Tiba di Jakarta, Menlu Jelaskan Hasil Kunjungan Presiden Jokowi ke Korsel dan Rusia

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 Mei 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 32.247 Kali
Presiden Jokowi tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta (21/5) usai kunjungan kerja ke Republik Korea dan Rusia. (Foto: Humas/Jay)

Presiden Jokowi tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta (21/5) usai kunjungan kerja ke Republik Korea dan Rusia. (Foto: Humas/Jay)

Setelah melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan dan Rusia, sejak Minggu (15/5) lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba kembali di tanah air.

Pesawat kepresidenan yang membawa Presiden Jokowi dan beberapa pejabat negara yang mendampinginya, yaitu Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, serta Kepala Staf Presiden Teten Masduki mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (21/5) siang.

Keluar dari pesawat, Presiden langsung disambut oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)  dan  sejumlah menteri Kabinet Kerja, yang langsung melakukan pertemuan di ruang VVIP selama sekitar 20 menit.  Selanjutnya, Presiden Jokowi keluar dari ruangan dan langsung masuk ke dalam mobil Kepresidenan Indonesia 1 meninggalkan Halim Perdanakusuma disusul oleh Wapres Jusuf Kalla.

Keterangan pers mengenai kunjungan kenegaraan disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, didampingi oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Kepala Staf Presiden Teten Masduki. dan Juru Bicara Presiden Johan Budi.

Antusiasme Tinggi

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menjelaskan, dari kunjungan kenegaraan ke Seoul, beberapa hal yang dapat disampaikan antara lain komitmen yang sangat kuat dari Pemerintah Republik Korea (Korsel) untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang dengan Indonesia.

Selain kerja sama-kerja sama yang sudah kuat yang sudah dilakukan dengan Republik Korea, menurut Menlu, terdapat dua kerja sama yang akan ditambahkan untuk diprioritaskan, yaitu kerjasama dalam rangka akselerasi industrialisasi, dan yang kedua adalah kerja sama pengembangan industri kreatif.

“Setelah pertemuan dengan Presiden Park Geun-hye , tujuh kesepakatan kerja sama ditandatangani yaitu di bidang maritim,  industri kreatif, olahraga, geospasial, kawasan ekonomi khusus, restorasi lahan gambut dan pemberantasan korupsi,” ungkap Menlu Retno Marsudi.

Menlu  menambahkan bahwa dalam perjalanan di Republik Korea, tampak juga antusiasme yang sangat tinggi dari pengusaha Republik Korea. Misalnya, tercermin dalam bisnis forum yang dihadiri lebih dari 500 pengusaha Korsel,  dan telah menghasilkan deal bisnis deal sebesar 18 miliar dolar AS.

Masih di Korea Selatan, lanjut Retno, untuk pertama kalinya Presiden RI juga berkesempatan untuk melakukan interaksi dengan generasi muda setempat, yang digelar di Universitas Ajou. Presiden menyampaikan pidato kunci pada acara Asian Leadership Conference yang dihadiri oleh Presiden Park dan mantan Presiden Amerika Serikat George W Bush , serta tokoh-tokoh dunia lainnya.

Tentang pertemuan dengan Presiden Putin, Menlu mengatakan bahwa pertemuan tersebut dilakukan dalam suasana yang sangat bersahabat dan terbuka. Semangat untuk meningkatkan kerjasama di berbagai bidang juga sangat tampak baik pada level pemerintah maupun level swasta.

Menurut Menlu, potensi pengembangan kerjasama terbuka, antara lain peningkatan ekspor misalnya kelapa sawit, ikan, produk perikanan, buah dan sayuran, potensi pariwisata dan diversifikasi investasi. Semua potensi ini akan segera ditindaklanjuti oleh Indonesia.

“Khusus mengenai masalah investasi, salah satu komitmen di bidang investasi adalah pembangunan kilang minyak senilai 13 miliar dolar AS.  Dan setelah pertemuan bilateral dengan Presiden Putin telah ditandatangani lima kesepakatan kerjasama, yaitu dibidang pertahanan, IUU Fishing, arsip nasional, kebudayaan dan arsip kementerian luar negeri,” ujar Menlu Retno Marsudi.

Berkaitan dengan KTT ASEAN-Rusia, Menlu menjelaskan adanya  keinginan Rusia untuk meningkatkan kerjasama dengan ASEAN termasuk di bidang ekonomi dan isu integrasi ekonomi cukup mengemuka selama KTT.

Dalam KTT tersebut, Presiden Jokowi antara lain menyampaikan beberapa hal. Pertama bahwa kemitraan ASEAN dan Rusia harus membawa manfaat bagi perdamaian dan kemakmuran dunia. Yang kedua, Presiden menekankan pentingnya pembangunan arsitektur keamanan kawasan yang mengedepankan sentralitas ASEAN, dan meminta dukungan Rusia terhadap konsep arsitektur keamanan kawasan  yang diusulkan oleh Indonesia, dan Presiden juga menekankan pentingnya kerjasama ekonomi dalam konteks ASEAN-Rusia terutama pada bidang energi, UMKM, dan konektivitas.

“Di sela-sela KTT Presiden juga melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Vietnam yang baru, Yang Mulia Nguyen Xuan Phuc dan dua hal yang dibahas yaitu mendorong realisasi target perdagangan sebesar 10 miliar USD di tahun 2018 dan mendorong kelanjutan negosiasi delemitasi maritim Indonesia Vietnam,” kata Menlu. (DNA/ES)

Berita Terbaru