Arahan Presiden Joko Widodo Pada Pertemuan dengan Siswa-Siswi SMA Taruna Nusantara, di Istana Negara, 2 Maret 2015
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semuanya.
Yang Saya hormati Bapak Menteri, yang Saya hormati Ketua Lembaga Perguruan Taruna Nusantara, Ketua Paguyuban Orangtua Siswa dan seluruh siswa-siswi SMA Taruna Nusantara yang pada pagi hari ini hadir.
Selamat pagi semuanya.
(Pagi)
Hari ini Saya ingin menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan Negara, dengan bangsa kita untuk anak-anakku semuanya. Saya kira Negara kita mempunyai potensi. Potensi yang besar yang kita semua tidak wajib tahu. Negara kita adalah Negara kepulauan dengan 17.000 lebih pulau kita punya. Ini sekaligus kekuatan tetapi juga sebuah tantangan karena mengelola 17.000 pulau yang tersebar dari Merauke sampai Sabang. Ini adalah sebuah bentangan yang sangat panjang dan tentu saja ini memerlukan menajemen yang baik. Kemudian juga penduduk yang besar, ini juga sebuah tantangan tetapi juga sebuah moda. 240 juta penduduk kita ini adalah moda sekaligus juga tantangan. Kemudian yang ketiga juga perlu saya sampaikan, FDP kita terbesar di Asia hampir 42% ASEAN ini dipegang oleh Indonesia.
Kemudian yang kedua, mengenai pertumbuhan ekonomi kalau dibandingkan dengan Negara-negara di dunia yang lain, kita, meskipun turun tahun 2013 5,8, tahun 2014 kemarin 5,1 tetapi masih diatas 5. Yang lain-lain cari pertumbuhan 1%, 2% saja sulit. Ini juga menjadi kekuatan kita. Dan tahun ini yang lain-lain pertumbuhannya diturunkan sekitar kita. Saya berikan contoh Malaysia tahun kemarin 5,8 tahun ini diturunkan 5,1. Di China juga sama, diturunkan juga kurang lebih 5%.
Semuanya diturunkan tetapi Indonesia ini bukan ambisius, tetapi kita memang perlu bekerja keras yang tahun 2014, 5,1% tahun ini justru kita naik 5,7%. Yang lain menurunkan kita justru naik. Kalau nanti target kita ini tercapai dari 5,1 bisa dinaikkan menjadi 5,7% pertumbuhan ekonomi, kepercayaan itu akan timbul. Baik kepercayaan dari masyarakat maupun dari dunia luar, bahwa ekonomi kita ini kokoh dan bahwa ekonomi kita ini kuat.
Ini juga sebagai suatu kesempatan, sebagai landasan yang akan kita pakai untuk menapak ke depan agar Negara kita akan lebih baik lagi. Dan Saya titip anak-anak di sini harus positif thinking, anak-anak disini harus optimis. Jangan ada mempunyai perasaan pesimis terhadap masa depan Negara ini. Kalian harus yakin itu.
Kita masih memiliki sumber daya geografis, sumber daya manusia, sumber daya alam yang jauh lebih baik dibanding Negara yang lain. Kemudian juga perlu saya sampaikan, supaya anak-anak semuanya optimis bahwa Indonesia adalah ekonominya terbesar ke-16 di dunia, dengan sekarang ini 45 juta kelas menengah. Kita ada 55 juta tenaga terampil dan stabilitas makro ekonomi kita pada peringkat ke-25.
Ini yang patut disyukuri dan perkiraan ekonom-ekonom, bukan perkiraan saya, Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar yang ke-7 di dunia pada tahun 2030. Ini perkiraan dan ramalan ekonom-ekonom dan harus kita buktikan bahwa itu bisa kita capai. Itu nanti juga tugas anak-anak semuanya. Karena itu 15 tahun lagi berarti sudah jadi orang semua ya? Jadi pemimpin semuanya dimanapun anak-anak nanti bekerja, kemudian akan ada 135 juta kelas menengah di Indonesia, dan ada kurang lebih 113 juta tenaga terampil di Indonesia. Ini kekuatan, yang lain-lain turun tetapi kita justru naik. Inilah landasan kita untuk tetap optimis meskipun kita tahu sekarang ini ada tekanan dollar terhadap rupiah ada tekanan dari global masalah yang berkaitan dengan ekonomi dan lain-lain. Tetapi anak-anak sekali lagi, yang muda-muda harus optimis menatap masa depan.
