MP3EI Mantapkan Konektivitas NTB
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), yang genap berusia satu tahun pada bulan pada bulan Mei 2013, menjadi andalan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai rumusan penggerak roda perekonomian nasional .
Melalui program ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi yang pesat bagi Indonesia sehingga pada 2025 diharapkan tercapai pendapatan per kapita 14.250-15.500 dolar AS, dengan nilai total perekonomian berkisar 4,0 triliun4,5 triliun dolar AS.
Saat ini nilai total perekonomian Indonesia ada di kisaran 770 miliar dolar AS dengan pendapatan per kapita di kisaran 3.000. dolar AS Target-target tersebut digenjot melalui skema yang melibatkan mitra swasta.
Ada 22 jenis kegiatan yang dibidik, mulai dari pertanian, infrastruktur hingga pertambangan. Wilayah Indonesia bagian timur dan Sumatera termasuk yang sangat dipacu pertumbuhannya. Misalnya membangun bandara di Lombok, menetapkan areal seluas 1.200 hektare (ha) di Lombok bagian selatan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Nasional, membangun jalan dan pelabuhan trans-Maluku,serta membangun jalan tol dan jalur kereta api di Sumatera.
Mantapkan Konektivitas NTB
Gubernur NTB Zainul Majdi, ketika tampil di acara coffee break TV One, mengatakan,Pasca ditetapkannya NTB bersama Bali dan NTT masuk dalam Koridor V MP3EI, konektivitas transportasi baik darat, laut dan udara di NTB berkembang cukup signifikan. Sehingga, dengan adanya konektivitas tersebut makin memantapkan NTB sebagai pintu gerbang pariwisata dan ketahanan pangan nasional.
Gubernur melanjutkan Jika dikomparasikan antara sebelum dan sesudah MP3EI, jalan nasional kita sekitar 74 persen kondisi mantap. Sekarang hampir 100 persen sudah mantap. Jalan provinsi dulu sekitar 44 persen, sekarang sudah 66 persen sudah mantap. Jadi memang sebelum MP3EI dan pasca MP3EI itu ada perubahan dari sisi kualitas infrastruktur kita. Semuanya itu menunjukkan bahwa konsep MP3EI untuk NTB menurut saya cukup berhasil,
NTB bersama Bali dan NTT ditetapkan pada Koridor V MP3EI sebagai pintu gerbang pariwisata dan ketahanan pangan nasional. Seperti diketahui bersama, daerah Sunda kecil yakni NTB, Bali dan NTT sangat indah dan sangat terkenal akan pariwisatanya. Dari sisi pendukung pangan nasional, daerah ini memiliki potensi yang sangat besar baik untuk tanaman pangan dan peternakan. Sehingga untuk mengembangkan dua potensi ini memang sangat tepat tiga provinsi ini diletakkan bersama-sama di koridor V MP3EI.
Gubernur menjelaskan, beberapa indikator menunjukkan bahwa konsep MP3EI di NTB cukup berhasil. Pertama, akses transportasi udara, pascaoperasional Bandara Internasional Lombok (BIL) yakni melalui Bandara Selaparang sebelumnya hanya tujuh rute ke NTB baik dalam negeri maupun luar negeri. Tetapi sejak operasional BIL meningkat menjadi 10 rute penerbangan baik dalam dan luar negeri. Selain itu, dulu hanya dilayani delapan maskapai saja tetapi saat ini sudah 11 maskapai. Dulu 26 flight perhari sekarang sudah 38 flight perhari,jelasnya.
Ditambahkan, pertumbuhan jumlah penumpang melalui BIL juga cukup bagus rata-rata sudah mencapai 20 persen per tahun.Ini menunjukkan bahwa perkembangan setelah MP3EI itu sangat signifikan untuk transoptasi udara,tambahnya.
Untuk transportasi laut, aktivitas bongkar muat barang dan jasa di Pelabuhan Lembar saat ini sudah cukup padat. Pelabuhan Lembar ini menghubungkan NTB dengan Bali melalui Pelabuhan Padangbai. Dalam waktu 50 menit sudah ada penyeberangan kapal. Kemudian dari sisi volume barang yang dibongkar di pelabuhan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 908 ribu ton menjadi 3,4 juta ton saat ini.
Awalnya, dikhawatirkan ketika BIL operasional, akan berpengaruh pada volume penumpang yang memanfaatkan jasa penyeberangan melalui Pelabuhan Lembar tujuan Padangbai (Bali). Namun faktanya, di Pelabuhan Lembar aktivitas meningkat juga di BIL naik signifikan.
Karena itu, keterhubungan atau konektivitas itu memang mutlak harus betul-betul mantap baik di wilayah NTB maupun menghubungkan NTB dengan luar. Oleh karena itu, konektivitas sarana transportasi baik udara, darat dan laut itu menjadi program prioritas kita untuk dibenahi selama 2008-2013,tegas Gubernur.
NTB memiliki tiga bandara yakni BIL, Bandara Salahudin Bima dan Bandara Brang Biji Sumbawa Besar. Sementara untuk transportasi laut terdapat delapan pelabuhan.
Untuk transportasi udara, Pemprov NTB sedang mengupayakan untuk perpanjangan runway BIL dari 2.750 meter menjadi 3.000 meter sehingga dapat didarati pesawat boeing 747. Sedangkan untuk Bandara Salahudin Bima runway nya akan diperpanjang dari 1.600 meter menjadi 2.100 meter sehingga dapat didarati pesawat boeing 737.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Syah, MM, M.TP, mengatakan ada dua strategi yang dikembangkan untuk peningkatan sarana prasarana transportasi udara yang ada, memperluas konektivitas dan meningkatkan kapasitas bandar udara.
Untuk beberapa tahun ke depan adalah perpanjangan runway dua bandara yakni BIL dan Salahudin Bima. Kita juga mengejar untuk membuka rute-rute penerbangan internasional Hongkong, Perth dan Singapura karena demand cukup tinggi, jelasnya.
(Ramos/Keasdepan Ekonomi Makro, Keuangan dan Ketahanan Pangan)