Ungkap Proyeksi Konsultan, Presiden Jokowi: Tahun 2030, Ekonomi Indonesia Nomor 5 di Dunia

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 Februari 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 19.103 Kali

Presiden Jokowi didampingi Menperin dan Menkes meresmikan Pabrik Bahan Baku Obat dan Produk Biologi PT Kalbio Global Medika–Kalbe Group, di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (27/2) pagi. (Foto: Rahmat/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, banyak yang tidak sadar jika Indonesia, selain sudah masuk dalam kelompok negara-negara Group 20 (G-20), juga sudah masuk dalam kelompok triliun dollar club, negara-negara yang punya ekonomi dengan nilai 1 triliun dollar AS per tahun.

“Produk Domestik Bruto yang kita miliki sebesar 1 triliun USD per tahun dan kita menjadi negara, meskipun negara dengan nomor yang ke-16 dalam GDP. Ini sekali lagi patut kita syukuri. Artinya, GDP kita ini besar, jangan lupa itu,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan Pabrik Bahan Baku Obat dan Produk Biologi PT Kalbio Global Medika–Kalbe Group, di Kawasan Industri Delta Silikon 3, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (27/2) pagi.

Lebih lanjut Presiden menyampaikan, kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berada pada kisaran di atas 5% per tahun, di sekitar 5 atau sampai 6% per tahun, berarti ekonomi Indonesia akan naik dua kali lipat.

“Ini yang sering orang lupa. Naik 2 kali lipat dalam kurun kurang lebih 14 tahun ke depan. Berarti ekonomi kita akan menjadi sebuah ekonomi dengan nilai triliun USD  paling lambat di tahun 2032,” ungkap Presiden.

Menurut Presiden, banyak orang tidak punya hitung-hitungan seperti ini. Bahkan ia mengungkapkan, konsultan internasional terkemuka memproyeksikan kalau pakai metode PPP/Purchasing Power Parity atau penyesuaian dengan tingkat harga-harga lokal, Indonesia di tahun 2030 nanti sudah menjadi ekonomi terbesar nomor 5 (lima) di dunia. “Hal-hal seperti ini yang sering kita lupa,” ujar Presiden Jokowi.

Namun Presiden mengingatkan, sekali sudah menjadi negara yang 16 besar, kemudian masuk ke-10 besar, kemudian nanti masuk 5 besar dunia, kita akan berbeda dengan hari ini, karena setiap masuk ke grade yang lebih atas, akan berbeda.

Jangan Terjebak Pesimistis

Oleh karena itu, Presiden meminta masyarakat jangan terjebak pada urusan-urusan yang menyebabkan banyak yang pesimistis padahal angka-angka di atas jelas sekali.

Termasuk di bidang kesehatan, menurut Presiden, sebuah masyarakat yang menghasilkan kegiatan ekonomi dengan 2 triliun dolar per tahun kebutuhannya, harapannya, ekspektasinya akan sangat berbeda dengan masyarakat hari ini, nanti akan berbeda sekali.

Presiden memberi contoh, jika hari ini banyak sekali masyarakat yang menderita penyakit akibat infeksi. Namun, Presiden menyampaikan bahwa dengan semakin berkembangnya ekonomi, dengan semakin besarnya jumlah penduduk yang masuk ke kelas menengah yang cenderung adalah hygiene akan membaik, nutrisi akan membaik, kesehatan akan membaik, dan akhirnya yang lebih berperan adalah yang penyakit lifestyle.

“Penyakit lifestyle, seperti yang tadi disampaikan Bu Menteri Kesehatan, diabetes karena makan maunya yang enak-enak semuanya, larinya ke sini. Darah tinggi, karena sudah kaya senengnya marah-marah. Sakit jantung, itu penyakit kelas menengah seperti itu, kanker,” ungkap Presiden Jokowi.

Selain itu, menurut Presiden, ekpektasi masyarakat dengan meningkatnya penghasilan  dipicu lagi dengan kebijakan pemerintah, masyarakat yang mungkin sebelumnya gampang pasrah, nrimo, ke depannya akan semakin menuntut, akan semakin proaktif dalam mengobati penyakitnya sehingga tidak mau diberi obat-obat biasa.

Karena itu, Presiden Jokowi sangat menyambut baik inisiatif Grup Kalbe untuk membangun pabrik bahan baku obat berbasis bioteknologi. Ia ingin mengajak semua pelaku industri farmasi untuk ikut terjun di sektor ini, dengan berinvestasi secepat-cepatnya.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (FID/RAH/ES)

Berita Terbaru