Memang masih banyak kekurangan dan tantangan-tantangan di Negara kita ini, kemiskinan, kita harus buka apa adanya masih ada 28 juta penduduk miskin di Negara kita. Masih ada pengangguran kurang lebih 7,2 juta di Indonesia yang harus dicarikan jalan keluarnya. Tetapi kalau ekonomi kita itu bisa naik 5,1 tahun ini naik menjadi 5,7 tahun depan menjadi 6,5 tahun depannya lagi. Bisa naik menjadi 7 koma seperti tadi yang saya sampaikan, satu demi satu akan bisa kita selesaikan. Tetapi sekali lagi bahwa yang namanya tantangan, bahwa yang namanya hambatan, yang namanya kekurangan-kekurangan itulah yang akan menjadi pekerjaan besar kita seperti tadi kemiskinan.
Yang kedua masalah yang berkaitan dengan korupsi. Posisi kita masih ada disini di ASEAN, kalah dengan Singapura, kalah dengan Malaysia, kalah dengan Filipina kalah dengan Sri Lanka, kalah dengan Thailand. Ada persepsi begitu. Ini tugas berat kita. Tetapi juga harus meyakini kita harus mampu mengatasi hal itu. Kemudian tantangan kita juga masalah narkoba. Hati-hati, sekarang setiap hari ada kurang lebih 50 generasi kita yang meninggal karena narkoba. 50 per hari, bukan per bulan. Kalau per tahun kalikan 360. Ada 18.000 meninggal karena narkoba. Ada 4,5 juta yang harus direhabilitasi, 4,5 juta. Pada tahun-tahun kemarin kita hanya mampu merehabilitasi 18.000 per tahun ini. Tahun ini aaya targetkan langsung 5 kali minimal 100.000, minimal harus bisa direhabilitasi, tahun depan target kita 400 kalau tidak kalah dengan kecepatan. Tetapi kita juga harus yakin itu bisa diselesaikan. Hukumnya harus tegas, eksekusinya juga harus tegas, anak-anak setuju tidak pengedar narkoba dihukum mati?
(Setuju)
Benar?
(Benar)
Itu masih menjadi hukum positif kita dan yang mengeksekusi terhukum mati itu bukan Presiden, tetapi pengadilan. Presiden hanya dimintai grasi, dimintai pengampunan dan sudah Saya sampaikan tidak ada pengampunan untuk pengedar narkoba. Tidak ada pengampunan Saya sampaikan untuk pengedar narkoba. Presiden tidak akan memberikan grasi atau pengampunan untuk pengedar narkoba. Setuju tidak?
(Setuju)
Bagaimana kamu memberikan ampunan? 50 orang generasi kita meninggal setiap hari, 18.000 meninggal setiap tahun, ada 4,5 juta orang harus direhabilitasi karena narkoba. Kalau Saya bilang tidak. Tidak ada pengampunan-pengampunan seperti itu. Kemudian yang lain juga saya sampaikan. Saya lupa jangan ada yang coba-coba untuk mengintervensi kedaulatan hukum kita, kedaulatan politik kita masalah eksekusi mati narkoba ini. Tidak. Ini adalah kedaulatan hukum kita.
Kemudian hal-hal yang berkaitan dengan kekayaan alam kita yang dicuri yang namanya illegal fishing. Pencurian ikan yang sudah berpuluh-puluh tahun dibiarkan. Saya melihat itu. Saya bilang tidak, Ini harus diselesaikan. Ada 7.000 kapal yang hampir 90% itu illegal, mencuri ikan-ikan kita. Baik di perairan Papua, perairan di Maluku, perairan di NTT, di sebelah utara NTT, di Sulawesi sebelah Utara dan lain-lain. Tiap hari dicuri dan setahun kita kehilangan kurang lebih, Saya juga kaget ada hitung-hitungan sebesar itu, 300 triliun hilang gara-gara dicuri ikan kita. Mau ikan-ikan kita dicuri terus menerus? Mau?
