Bunga KUR Sudah 9%, Presiden Jokowi Minta Masyarakat Tidak Lagi Pinjam Uang ke Rentenir

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 11 April 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 38.613 Kali
Presiden Jokowi berdialog dengan Petani Bawang di Brebes, Jawa Tengah, Senin (11/4) (Foto: Humas/Agung)

Presiden Jokowi berdialog dengan Petani Bawang di Brebes, Jawa Tengah, Senin (11/4) (Foto: Humas/Agung)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat yang ingin berusaha, ada peluang untuk meminjam modal ke BRI, BNI, dan bank swasta. Ia menyebutkan, sekarang yang namanya Kredit Usaha Rakyat (KUR) bunganya tidak 22% tapi 9% per tahun. Bahkan  BPD (Bank Pembangunan Daerah) 7%.

“Silakan ngantri, jangan pinjam ke renternir lagi, sudah disiapkan hanya 9%, 7% itu. Artinya per bulan nggak ada 1%. Kecil sekali itu, gunakan,” kata Presiden Jokowi saat meluncurkan Program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat, di Terminal Agrobisnis, desa Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin (11/4) siang.

Jika ada yang mempersulit untuk mendapatkan KUR, Presiden Jokowi meminta masyarakat untuk menyampaikan. “Kalau yang mempersulit, tahu sendiri. Kita nggak ada waktu lagi untuk urus yang sulit-sulit. Ganti copot, taruh yang baru, yang mau bekerja untuk rakyat,” tegasnya.

Adapun soal bibit, Presiden mengaku sudah mendengar masalah ini. Untuk itu ia minta Dinas Pertanian di daerah untuk menyelesaikannya. Kalau tidak bisa menyelesaikan, Presiden meminta agar dilaporkan ke Kementerian Pertanian supaya hal-hal seperti ini jangan menjalar kemana-mana.

“Yang namanya hama, yang namanya penyakit tanaman harus cepat diselesaikan sebelum melebar kemana-mana,” tutur Presiden.

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi menekankan pentingnya memperhatikan masalah yang berkaitan dengan pasca panen. Menurut Presiden, ini problem-problem dari dulu sampai sekarang yang tidak bisa terselesaikan dengan baik, padahal anggarannya ada. Ia menunjuk contoh di Brebes, kalau pas musim kayak gini bawangnya bisa harga mahal, Rp30-35 ribu/kg. Di pasar harganya Rp48-50 ribu. Namun, konsumennya teriak-teriakan kemahalan.

Oleh sebab itu, kata Presiden, saat panen raya harus ada yang menampung, gudang yang menampung atau storage yang menampung. Kalau ada swasta, Presiden mempersilakan, kalau tidak ada BUMN (Badan Usaha Milik Negara) harus siap.

“Sekarang sudah kita bagi BUMN, pokoknya 9 bahan pokok sekarang tanggung jawabnya BUMN. Misalnya, beras, jagung, kedelai bulog. Perpresnya udah keluar bulan yang lalu. Kemudian daging ada lagi RNI, PPI, semuanya harus tanggung jawab sehingga rakyat berproduksi ini ada yang menampung,” papar Presiden Jokowi seraya mengingatkan, jangan sampai berproduksi panennya banyak harganya jatuh. Ongkos produksinya Rp20 ribu,  dijual hanya Rp15 ribu.

Tampak hadir dalam acara peluncuran Program Sinergi Aksi Untuk Ekonmi Rakyat itu antara lain Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Ferry M. Baldan. (DID/ES)

Berita Terbaru