Hadapi Persaingan, Presiden Jokowi Dorong Koperasi Saling Bergabung
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kembali mengenai persaingan global. Ia mengatakan, persaingan yang saat ini terjadi tidak lagi dalam skala kecil, namun sudah dalam skala besar seperti antarnegara dan wilayah.
“Saya ingin mengingatkan betul, agar kita sadar betul bahwa kita sudah masuk kepada persaingan global. Bukan antarindividu, bukan antarkabupaten, bukan antarprovinsi, tetapi sudah antarnegara. Belum nanti persaingan antarkawasan dengan blok-blok perdagangannya,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya pada Puncak Peringatan Hari Koperasi Nasional ke-69 Tahun 2016, di halaman Kantor Gubernur Jambi, Kamis (21/7) siang.
Terkait dengan hal itu, Presiden meminta agar semua koperasi di Indonesia untuk berbenah diri. Untuk itu, Presiden Jokowi menyarankan agar kepada para pelaku usaha koperasi di Indonesia untuk saling bergabung, sehingga akan membuat sebuah usaha memiliki skala ekonomi yang tinggi.
“Negara saja bergabung kok, ya kan? Uni Eropa bergabung, TPP bergabung, RCEP bergabung, ASEAN bergabung. Kalau kita dan koperasi yang kecil tidak bergabung, akan jadi apa kita?” kata Presiden seraya mengutip laporan Menteri Koperasi dan UKM, bahwa ada 212 ribu koperasi di Indonesia, tapi yang aktif hanya 150 ribu. Berarti sekitar 62 ribu tidak aktif.
“Ini potret yang harus kita sampaikan apa adanya. Tapi kita harus memperbaiki, harus dibenahi,” ungkap Presiden.
Dengan bergabungnya para pelaku usaha koperasi ke dalam satu kesatuan, lanjut Presiden, maka akan diperoleh kemudahan pembiayaan dari pihak perbankan. Selain itu, rencana bisnis juga akan lebih mudah untuk dibuat.
“Dapatnya kalo pinjam tidak hanya Rp20 juta, karena bareng-bareng pinjamnya bisa seperti korporasi, Rp2 triliun-Rp3 triliun. Ini yang bisa efisien dan bisa bersaing,” jelas Presiden.
Adaptasi
Pada bagian awal sambutannya, Presiden Jokowi menyinggung perkembangan teknologi yang begitu cepat sebagai tantangan utama bagi gerakan koperasi di era digital seperti sekarang ini.
Menurut Presiden, tantangan tersebut haruslah disambut oleh para pelaku usaha koperasi di Indonesia dan beradaptasi dengannya agar mampu memenangkan persaingan.
“Ini adalah tantangan bersama, utamanya di hari koperasi ini, inilah tantangan utama gerakan koperasi di era milenium. Oleh sebab itu, kita perlu beradaptasi dan mereformasi koperasi kita,” ucap Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo.
Adaptasi terhadap segala perkembangan teknologi yang begitu cepat, lanjut Presiden, mutlak diperlukan. Presiden menunjuk contoh, saat ini terjadi pergeseran mengenai bagaimana orang berjualan dan bertransaksi.
“Orang jualan tidak lagi di mall, lalu mall akan jadi apa? Tidak ada yang bisa diperkirakan, karena semua online store di negara lain, tidak hanya di Indonesia, sudah bergerak begitu cepat. Itu akan menjadi malapetaka kalau kita tidak bisa beradaptasi dengan cepat,” tutur Presiden.
Di penghujung pengantarnya, Presiden berharap para pelaku usaha benar-benar mau bergotong-royong menyongsong persaingan global. Sebab, menurutnya, gotong royong adalah cerminan dari ekonomi nasional.
“Ekonomi yang benar adalah ekonomi Pancasila. Ekonomi yang betul adalah ekonomi gotong royong. Hanya melaksanakannya seperti apa ini yang harus dimodifikasi dan dicarikan cara agar bisa berkompetisi di lapangan,” tegasnya disambut tepuk tangan hadirin.
Hadir dalam acara tersebut di antaranya Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang,Menkop dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Seskab Pramono Anung, Menkominfo Rudiantara, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno. (BPMI/ES)