Tutup Rakernas APEKSI, Presiden Jokowi Tekankan Perlunya Diferensiasi Kota

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 20 Juli 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 16.745 Kali
Presiden Jokowi saat berikan sambutan dalam acara penutupan Rakernas APEKSI Tahun 2017, di Savana Hotel & Convention, Kota Malang, Jatim, Kamis (20/7). (Foto: Humas/Jay)

Presiden Jokowi saat berikan sambutan dalam acara penutupan Rakernas APEKSI Tahun 2017, di Savana Hotel & Convention, Kota Malang, Jatim, Kamis (20/7). (Foto: Humas/Jay)

Terkait dengan perkembangan kota, Presiden Joko Widodoo (Jokowi) menekankan perlunya diferensiasi kota. Hal yang diakuinya sudah berulang kali disampaikannya.

“Diferensiasi kota itu penting sekali, setiap kota itu memang harus ada pembedanya. Bogor, misalnya, dengan Bali, dengan Denpasar, harus beda, dengan Kota Ambon harus beda lagi, dengan Balikpapan harus beda lagi,” kata Presiden Jokowi zaat menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Tahun 2017, di Savana Hotel & Convention, Kota Malang, Jatim, Kamis (20/7) siang.
Menurut Presiden, kekuatan-kekuatan itu harusnya setiap kota yang harus merancang dan menyiapkan. Karena itu, Presiden mengingatkan kembali, jangan terjebak pada rutinitas-rutinitas.

“Kalau sudah kejebak ke arah sana, strategi pembangunan 50-100 tahun ke depan tidak kita siapkan, kota ini mau jadi apa? ini harus dibicarakan betul,” tutur Presiden.

Kepala Negara memberikan contoh Sunnylands, satu kota di California yang hanya mengurusi gol. Satu kota punya 37 padang golf, setiap hari ribuan pesawat pribadi itu ke sana, hanya untuk golf.

“Saya ke sana kok ini isinya hanya resort dan golf, enggak ada yang lain, hotel dan golf, enggak ada yang lain,” papar Kepala Negara seraya menambahkan, dia summit di situ juga di dalam padang golf.

“Untungnya satu saja saya ndak bisa golf, dan saya enggak pernah masuk yang namanya padang golf selain di Sunnylands tadi karena di situ ada Summit, kalau enggak ada Summit yang enggak akan masuk saya,” sambung Kepala Negara.

Presiden Jokowi juga menunjuk contoh di North Carolina, di situ ada kota yang namanya High Point, itu hanya ngurusin satu saja, mebel, yang kebetulan saya tahu, mebel. Hanya di situ ngurusin itu saja, enggak ada yang lain,” terangnya.

Setiap tahun, lanjut Presiden, pameran terbesar di dunia untuk urusan mebel di situ, tapi menginapnya enggak mungkin di kota itu karena sudah penuh, sehingga menginap di kota yang lain.

Presiden lantas membandingkannya dengan kota-kota di tanah air. Ia mencontohkan misalnya, Kota Ambon, urusan masalah ikan di situ, tapi menjadi terbaik terbesar dengan semua fasilitas ada di situ, orang mau seminar, orang yang mau bicara masalah ikan, hanya di Ambon.

“Orang di seluruh dunia kalau ingin berbicara ikan harus ingat Ambon, misalnya, tapi dirancang betul,” kata Presiden.

Karena itu, tegas Presiden, diferensiasi kota sangat penting. Kalau ndak ya kita rutinitas.

Mungkin tidak bisa diselesaikan dalam lima tahun, tapi menurut Presiden, 10 tahun sudah kelihatan sudah.

Brand kota seperti itu diperlukan kalau kita ingin kota kita terkenal,” kata Presiden seraya menambahkan, sebetulnya Indonesia ini banyak sekali yang bisa diangkat, yang kota-kota lain enggak punya.

Fokus

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi juga meminta kepada para bupati dan wali kota agar mulai merancang sebuah anggaran yang fokus, konsentrasi ke satu hal.

“Anggaran pembangunan ada katakanlah Rp300 miliar misalnya di sebuah kota, ya arahkan 60-70 persen itu untuk yang kita inginkan, fokus yang kita inginkan apa,” tutur Presiden Jokowi.

Kalau ingin merancang sebuah tata kota yang baik, menurut Presiden, ya sudah duit itu digunakan semuanya selama 5 tahun untuk memperbaiki misalnya trotoar. Ia menambahkan contoh seperti trotoar kota yang lain hanya 5 atau hanya 1 meter, buat 5 meter trotoarnya,  buat 6 meter trotoarnya, sehingga bisa menjadi pembeda dengan kota yang lain.

“Jadi percaya saya, kalau fokus, kerja fokus. Tapi kalau dibiarkan anggaran itu di ecer-ecer, dinas ini misalnya naik,  anggarannya naik Rp100 miliar,  sudah bagi 5 persen, 5 persen. Dinas ini 5 persen, dinas itu persen.  Ya sudah hilang engak ada baunya. Karena anggaran tidak fokus,” terang Presiden.

Sama seperti sekarang ini APBN, menurut Presiden, dirinya juga hanya ingin fokus kepada infrastruktur karena ini menjadi hal yang sangat mendasar, hal yang sangat dipentingkan bagi kompetisi, competitiveness sebuah negara.

Basic-nya di situ baru nanti rampung menginjak yang lain,” terang Presiden.

Dalam acara kali ini, Presiden Jokowi didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono,  Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono, dan Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wali kota Tangerang selaku Ketua Dewan Pengurus APEKSI, dan Wali Kota/Wakil Wali Kota di seluruh Indonesia. (DNA/JAY/ES)

Berita Terbaru