2014 Sudah Rp2.604 Triliun, Seskab: Utang Sekarang Rp3.667 Triliun, Kecil Sekali

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 24 Juli 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 21.747 Kali
Seskab Pramono Anung menjawab pertanyaan wartawan usai sidang kabinet paripurna, di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/7) siang. (Foto: Agung/Humas)

Seskab Pramono Anung menjawab pertanyaan wartawan usai Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/7) siang. (Foto: Agung/Humas)

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menilai pertumbuhan utang pemerintah RI sebenarnya kecil sekali. Ia mengingatkan, bahwa 3 (tiga) tahun lalu tepatnya akhir tahun 2014, utang pemerintah RI sudah mencapai Rp2.604,93 triliun. Sementara sekarang, pada April 2017 itu, utang pemerintah tumbuh menjadi Rp3.667,41 triliun.

“Untuk membayar utang saja setiap tahun itu Rp250 triliun. Jadi kalau 3 tahun, tambah utangnya itu sudah Rp750 triliun, untuk membayar utangnya saja. Nah, sekarang ini kisarannya adalah sekitar Rp3.600 triliunan, jadi sebenarnya utangnya kecil sekali pemerintah ini,” kata Pramono kepada wartawan usai Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/7) siang.

Masalah utang pemerintah ini, diakui Seskab Pramono Anung perlu dijelaskan kepada publik. Ia menjelaskan, ketika Joko Widodo (Jokowi) menjadi Presiden, utangnya itu sudah Rp2.700 triliun. Kemudian setiap tahunnya harus membayar utang.

“Enggak ngapa-ngapain saja itu Rp250 triliun. Artinya, selama 3 tahun menjadi Rp750 triliun.  “Nah, tinggal dijumlahkan saja sekarang berapa yang diutang oleh pemerintah,” ujar Pramono Anung.

Namun demikian, Seskab mengakui pemerintah pasti akan melakukan penghematan, meski tetap harus fokus pada pembangunan infrastruktur.

“Jadi intinya begini, karena tahun 2018 sudah mau memasuki tahun politik, tentunya anggaran itu betul-betul harus fokus, harus terkonsentrasi, dan juga penghematan perlu dilakukan, efisiensi perlu dilakukan,” tutur Seskab.

Ditambahkan Seskab, bahwa Presiden Jokowi dalam arahannya juga meminta kepada para menteri untuk bisa menjelaskan apa yang menjadi persoalan yang dihadapi oleh pemerintah pada saat ini.

Ia menegaskan, bahwa pemerintah untuk tahun 2018 meyakini, kalau semuanya bisa dijaga, maka ekonomi akan bisa tumbuh 5,3-5,4 persen.

Mengenai fokus APBN 2018, menurut Seskab, tetap di bidang infrastruktur, pengentasan kemiskinan, kemudian juga yang berkaitan dengan kementerian dan lembaga supaya disparitas itu mengecil gini rasionya.

Pemulihan Ekonomi

Senada dengan Seskab, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pada RAPBN 2018 pemerintah akan tetap menjaga dari sisi pemulihan ekonomi. Oleh karena itu, penerimaan pajak maupun dari keseimbangan belanjanya akan dibuat, agar momentum pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.

“Fokus dari Bapak Presiden supaya kita tidak bekerja secara rutin. Jadi, dalam hal ini perencanaan harus makin diperbaiki, agar kalau kita melakukan anggaran belanja betul-betul bisa dipakai karena beliau juga mengatakan bahwa setiap belanja itu berarti kalau kita mengambil pajak harus segera kembali ke masyarakat sehingga bisa manfaatnya dipakai oleh masyarakat,” tutur Sri Mulyani. (FID/AGG/ES)

 

 

Berita Terbaru