Tolak Bayar Tebusan, Menlu: Kita Kerja Keras Bebaskan 4 WNI Yang Masih Disandera di Filipina

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 2 Mei 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 23.041 Kali
Menlu Retno Marsudi berfoto bersama 10 WNI yang telah bebas dari penyanderaan, sebelum diserahkan kepada keluarga mereka, di Gedung Kemlu, Jakarta, Senin (2/5) siang

Menlu Retno Marsudi berfoto bersama 10 WNI yang telah bebas dari penyanderaan, sebelum diserahkan kepada keluarga mereka, di Gedung Kemlu, Jakarta, Senin (2/5) siang

Setelah 10 WNI Anak Buah Kapal (ABK) Brahma-12 dibebaskan oleh kelompok milisi di rumah Gubernur Zulu, Filipina, Pemerintah Indonesia masih terus bekerja bersama berbagai pihak dalam upaya pembebasan 4 WNI ABK TB Henry yang masih disandera kelompok milisi negara tersebut.

“Kita masih bekerja keras untuk pembebasan empat ABK WNI lainnya yang juga ditawan di Filipina,” kata Menlu alam acara penyerahan 10 ABK WNI korban sandera di Filipina kepada keluarganya, di Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jakarta, Senin (2/5).

Sebagaimana diketahui setelah menawan 10 WNI ABK Brahma-12 pada 23 Maret lalu, kelompok milisi juga menyandaera 4 WNI ABK TB Henry pada 15 April lalu. Keempat ABK itu disergap dalam kapal TB Henry saat sedang menarik kapal tongkang Cristy diserang dalam perjalanan dari Filipina ke Kalimantan. Dari 10 ABK, 6 berhasil diselamatkan militer Malaysia yang berpatroli dan 4 lainnya dibawa lari penyandera dengan kapal cepat ke arah perairan Tawi-tawi, Filipina.

Tolak Bayar Tebusan

Menlu Retno Marsudi mengemukakan, pemerintah akan menggunakan berbagai cara dan strategi untuk dapat membebaskan keempat ABK WNI tersebut. “Pemerintah Indonesia akan menggunakan semua opsi terbuka untuk dapat membebaskan empat ABK WNI yang masih menjadi sandera,” ujarnya.

Dalam upaya pembebasan itu, Menlu menegaskan, pemerintah tidak akan memberikan uang tebusan kepada kelompok milisi yang menyandera mereka.  Namun, pemerintah terus memantau lokasi empat ABK tersebut disandera.

“Pemerintah tidak akan mengeluarkan uang tebusan, tetapi lokasi keempat ABK yang disandera itu terus dipantau dari waktu ke waktu,” tegas Menlu. (*/ANT/ES)

Berita Terbaru