Bertemu Para Blogger, Presiden Jokowi Berharap Lebih Banyak Tulisan Yang Memberi Optimisme

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 13 Desember 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 30.322 Kali
Presiden Jokowi berbincang santai dengan para blogger yang sering menulis di Kompasiana, di Istana Negara, Jakarta, Sabtu (12/12)

Presiden Jokowi berbincang santai dengan para blogger yang sering menulis di Kompasiana, di Istana Negara, Jakarta, Sabtu (12/12)

Saat bertemu dengan seratusan blogger yang sering menulis di Kompasiana, di Istana Negara, Jakarta, Sabtu (12/12), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan harapannya agar agar para blogger lebih banyak lagi menulis suatu tulisan yang memberi rasa optimimse kepada publik.  “Tulisan-tulisan yang menyadarkan pentingya integritas, pentingnya kejujuran harus ditumbuhkan,” pintanya.

Presiden memberi contoh ketika ekonomi melambat, sebenarnya semua negara mengalami perlambatan. Bahkan beberapa negara besar di dunia seperti Rusia mengalami pertumbuhan yang minus. Tidak jarang presiden atau perdana menteri dari suatu negara yang bertanya kepada presiden bagaimana negara sebesar Indonesia mempunyai pertumbuhan 4,8 persen.  turun dari 5 ke 4,8 jurusnya apa. “Tapi di kita sendiri banyak yang menulis resesi, anjlok,” ungkap  Presiden.

Menurut Presiden Jokowi, dirinya anti berbicara hal-hal yang negatif, dan pesimis. “Saya ingin menjadikan sebuah kendala itu sebagai tantangan yang harus kita rampungkan. Bisa kita hadapi kalau kita bersatu,” tuturnya.

Presiden menegaskan, untuk membangun negara kita, kita harus menumbuhkan trust atau kepercayaan untuk mendatangkan investor karena kita berjualan kepercayaan. “Presiden dibilang gila, presiden sarap, presiden koppig, saya tidak apa-apa. Tapi jangan menjelekkan negara kita sendiri, jangan menjelekkan pemerintah,” kata Presiden.

Mengubah Indonesia

Diakui oleh Presiden Jokowi, bahwa untuk mengubah cara kerja, pola pikir, kebiasaan, tradisi-tradisi yang sudah lama menuju ke sesuatu yang baru memang tidak mudah. Hal ini dialami Presiden ketika dirinya menjadi Walikota Solo. “Tahun ketiga baru bisa, tapi tidak mencapai 60 persen membangun sistemnya, tapi tidak bisa semuanya,” ungkapnya.

Saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Presiden Jokowi mengaku elah berusaha membangun e-budgeting, tapi tidak berhasil dan diteruskan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama. “Tahun pertama gagal. Sistem ini merupakan keinginan masyarakat dan ini harus segera ada perubahan. Faktanya tidak segampang itu,” kata Presiden.

Sebenarnya, kata Presiden, mengubah Indonesia adalah mengubah sistemnya.  “Sistem akan menjadikan orang terbiasa, terbiasa akan menjadikan orang sebuah kebiasaan dan menjadikan sebuah budaya, sebuah etos,” ujar Presiden.

Presiden menjelaskan kenapa dirinya sering turun ke lapangan adalah untuk mengontrol langsung pekerjaan. Hal ini dijalankan oleh Presiden karena setiap kali ke lapangan akan mendapat informasi tambahan yang tidak mungkin diterimanya seandainya tidak turun ke lapangan. “Dengan ke lapangan akan memperkaya masalah dan problem sehingga membangun sistemnya akan lebih tepat,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyanggupi permintaan blogger Kompasiana yang ingin turut serta dalam kunjungan kerja Presiden ke daerah dengan menggunakan pesawat Kepresidenan Indonesia-1. “Kami akan menulis dari sisi lain, berbeda dengan wartawan yang berasal dari media,” ucap salah satu blogger.

Presiden pun meminta Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki untuk mengikutsertakan dua orang blogger. “Yang menentukan siapa terserah. dua dulu, siapa nanti kita tentukan,” kata Presiden.

(TKP/ES)

 

Berita Terbaru