(Tidak)
Inilah juga yang harus dihentikan, harus dihentikan sekarang. Setelah ditenggelamkan seperti ini baru semua orang berpikir bahwa kita serius. Yang mencuri sekarang juga berhenti, mereka tahu kita sekarang serius menangani ini. Dan terus masih kita tenggelamkan, seminggu yang lalu juga masih ada yang ditenggelamkan hanya saja saja tidak diberitakan di media massa, terus kita lakukan. Karena ini adalah kekayaan Negara, kekayaan bangsa kita, dan juga illegal logging, pencurian-pencurian kayu. Ini juga harus kita hentikan, berhenti, ini juga kekayaan sumber alam kita. Biar nanti akan kalian kelola sebaik-baiknya jangan sampai habis tidak untuk kesejahteraan rakyat tetapi habis dicuri.
Oleh sebab itu peran-peran kelestarian lingkungan baik di laut, baik di hutan, baik dimanapun ini sangat diperlukan sekali. Berkaitan dengan penanaman mangrove, terumbu karang harus dijaga. Ini adalah kekayaan alam kita yang Negara lain tidak memiliki itu. Karena dengan kekuatan inilah kita nanti akan menjadi sebuah Negara yang besar. Meskipun sekarang kita juga Negara besar, Negara yang disegani Negara yang punya martabat, Negara yang punya harga diri di mata Negara yang lain, di mata internasional. Oleh sebab itu peran-peran kita diplomasi kita terus kerjakan.
Dan saya selalu minta, karena kita adalah Negara besar, Saya selalu minta kalau duduk di pertemuan-pertemuan internasional itu tempat duduknya juga harus sebagai Negara besar. Seperti kemarin di APEC, lihat tidak kemarin? Duduknya disini Presiden Rusia Putin, di sini Presiden China, Presiden Xi Jinping, di sini ada Presiden Indonesia, Presiden Jokowi, di sini ada Presiden Amerika, Presiden Obama. Ini menunjukkan dari duduknya saja, menjunjukkan bahwa kita ini Negara besar, bukan di pinggir-pinggir, tidak mau saya. Mau tidak kalau di pinggir? Saya tidak mau, Saya minta duduknya di sini.
Kelihatan kita ini Negara besar, bahwa masih ada kekurangan bahwa masih ada tantangan harus diatasi diperbaiki oleh pemimpin-pemimpin kita. Dan kita adalah Negara yang dalam proses untuk menuju tangga yang terbaik sehingga betul-betul menjadi sebuah Negara yang besar. Fondasi Utamanya apa? Sumber daya manusia. Siswa-siswi semuanya, kalian semuanya karena nanti mulai tahun 2025 kita akan mempunyai konsep demografi yang Negara lain tidak punya. Tetapi kalau tidak kita siapkan dari sekarang bisa menjadi masalah. Tetapi kalau kita siapkan akan menjadi sebuah ini kekuatan yang besar. Itu tugas bersama, bukan hanya tugas Presiden, bukan hanya tugas Menteri, tetapi tugas kita semuanya sebagai rakyat, sebagai bangsa.
Apa yang harus disiapkan anak-anak untuk ini? Menguasai teknologi, punya wawasan global, punya ketrampilan, tetapi juga tidak hanya pintar tetapi juga harus didukung oleh soft skill yang baik. Didukung oleh integritas yang baik, didukung oleh kejujuran yang baik, didukung oleh disiplin yang baik, didukung oleh etika yang baik. Tanpa itu jangan berharap kita mempunyai kualitas sumber daya manusia yang baik.
Didukung oleh percaya diri yang baik. Kita ini kalau sudah ketemu dengan Negara yang lain, apalagi degan bule, jadi tidak pede. Pede saja, sama-sama makan saja kok, makanan kita juga sama, mirip-mirip lah. Kita ini kalau ketemu, mungkin karena lama dijajah dulu mungkin, tidak perlu kita minder, tidak perlu kita tidak percaya diri. Harus yakin kalau kita lebih pandai, lebih pintar dari mereka. Anak-anak seperti yang Saya sampaikan tadi harus percaya diri punya integritas, punya kejujuran etika, tidak hanya pintar saja. Itu diperlukan di masa yang akan datang. Saya kira itu sedikit yang bisa Saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
(Humas Setkab)