Optimalisasi Pembangunan Tol Laut Untuk Memperkuat Sistem Logistik Kelautan Nasional
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) di Beijing, Tiongkok, mengajak kepada para pemimpin dunia dan para CEO perusahaan multinasional untuk berinvestasi di Indonesia dengan menawarkan beberapa proyek, diantaranya adalah pembangunan jalan baru sepanjang 2.000 km, pembangunan 24 pelabuhan baru dan perbaikan pelabuhan lama, pembangunan 10 bandara baru dan perbaikan bandara yang sudah ada, pembangunan 20 bendungan pada kurun waktu 2014-2019, pembangunan proyek pembangkit listrik sebesar 35 ribu mega watt pada kurun waktu 2014-2019, dan pembangunan jalur rel kereta api. Selanjutnya dalam forum tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga berjanji akan memberi kemudahan dalam berinvestasi di Indonesia.
Proyek yang ditawarkan Presiden Jokowi tersebut, merupakan wujud dari pelaksanaan visi dan misinya yang terkait dengan pembangunan tol laut. Menurut Presiden Jokowi, pembangunan tol laut akan dimulai pada bulan November 2014 dan ditargetkan selesai dalam jangka waktu 3-4 tahun. Dengan dibangunnya tol laut tersebut, maka akan terbangun transportasi massal dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia, percepatan pembangunan dan mempermudah distribusi barang, serta mempelancar konektivitas dan memperkuat jaringan logistik antar negara dan antar pulau.
Merealisasikan janji yang ditawarkan Presiden Jokowi pada pertemuan APEC tersebut, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Andrinof Chaniago menyebutkan, bahwa Pemerintah akan segera menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan pembebasan lahan yang selama ini menjadi kendala utama pembangunan infrastruktur serta perizinan satu atap termasuk menjadikan BKPM sebagai sentral proses perizinan dengan waktu kerja paling lama 15 hari.
Sedang Menteri Koordinator Bidang Maritim Indroyono Soesilo menjelaskan, bahwa tol laut akan dibangun mulai dari Belawan, Surabaya, Makassar, sampai Sorong untuk memperkuat konektivitas dan sistem logistik dengan nilai investasi mencapai 6,8 miliar dollar AS hingga 7 miliar dollar AS. Pembangunan tol laut membutuhkan dukungan infrastruktur pelabuhan baru dan perluasan 20 lebih pelabuhan. Dari pelabuhan tersebut akan disiapkan 5 pelabuhan besar/utama (raksasa) sebagai bagian dari jaringan tol laut, yakni Medan, Surabaya, Jakarta, Makassar, dan Sorong.
Masih menurut Indroyono, dengan memperkuat 5 pelabuhan tersebut, maka kapal-kapal besar akan mudah dimobilisasi, sehingga akan mempelancar konektivitas dan memperkuat jaringan logistik antar negara dan antar pulau. Selain memperbesar 5 pelabuhan utama, Indroyono juga mengatakan, bahwa Pemerintah berencana membangun 23 pelabuhan penghubung (feeder) di Indonesia, dan menargetkan 50 juta pelayaran yang melintasi Indonesia pada tahun 2017 yang dimaksudkan untuk mengefisienkan pergerakan barang dari pulau satu ke pulau lainnya menuju pelabuhan utama.
Selanjutnya Indroyono juga menegaskan, bahwa Pemerintah akan mempersiapkan segala infrastruktur untuk menunjang pembangunan tol laut, seperti listrik dan alat pengangkut kontainer, namun hingga saat ini proses tersebut masih dalam tahap nogosiasi dengan investor.
Pencapaian visi dan misi Presiden Jokowi dengan mewujudkan pembangunan tol laut sebagai upaya, antara lain memperlancat konektivitas dan memperkuat jaringan logistik, merupakan langkah nyata yang sejalan dengan salah satu strategi utama Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025. Dalam Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang MP3EI dimuat ketentuan bahwa salah satu syarat keberhasilan pembangunan berkelanjutan adalah dengan percepatan konektivitas antar wilayah di Indonesia.
Mengingat orientasi Pemerintah yang baru berbeda, yaitu ke pertanian, kedaulatan pangan, di seluruh infrastruktur selain ketransportasi laut dengan berbasis rel sebagaimana disampaikan Presiden ke-7 kepada wartawan di Balai Kota tanggal 5 September 2014, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Yusuf Kalla berencana memodifikasi program MP3EI yang diperhitungkan dengan modal senilai Rp. 4.100 triliun.
Dengan berjalannya proyek tol laut diharapkan dapat lebih menghidupkan perekonomian diseluruh Nusantara. (Keasdepan Bidang Industri, UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan, Deputi Bidang Perekonomian)