Wujudkan Lumbung Pangan Dunia, Presiden Jokowi Minta Dana Desa Jadi Rp 120 Triliun

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 30 November 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 33.047 Kali
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada acara Penyerahan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Tahun 2016, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (30/11) siang. (Foto: JAY/Humas)

Presiden Jokowi memberikan sambutan pada acara Penyerahan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Tahun 2016, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (30/11) siang. (Foto: Humas/Jay)

Indonesia mempunyai banyak peluang yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi lumbung pangan dunia. Sumber daya alam dan tanah Indonesia mendukung produksi pangan dan bisa bersaing dengan negara lain. Untuk mewujudkannya, Presiden Jokowi mengimbau agar Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Gubernur, Bupati, Walikota, Kepala Desa, penyuluh, peneliti, dan petaninya sendiri bisa bekerja bersama-sama.

“Kalau niatnya kuat, maunya juga kuat, kemauan kuat, rampung urusan-urusan seperti itu,” tegas Presiden Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara Penyerahan  Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Tahun 2016, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (30/11) siang.

Terkait upaya tersebut, Presiden Jokowi menegaskan, dirinya akan mengontrol terus penggunaan Dana Desa agar dimanfaatkan untuk peningkatan produksi pangan, baik membangun irigasi, maupun pembuatan kantong air/embung.

“Tahun yang lalu Dana Desa kita berikan Rp20,5 triliun untuk seluruh Indonesia. Tahun ini Rp47 triliun, Tahun depan Rp60 triliun, 2018 saya sudah minta pada Menteri, gimana caranya supaya bisa Rp120 triliun,” kata Presiden.

Presiden mengaku telah memerintahkan kepada Menteri Pertanian, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat agar tahun depan mulai konsentrasi untuk membuat kantong air/embung sebanyak-banyaknya, karena kuncinya memang di air.

“Kalau airnya ada, berarti sepanjang tahun bisa berproduksi, tidak hanya nunggu hujan saja. Kunci-kunci seperti itu yang bisa kita kerjakan,” tutur Presiden.

Ia menyebutkan, Indonesia mempunyai sumber daya air yang banyak, sehingga harus dikelola dengan baik agar memberikan manfaat dan tidak mengakibatkan banjir. Misalnya, dengan memberikan pintu air, menaikkan tanah, atau memberikan pompa air. “Pemerintah telah membagikan 40 ribu pompa air untuk dibagi pada masyarakat,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi berharap seluruh perintis pelopor bisa menularkan dan menginspirasi yang lain agar semuanya bekerja dan berproduksi, agar rakyat semuanya menjadi produktif. Presiden juga mengucapkan terima kasih kepada para penerima penghargaan atas perannya dalam memajukan sektor pangan Indonesia.

Pada kesempatan ini, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman juga melaporkan bahwa terjadi peningkatan ketahanan pangan Indonesia di tahun 2016, dimana secara khusus ada peningkatan produksi dari komoditas padi, jagung, cabe, dan bawang.

“Tahun ini, karena gerakan kita bersama, atas perintah Bapak Presiden, padi/beras kita tidak impor lagi tahun 2016. Bawang, cabai tidak impor lagi. Kemudian jagung impor turun 60 persen sampai dengan hari ini,” tegas Amran.

Tampak hadir dalam kesempatan itu Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (RMI/ES)

Lihat juga:


Video Penyerahan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2016 (30/11)

Berita Terbaru