2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, Industri Terus Tumbuh dan Serap Jutaan Tenaga Kerja

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 26 Oktober 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 23.004 Kali
Menperin Airlangga Hartarto bersama Menteri BUMN Rini Soemarno saat tampil dalam Press Briefing “2 Tahun Kerja Nyata Pemerintahan Jokowi-JK”, di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (25/10) siang. (Foto: Rahmad/Humas)

Menperin Airlangga Hartarto bersama Menteri BUMN Rini Soemarno saat tampil dalam Press Briefing “2 Tahun Kerja Nyata Pemerintahan Jokowi-JK”, di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (25/10) siang. (Foto: Humas/Rahmat)

Sektor industri telah menyumbang 18,33 persen dari Penerimaan Domestik Bruto pada triwulan II tahun 201. Selain itu, sebanyak 76 persen ekspor Indonesia berasal dari sektor industri. Sebesar 43 persen investasi baik PMA dan PMDM juga berasal dari sektor industri. Selain itu, sebanyak 13.492.776 tenaga kerja bekerja di sektor industri.

“Dari tenaga kerja, industri besar sudah mempekerjakan 4.001.827 tenaga kerja, yang sedang 703.664 tenaga kerja, yang kecil 2.322.891 tenaga kerja, dan yang mikro 6.464.394 tenaga kerja,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto pada acara Press Briefing “2 Tahun Kerja Nyata Pemerintahan Jokowi-JK”, di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (25/10) siang.

Menurut Menperin, industri pangan dan industri farmasi akan menjadi prioritas bagi pengembangan industri ke depan. Hal ini karena selain mempunyai nilai tambah tinggi, industri-industri jenis tersebut mempunyai pasar domestik yang begitu luas.

Selain itu, Kemenperin juga akan fokus mengembangkan industri tekstil, alat transportasi, elektronika dan telematika, pembangkit energi, barang modal dan jasa industri, hulu agro, logam dasar dan bahan galian, kimia dasar berbasis migas dan batubara, serta IKM, kerajinan, dan industri kreatif.

Lebih lanjut Menperin Airlangga Hartarto menjelaskan perkembangan industri menengah dan besar yang meliputi sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika (ILMATE); industri kimia, tekstil, dan aneka (IKTA); serta sektor industri agro.

Ia menyebutkan, pada periode 2014-2016, sektor ILMATE tumbuh sebanyak 633 unit baik baru maupun perluasan. Total nilai investasinya sebesar Rp75,15 triliun dari PMA dan PMDN dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 85.554 orang.

Sementara di sektor IKTA, pada periode 2015-2016 sebanyak 890 unit baik baru maupun perluasan. Sedangkan, total nilai investasinya sebesar Rp 235,50 triliun (PMA dan PMDN) dan penyerapan tenaga kerjanya sebanyak 377.646 orang.

“Di sektor industri agro, periode 2014-2016, tumbuh sebanyak 66 unit baik baru maupun perluasan.  Total nilai investasinya sebesar Rp72,41 triliun dari PMA dan PMDN. Sedangkan, penyerapan tenaga kerjanya sebanyak 21.502 orang,” sambung Airlangga.

Khusus investasi industri smelting, Menperin merinci, hingga saat ini jumlah investor telah mencapai 23 perusahaan dengan total nilai investasi sebesar 12,2 miliar dolar AS, yang menjalankan sebanyak 25 proyek pembangunan di 17 Kabupaten/Kota yang tersebar di sembilan provinsi.

Adapun untuk kawasan industri, menurut Menperin, hingga tahun 2016 telah dibangun sebanyak 73 kawasan industri. Beberapa kawasan yang saat ini memiliki progress signifikan dalam pembangunannya, antara lain Kawasan Industri Sei Mangke di Sumatera Utara yang difokuskan pada pengembangan oleo chemical, Kawasan Industri Dumai di Riau dan Kawasan Industri Berau di Kalimantan Timur yang dibangun menjadi Palm Oil Green Economic Zone (POGEZ), serta Kawasan Industri Palu di Sulawesi Tengah untuk pengembangan industri minyak atsiri. (RMI/ES)

Berita Terbaru