Jadi Contoh Kota Lain, Presiden Jokowi Pantau Pengeboran Bawah Tanah MRT Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 23 Desember 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 60.474 Kali
Presiden Jokowi didampingi sejumlah menteri melihat pengeboran terowongan MRT, di Stasiun Senayan, Jakarta, Rabu (23/12) pagi

Presiden Jokowi didampingi sejumlah menteri melihat pengeboran terowongan MRT, di Stasiun Senayan, Jakarta, Rabu (23/12) pagi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melihat langsung mesin bor bawah tanah Antareja, proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menembus Stasiun Senayan Jakarta, Rabu (23/12) pagi. Pengeboran fase pertama ini sudah mulai beroperasi sejak bulan September 2015 dari titik awal Patung Pemuda Senayan.

“Muternya pelan ya? Itu air apa?,” kata Jokowi saat melihat langsung penggalian terowongan MRT di Stasiun Senayan, Jakarta, Rabu (23/12) pagi.

Dirut MRT Dono Bustami, menjelaskan jika air yang keluar dari ujung mesin bor merupakan busa. Fungsinya membuat tanah menjadi lunak sehingga mudah dikeruk.

Perihal putaran mesin bor yang pelan, Dono juga menjelaskan jika hal tersebut karena setelah pengeboran, bagian belakang mesin bor langsung dibuat pondasi agar struktur tanah disekitarnya terjaga.

Jokowi mengaku terus memantau perkembangan pembangun MRT walaupun ini merupakan tanggung jawab dari gubernur DKI Jakarta. Dirinya mengharapkan proyek MRT Jakarta ini bisa segera selesai, dan menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia yang ingin membangun MRT di wilayahnya.

“Saya setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, saya terus memantau pembangunan MRT ini. Meskipun ini juga menjadi tanggung jawabnya gubernur DKI Jakarta, tapi setiap hari, setiap minggu setiap bulan terus saya ikuti. Karena saya ingin pembangunan MRT ini nantinya bisa dijadikan contoh bagi kota-kota lain di Indonesia yang ingin membangun kereta bawah tanahnya,” kata Jokowi dalam keterangan persnya.

Penyelesaian proyek MRT Jakarta koridor Selatan Utara fase 1 (Lebak Bulus- Bundaran HI) secara keseluruhan telah mencapai sekitar 36%. Dengan rincian secara garis besar, untuk pekerrjaan proyek pada struktur layang telah menyelesaikan 22% dan struktur bawah tanah sebesar 50% (data per 30 November).

“Kita bisa lihat pada pagi hari ini , ini stasiun Senayan yang kita lihat di bawah tanah luasnya seperti ini. Dan kita harapkan nanti stasiun-stasiun yang lainnya juga akan segera diselesaikan,” kata Presiden Jokowi seraya menyebutkan, bahwa setiap hari mesin bor ini bisa melakukan pengeboran antara 8 – 12 meter per hari kira-kira (8-10 meter).

Pekerjaan konstruksi yang tengah dilakukan saat ini antara lain pekerjaan pembuatan pondasi kolom jalur dan stasiun layang, pekerjaan pembangunan struktur boks stasiun bawah tanah, pekerjaan pembuatan jalur bawah tanah dan pekerjaan konstruksi depo MRT.

Mesin Tunnel Borring Machine (TBM) Bor Antareja melakukan penggalian ke depan dan langsung diikuti dengan pemasangan segmen terowongan berupa potongan-potongan precast dengan lebar 1,5 meter membentuk ring di belakangnya.

“Tadi saya sudah mendapatkan angka-angka, jadi selama 93 hari ini sudah mencapai 327 meter pengeborannya. Dan kita harapkan nantinya pengeboran ini akan selesai pada tahun 2016 akhir seluruhnya sudah, umpanya sudah jadi,” kata Jokowi.

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi sempat menanyakan kepada wartawan tentang pendapat mereka setelah melihat langsung di bawah tanah. “Cepat, pak, nanti tidak perlu keluar negeri,” jawab salah seorang wartawan.

Presidenjuga menjelaskan kemungkinan kota-kota besar lain yang ingin membangun transportasi massal dibawah tanah karena ketersidaan lahan terbatas.

“Tapi ini yang sudah dimulai itu LRT di Palembang, saya belum ke sana, tapi sudah di mulai. Nantinya di Surabaya juga akan dibuat LRT, pakai Trem. Beda-beda, bisa saja kota yang lain minta kereta bawah tanah karena lahan diatas tanah tidak mencukupi,” papar Jokowi.

Saat melakukan peninjauan itu, Presiden  Jokowi didampingi oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri PPN/Bappenas Sofyan Djalil dan Wakil Gubernur DKI Djarot Saifullah, serta Dirut MRT Dono Bustami. (FID/OJI/ES)

Berita Terbaru