, menariknya sebuah negara untuk investasi. Ini yang melakukan penilaian adalah United Nations on Conference Trade and Development. Ini kita berada pada rangking ke-4. Ini juga sudah sangat baik, dari 8 meloncat ke-4.

Itulah yang namanya kompetisi antar negara. Sama seperti tadi anak-anakku semuanya, Saudara-saudara, rangking dari bertarung dari tingkat kabupaten/kota, bertarung lagi di tingkat provinsi, kemudian bisa dikirim, kemudian menjadi paskibraka nasional. Ini bukan sesuatu yang mudah. Sangat sulit bersaing seperti itu, saya tahu. Jadi kalau kemarin semua dilaksanakan denga lancar, baik, dan mendekati kesempurnaan ya saya kira itulah berkat latihan-latihan yang diberikan oleh instruktur kepada anak-anakku semuanya. Dan saya tidak mendengar sesuatu yang tidak baik. Alhamdulillah semua berjalan dengan baik.

Yang kedua, saya minta maju ini yang paskibraka yang dari, mana paling jauh mana ini?

(Dialog Presiden RI dengan paskibraka asal Papua dan Batam serta Teladan Peternakan dan Perikanan)

Dan sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada anak-anakku semuanya. Dan tolong meskipun sudah kembali ke provinsi masing-masing, ke daerahnya masing-masing tetap di jaga silaturahmi, hubungan komunikasi agar kapanpun nanti kalian bertemu ini masih, sekali lagi, seperti masih sebagai saudara dalam paskibraka tahun 2017.

Saya ucapkan selamat semuanya. Terima kasih.

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baiknya ini. Saya tutup. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Transkrip Pidato Terbaru