3 Kapal Asing Pencuri Ikan Sudah Ditenggelamkan di Perairan Anambas
Tiga kapal asing berbendera Vietnam yang mencuri ikan di perairan Indoesia, yaitu KG 90433. ATS 005; KG 94366 TS. ATS 006; dan KG 94266 TS. ATS 012, Jumat (5/12) kemarin, telah ditenggelamkan di perairan Anambas, Kepulauan Riau, oleh TNI AL bersama-sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla).
Proses penenggelaman ketiga kapal itu dimulai pukul 10.20 WIB, diawali dengan penembakan menggunakan senjata mesin dari jarak 200 meter dari atas Kapal Negara (KN) Bintang Laut milik Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), Kapal Pemerintah (KP) Ketipas dan KP Napoleon milik Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda Widodo menjelaskan, ketiga kapal Vietnam itu didorong dari pulau Tarempa setelah ditangkap beberapa hari lalu. Kami dorong kapal tersebut 3 mil dari pulau Tarempa. Di eksekusi di wilayah laut dengan kedalaman 45-60 meter. Penembakan dari jarak 200 meter, terangnya.
Hadir dalam penenggelaman ketiga kapal itu antara lain Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla Laksdya D.A. Mamahit, Kapuspen TI Mayjen M. Fuad Basya, dan beberapa pejabat Pemkab Anambas.
Tidak Main-Main
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui fapage facebooknya Kamis (4/12) mengemukakan, pesan dari penenggelaman ini adalah Indonesia tidak main-main dalam tindakan tegas Illegal Fishing. Kita harus mengamankan lautan kita dari penjarahan pihak asing, tegasnya.
Presiden Jokowi menegaskan, bahwa di darat, di laut, dan di udara wilayah Indonesia adalah kedaulatan Republik Indonesia. Karena itu, tiap jengkal wilayah-nya adalah kehormatan bangsa ini.
Seperti peribahasa Jawa yang kerap diucapkan Bung Karno soal kedaulatan bangsa ini : Sadumuk Bathuk Sanyari Bumi Ditohi Pati, sejengkal wilayah dibela dengan taruhan nyawa karena itulah kehormatan kita, tutur Jokowi.
Presiden mengingatkan, bahwa bangsa ini lahir dari sikap patria, sikap mencintai tanah air, mencintai Indonesia tanpa syarat. Cinta itulah yang kemudian menjadi kewajiban bangsa ini menjaga Indonesia di hari ini untuk masa depan yang lebih jaya dan terhormat, tukasnya. (*/ANT/ES)